1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikTaiwan

Cina: Kebijakan Tsai Ing-wen Bahayakan Taiwan

12 April 2023

Pemerintah Cina menuduh Presiden Tsai Ing-wen menyeret Taiwan menuju “badai laut,” sebagai respons terhadap kunjungannya ke Amerika Serikat. Tsai sebaliknya bertekad lindungi kebebasan dan demokrasi dari ancaman Cina.

Tsai Ing-wen
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wenFoto: Taiwan Presidential Office/AP/picture alliance

Lawatan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ke Amerika Serikat, Guatemala dan Belize baru-baru ini berbuntut panjang. Usai menggelar latihan militer di Selat Taiwan akhir pekan silam, Cina kini menuduh Tsai mengambil langkah riskan.

"Tsai Ing-wen membawa bahaya ke Taiwan. Dia sepenuhnya berpihak kepada Amerika Serikat, mendorong Taiwan ke arah badai laut,” tulis juru bicara badan urusan Taiwan di Cina (TAO), Zhu Fenglian, Rabu (12/04).

Zhu mengklaim latihan militer di Selat Taiwan adalah "peringatan serius terhadap kolusi dan provokasi oleh kekuatan separatis dan asing untuk kemerdekaan Taiwan.”

Tsai kembali ke Taiwan sehari sebelum latihan militer Cina digelar. Dia mengabarkan lawatannya berhasil mengamankan dukungan bagi Taiwan dalam konflik dengan jiran raksasa tersebut.

"Melalui kunjungan ini, kita mengirimkan pesan ke dunia internasional bahwa Taiwan bertekad melindungi kebebasan dan demokrasi, yang telah mendapat pengakuan dan dukungan dari mitra-mitra demokratis kita,” kata Tsai ketika menjamu anggota parlemen Kanada di Taipei.

"Berhadapan dengan berlanjutnya ekpansionisme otoriter, menjadi lebih penting bagi negara-negara demokrasi untuk bersatu," imbuhnya. 

Eskalasi di langit

Sementara itu, Cina dikabarkan berniat menutup wilayah udara di utara Taiwan antara 16 hingga 18 April. Rencana tersebut dibenarkan empat pejabat Cina secara anonim kepada Reuters, tanpa merinci alasan penutupan.

Salah seorang sumber Reuters mengklaim larangan terbang akan berdampak pada setidaknya 60 persen penerbangan antara Asia Timur Laut dan Asia Tenggara, serta penerbangan antara Taiwan dengan Korea Selatan, Jepang dan Amerika Utara.

Menurut OPSGROUP, lembaga konsultasi risiko penerbangan di AS, pengumuman zona larangan terbang oleh Cina, pada Agustus 2022 silam, menciptakan gangguan pada jadwal penerbangan dan memaksa sebagian pilot untuk mengangkut bahan bakar ekstra. 

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya "masih melakukan pemeriksaan" terhadap rencana zona larangan terbang, yang "bisa juga melibatkan aktivitas antariksa, termasuk peluncuran satelit," di luar latihan militer.

Kemenhan di Taipei juga melaporkan telah mendeteksi 35 pesawat militer dan delapan kapal perang Cina di sekitar Taiwan pada Rabu. Manuver militer Cina berlanjut meski latihan militer di Selat Taiwan resminya berakhir Senin (10/04).

Sebanyak 14 pesawat, antara lain lima jet tempur Su-30, dikabarkan melanggar batas negara yang membelah Selat Taiwan. Penetrasi wilayah teritorial Taiwan oleh Cina berlangsung secara reguler sejak Agustus 2022, ketika ketua Kongres AS saat itu, Nancy Pelosi, melakukan kunjungan simbolik ke Taipei.

Hingga kini, Cina menolak mengakui garis perbatasan dengan Taiwan.

rzn/hp (rtr,afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait