Warga di 13 kota di Cina kini ditempatkan ke dalam karantina massal menyusul ancaman wabah virus corona. Virus mematikan itu menyebar cepat, setidaknya empat negara sudah melaporkan kasus penularan, termasuk Singapura.
Iklan
Pemerintah Karantina Wuhan Akibat Corona
Jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru 2019-nCoV melonjak lebih dari 500, dan angka kematian tercatat 17 orang, Rabu (22/1). Kini pemerintah kota Wuhan menutup kota dengan menghentikan transportasi publik.
Pemerintah kota Wuhan, di provinsi Hubei, Cina, kini mengambil langkah menutup kota, dan menghentikan semua layanan transportasi publik, termasuk kereta super cepat dari dan ke kota yang jadi tempat tinggal 11 juta orang itu. Foto: Ibu dan anak mengenakan masker ketika berada di jalanan kota Wuhan, 22 Januari 2020.
Foto: Getty Images/Stringer
Semua kasus berujung kematian berasal dari Wuhan
Hari Rabu (22/1), Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional Li Bin menyatakan kepada wartawan, semua kasus kematian terjadi di Wuhan. Foto: Orang-orang mengenakan masker ketika menunggu di stasiun kereta api Hankou, 22 Januari 2020.
Foto: Getty Images/X. Chu
Belum terbukti sebagai "super spreader"
Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional, Li Bin mengatakan belum ada bukti bahwa virus ini adalah "super spreader", yang artinya menginfeksi secara tidak proporsional dibanding virus lainnya. Tapi ihal tu jadi target penelitian. Foto: Seorang pekerja medis mengukur suhu tubuh seorang penumpang kereta di stasiun Hankou, Wuhan, 22 Januari 2020.
Foto: picture-alliance/Xinhua/X. Yijiu
Disebarkan lewat pernapasan
Virus Corona disebarkan lewat pernapasan, dan ada kemungkinan penyakit bermutasi serta menyebar lebih jauh, demikian Li Bin. Komisi penanganan juga mengumumkan langkah untuk meredam penyebaran, mengingat tahun baru Imlek jatuh pekan ini, dan warga banyak yang bepergian. Antara lain desifeksi dan ventilasi pelabuhan udara, stasiun kereta api dan pusat perbelanjaan. Foto: Ambulans di Wuhan.
Foto: Getty Images/X. Chu
Serupa dengan SARS
Korona virus tipe baru ini menyulut ketakutan karena serupa dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang juga diawali di Cina, dan menyebabkan kematian hampir 800 orang antara 2002 dan 2003. Foto: Seorang staf bandar udara mengecek suhu tubuh penumpang yang meninggalkan Wuhan dari pelabuhan udara internasional Tianhe, Selasa, 21 Januari 2020.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Dake Kang
Sudah ditemukan di luar Cina
Selain kasus yang sudah ditemukan di AS, Pemerintah Administrasi Khusus Cina di Makau juga melaporkan menemukan kasus infeksi paru-paru akibat virus sama Rabu kemarin. Orang yang terinfeksi sebelumnya jadi turis di Wuhan. Kasus serupa juga diidentifikasikan di Taiwan, Filipina, Thailand, Jepang, Korea Selatan, bahkan Meksiko. (Sumber: Reuters, AP, AFP; Ed.: ml/hp)
Foto: Getty Images/X. Chu
6 foto1 | 6
Riuh jalan raya dan aktivitas niaga yang biasanya memenuhi pusat kota Wuhan kini berubah sunyi dan mencekam. Toko-toko dan pusat perbelanjaan tutup. Masker wajah diwajibkan bagi semua orang. Bandar udara dan stasiun kereta berhenti beroperasi. Tidak seorangpun ingin beraktivitas di ruang publik kecuali petugas kesehatan dan aparat keamanan.
Pada hari ke-24 sejak otoritas Cina memberikan peringatan bahaya wabah virus korona di Wuhan 31 Desember silam, kini sudah 13 kota dan 41 juta penduduk ditempatkan di bawah karantina massal. Sedikitnya 26 orang meninggal dunia, dan lebih dari 800 pasien masih dirawat di rumah sakit.
Di pinggir kota Wuhan, otoritas kesehatan membangun rumah sakit darurat berkapasitas 1.000 tempat tidur. Alat-alat berat, termasuk 35 ekskavator dan 10 buldoser, dilaporkan tiba di lokasi pada Kamis (23/2) malam. Selambatnya pada Senin pekan depan rumah sakit tersebut sudah harus siap beroperasi, lapor Reuters.
Saat ini seisi negeri disiagakan menghadapi wabah corona. Pemerintah membatalkan semua perayaan Imlek. Kota Terlarang dan taman hiburan Disneyland memutuskan tutup untuk meminimalisir potensi wabah.
Di Wuhan, sebuah rumah sakit yang disambangi oleh kantor berita AFP dibanjiri pasien yang disambut oleh petugas berbaju pelindung lengkap. Setiap pasien wajib menjalani pemeriksaan suhu tubuh. "Saya mengalami demam dan batuk," kata seorang pria berusia 35 tahun. "Saya takut saya terinfeksi," imbuhnya.
Wabah corona merambat jelang Imlek yang biasanya ditandai dengan tradisi pulang kampung, Peristiwa tahunan yang sering dijuluki sebagai migrasi manusia terbesar di dunia itu mempersulit upaya otoritas Cina memasung penyebaran virus. Tercatat sekitar tiga miliar manusia berpindah tempat selama musim Chunyun yang berlangsung 40 hari, sebelum dan sesudah tahun baru.
"Tahun ini kami mengalami Imlek yang sangat menakutkan. Orang-orang tidak pergi ke luar karena bahaya virus," kata seorang supir taksi di Wuhan tanpa menyebutkan nama.
Tanpa ada vaksin atau obat yang ampuh mengusir virus corona, tradisi pulang kampung jelang Imlek di Cina diyakini akan menjadi mimpi buruk bagi pemerintah. Menurut Pusat Pengendalian Wabah Penyakit di Beijing, virus corona ditularkan melalui udara, ketika pengidap mengalami bersin atau batuk.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum akan mendeklarasikan status Darurat Kesehatan Global (PHIEC) yang membuka keran pendanaan untuk meredam penyebaran wabah. Alasan yang diberikan Komite Darurat IHR adalah lantaran wabah baru ditemukan di Cina, belum menyebar ke negara lain.
Namun saat ini sejumlah negara sudah melaporkan kasus infeksi virus corona pada warganya atau wisatawan asing yang tiba dari Cina.
Singapura
Setidaknya tiga orang terkonfirmasi mengidap virus corona di Singapura. Kementerian Kesehatan sebelumnya memastikan pihaknya menemukan 44 kasus dugaan penularan, 13 di antaranya telah terbukti negatif, tiga lainnya dinyatakan telah tertular.
Sebagai langkah preventif pemerintah juga menghubungi keluarga dan teman ketiga pasien untuk mencegah penyebaran virus pada lingkungan terdekat.
Pemerintah Karantina Wuhan Akibat Corona
Jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru 2019-nCoV melonjak lebih dari 500, dan angka kematian tercatat 17 orang, Rabu (22/1). Kini pemerintah kota Wuhan menutup kota dengan menghentikan transportasi publik.
Pemerintah kota Wuhan, di provinsi Hubei, Cina, kini mengambil langkah menutup kota, dan menghentikan semua layanan transportasi publik, termasuk kereta super cepat dari dan ke kota yang jadi tempat tinggal 11 juta orang itu. Foto: Ibu dan anak mengenakan masker ketika berada di jalanan kota Wuhan, 22 Januari 2020.
Foto: Getty Images/Stringer
Semua kasus berujung kematian berasal dari Wuhan
Hari Rabu (22/1), Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional Li Bin menyatakan kepada wartawan, semua kasus kematian terjadi di Wuhan. Foto: Orang-orang mengenakan masker ketika menunggu di stasiun kereta api Hankou, 22 Januari 2020.
Foto: Getty Images/X. Chu
Belum terbukti sebagai "super spreader"
Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional, Li Bin mengatakan belum ada bukti bahwa virus ini adalah "super spreader", yang artinya menginfeksi secara tidak proporsional dibanding virus lainnya. Tapi ihal tu jadi target penelitian. Foto: Seorang pekerja medis mengukur suhu tubuh seorang penumpang kereta di stasiun Hankou, Wuhan, 22 Januari 2020.
Foto: picture-alliance/Xinhua/X. Yijiu
Disebarkan lewat pernapasan
Virus Corona disebarkan lewat pernapasan, dan ada kemungkinan penyakit bermutasi serta menyebar lebih jauh, demikian Li Bin. Komisi penanganan juga mengumumkan langkah untuk meredam penyebaran, mengingat tahun baru Imlek jatuh pekan ini, dan warga banyak yang bepergian. Antara lain desifeksi dan ventilasi pelabuhan udara, stasiun kereta api dan pusat perbelanjaan. Foto: Ambulans di Wuhan.
Foto: Getty Images/X. Chu
Serupa dengan SARS
Korona virus tipe baru ini menyulut ketakutan karena serupa dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang juga diawali di Cina, dan menyebabkan kematian hampir 800 orang antara 2002 dan 2003. Foto: Seorang staf bandar udara mengecek suhu tubuh penumpang yang meninggalkan Wuhan dari pelabuhan udara internasional Tianhe, Selasa, 21 Januari 2020.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Dake Kang
Sudah ditemukan di luar Cina
Selain kasus yang sudah ditemukan di AS, Pemerintah Administrasi Khusus Cina di Makau juga melaporkan menemukan kasus infeksi paru-paru akibat virus sama Rabu kemarin. Orang yang terinfeksi sebelumnya jadi turis di Wuhan. Kasus serupa juga diidentifikasikan di Taiwan, Filipina, Thailand, Jepang, Korea Selatan, bahkan Meksiko. (Sumber: Reuters, AP, AFP; Ed.: ml/hp)
Foto: Getty Images/X. Chu
6 foto1 | 6
Singapura yang terhubung erat dengan Cina lewat jalur udara mencatat angka penumpang yang tinggi antara kedua negara. Sejak awal pemerintah sudah mengambil langkah pencegahan, antara lain dengan menebar pos pemeriksaan di bandar udara Changi.
Ketiga pasien yang tertular virus corona tiba di Singapura dari Cina, lapor The Straits Times.
Vietnam
Kantor berita pemerintah melaporkan dua warga negara Cina mengidap virus corona usai berpergian ke Wuhan. Sang ayah yang baru tiba dari Cina menularkan virus mematikan tersebut kepada putranya yang tinggal di ibu kota Ho Chi MInh,
Kini kedua pasien dikarantina oleh otoritas kesehatan Vietnam. "Kementerian Kesehatan akan terus mengawasi penumpang di bandar udara Nha Trang dan Danang yang menampung sebagian besar pernerbangan dari Cina," kata Wakil Menteri Kesehatan Nguyen Truong Son dalam sebuah surat pernyataan.
Pada Kamis malam (23/01) Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam (CAAV) menghentikan semua penerbangan antara Wuhan dan Vietnam, serta memerintahkan semua bandar udara domestik untuk menyiapkan pos pemeriksaan guna mendeteksi penumpang yang tertular sejak dini.
Adapun hampir semua operator wisata Vietnam mengabarkan telah membatalkan semua rencana perjalanan dari dan ke Wuhan.
Thailand
Sejauh ini pemerintah mengungkapkan empat kasus penularan. Yang terakhir menimpa seorang wisatawan asal Cina yang tiba di Bangkok. Enambelas penumpang lain yang duduk berdekatan dengan pasien ikut diperiksa. Saat ini kondisi pasien diklaim stabil dan akan dipulangkan dari rumah sakit dalam beberapa hari ke depan.
Serupa negara lain, pemerintah Thailand memperketat pengawasan di empat bandar udara utama, yakni Suvarnabhumi, Don Meuang, Phuket dan Chiang Mai sejak 3 Januari silam. Dari 19,480 penumpang dan awak pesawat yang tiba dari Wuhan, sebanyak 12 individu sempat diinapkan di dalam karantina. Delapan di antaranya saat ini sudah dibebaskan.
Kementerian Kesehatan di Bangkok memastikan pihaknya memiliki kapasitas untuk mencegah terjadinya wabah virus corona di Thailand.
Selain ketiga negara, virus corona juga sudah dipastikan tiba di Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.
Indonesia
Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Menteri Kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona sekaligus meningkatkan kesiagaan. Hal itu menanggapi kasus penyebaran virus tersebut yang telah dikonfirmasi di sejumlah negara Asia Tenggara.
"Yang paling penting, kita waspada, hati-hati. Saya sudah perintahkan ke Menteri Kesehatan untuk diawasi secara detail," ujarnya di Istana Negara, pada Jumat (24/01).
Sebagai langkah preventif, pemerintah telah memperketat pengawasan di bandara untuk mendeteksi dan memantau suhu tubuh penumpang dalam rangka pemeriksaan awal.
"Kita juga sudah siap mengecek dengan scanner setiap kedatangan dari luar, siapapun, yang kita perkirakan kemungkinan besar terjangkit (virus) ini," kata Presiden.
rzn/vlz (rtr, ap, afp, dpa)
8 Virus Paling Berbahaya
Virus tetap jadi ancaman kesehatan bagi manusia. Walaupun ilmuwan sudah berhasil temukan vaksin untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman. Berikut 8 virus yang paling berbahaya.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Corona SARS-CoV-2
Virus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi. Virus corona menyebar cepat ke seluruh dunia, menjadi pandemi yang mematikan. Hingga akhir Juli 2021, sedikitnya 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta meninggal akibat Covid-19.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Marburg
Virus paling berbahaya adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.
Foto: picture alliance/dpa
Ebola
Ada lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston. Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.
Foto: picture-alliance/NIAID/BSIP
HIV
Virus ini adalah salah satu yang paling mematikan di jaman modern. Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker. (Gambar: ilustrasi partikel virus HIV di dalam darah.)
Foto: Imago Images/Science Photo Library
Dengue
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut. Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpa
Hanta
Virus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya. Hanta berasal dari nama sungai dimana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.
Foto: REUTERS
H5N1
Berbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen. Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.
Foto: AP
Lassa
Seorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut. (Sumber tambahan: livescience, Ed.: ml)