Cina Laporkan Kematian Keempat Akibat Virus Corona
21 Januari 2020
Pemerintah Cina sebut virus corona jenis baru dapat menyebar dari manusia ke manusia. Untuk cegah penyebaran virus, otoritas Australia gunakan alat pemindai suhu di bandara bagi penumpang pesawat yang datang dari Wuhan.
Iklan
Pihak berwenang Cina mengonfirmasi telah ada empat orang yang meninggal akibat terinfeksi virus corona jenis baru di pusat kota Wuhan, Cina. Dalam pernyataan tertulis Komisi Kesehatan Kota Wuhan, disebutkan seorang pria berusia 89 tahun, meninggal pada Minggu (19/1), akibat terinfeksi virus corona jenis baru. Ia juga disebut menderita penyakit jantung koroner.
Dalam pernyataan terpisah, dilaporkan sebanyak 15 pekerja medis terinfeksi pneumonia, dengan satu orang dalam keadaan kritis. Total sudah ada 217 kasus yang terjadi akibat virus corona jenis baru ini, sejak wabah mulai menyebar pertama kali pada Desember 2019.
Virus yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan ini telah menyebar ke Beijing dan Shanghai. Kasus-kasus orang terinfeksi virus ini juga sudah dideteksi di luar Cina, seperti di Korea Selatan, Thailand dan Jepang. Penyebaran virus ini terjadi bertepatan jelang waktu liburan terbesar Cina. Ratusan ribu orang diprediksi akan berpergian untuk merayakan Tahun Baru Cina (Imlek) di akhir pekan ini.
Bandara Australia gunakan pemindai suhu
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas kondisi krisis penyebaran virus yang kini telah menyebar ke luar Cina.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mencuit di Twitternya bahwa rapat diadakan untuk menentukan apakah virus corona jenis baru ini merupakan peristiwa darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Rapat ini juga diadakan untuk menentukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk menangani penyebaran virus.
Otoritas Australia mengumumkan pada Selasa (21/1), akan menempatkan alat pemindai suhu bagi penumpang pesawat yang datang dari Wuhan, Cina untuk mencegah penyebaran virus.
Kepala petugas medis Australia, Brendan Murphy mengatakan bahwa langkah memindai suhu tubuh penumpang baru sebatas perlindungan.
‘’Anda tidak dapat sepenuhnya mencegah penyebaran penyakit ke Negara ini. Masa inkubasinya mungkin satu minggu,’’ ujar Murphy kepada wartawan di Canberra, Australia.
‘’Ini tentang mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi (terinfeksi virus) dan memastikan mereka mengetahui tentang itu dan bagaimana mendapat penanganan medis.’’
Jumlah wisawatan yang mengunjungi Australia tercatat paling banyak dari Cina, dibandingkan dengan negara lain. Ada lebih dari satu juta orang yang tiba di Australia dari Cina pada tahun 2019.
pkp/gtp (Reuters, AFP)
8 Virus Paling Berbahaya
Virus tetap jadi ancaman kesehatan bagi manusia. Walaupun ilmuwan sudah berhasil temukan vaksin untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman. Berikut 8 virus yang paling berbahaya.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Corona SARS-CoV-2
Virus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi. Virus corona menyebar cepat ke seluruh dunia, menjadi pandemi yang mematikan. Hingga akhir Juli 2021, sedikitnya 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta meninggal akibat Covid-19.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Marburg
Virus paling berbahaya adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.
Foto: picture alliance/dpa
Ebola
Ada lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston. Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.
Foto: picture-alliance/NIAID/BSIP
HIV
Virus ini adalah salah satu yang paling mematikan di jaman modern. Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker. (Gambar: ilustrasi partikel virus HIV di dalam darah.)
Foto: Imago Images/Science Photo Library
Dengue
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut. Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpa
Hanta
Virus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya. Hanta berasal dari nama sungai dimana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.
Foto: REUTERS
H5N1
Berbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen. Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.
Foto: AP
Lassa
Seorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut. (Sumber tambahan: livescience, Ed.: ml)