Cina Luncurkan Rudal, Giliran Taiwan Gelar Latihan Perang
9 Agustus 2022
Seorang juru bicara Korps Angkatan Darat ke-8 Taiwan mengatakan bahwa latihan hari Selasa (09/08) sudah dijadwalkan sebelumnya dan bukan merupakan respons atas serangkaian latihan militer Cina.
Iklan
Angkatan bersenjata Taiwan memulai latihan artileri tembakan langsung pada Selasa (09/08), sebagai bentuk simulasi pertahanan pulau itu, kata seorang wartawan AFP di lokasi latihan.
Lou Woei-jye, juru bicara Korps Angkatan Darat ke-8 Taiwan, membenarkan bahwa latihan militer telah dimulai di wilayah selatan Pingtung, ditandai dengan tembakan suar dan artileri target, selama satu jam. Saat meriam terakhir ditembakkan, tentara Taiwan terdengar meneriakkan "misi selesai!"
Pekan lalu, Cina meluncurkan latihan perang terbesarnya di sekitar Taiwan sebagai tanggapan keras atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei. Taiwan hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus Cina, yang memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Latihan yang dilakukan militer Taipei, berlangsung pada Selasa (09/08) dan Kamis (11/08), mencakup pengerahan ratusan tentara dan sekitar 40 howitzer. Lou mengatakan pada Senin (08/08) latihan itu sudah dijadwalkan dan bukan merupakan tanggapan atas latihan perang Cina.
Menengok Kamp Pelatihan Unit Angkatan Laut Paling Elit Taiwan
Diterima di unit elit Pengintaian dan Patroli Amfibi Taiwan (ARP) sama sulitnya dengan menjadi pasukan SEAL Angkatan Laut Amerika Serikat. Para kandidat harus lolos ujian dan pelatihan berat selama beberapa pekan.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Tangguh seperti pasak baja
Program pelatihan bagi mereka yang ingin bergabung dengan unit angkatan laut elit Taiwan berlangsung selama 10 minggu. Tahun ini, 31 peserta lolos tes untuk mengikuti program ini, tetapi hanya 15 orang yang akan diterima. Di pangkalan angkatan laut Zuoying di Taiwan selatan, tubuh dan jiwa benar-benar diuji — satu latihan mengharuskan peserta tidur di atas beton yang dingin.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Disiram air dingin
Setelah menghabiskan sepanjang hari di laut, peserta pelatihan disiram dengan air dingin. Lelah dan gemetar, mereka berdiri di dermaga. Tujuan dari kamp pelatihan ini adalah untuk menempa para peserta mengembangkan kemauan yang kuat. Tidak peduli seberapa sulit misi mereka, kesetiaan terhadap rekan-rekan mereka, dan angkatan laut harus teguh.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Latihan berat di pantai
Yu Guang-Cang ikut dalam latihan di pantai. Sepintas terlihat seperti latihan senam bis. Namun, sebetulnya peserta melakukan latihan berat, mulai dari "long march" hingga berjam-jam dan latihan di dalam air. Instruktur mereka memiliki reputasi sebagai orang yang tegas tanpa kompromi. Waktu istirahat pendek dan jarang. Sering kali hanya ada waktu untuk minum seteguk dan ke toilet.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Cat perang
Seorang peserta pelatihan berjuang melawan kelelahan saat dia diolesi cat kamuflase. Semua peserta ikut secara sukarela. Kebanyakan ingin menguji coba batas ketangguhannya. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mensimulasikan tantangan berat perang. Komandan angkatan laut mengharapkan, para peserta dapat difungsikan ketika keadaan menjadi sangat gawat.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Hanya semangat baja yang lulus
Para kandidat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di laut atau kolam renang. Mereka harus belajar menahan napas untuk waktu yang cukup lama, berenang dengan peralatan tempur lengkap, dan menyerbu pantai dari laut. Sering kali untuk aksinya kaki dan tangan mereka diikat. Latihan ini bukan untuk mereka yang cengeng.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Mendekati batas peregangan
Para peserta tidak hanya harus lulus tes kekuatan dan daya tahan, mereka juga menghadapi beberapa latihan peregangan ekstrem. Ou Zhi-Xuan yang berusia 25 tahun menangis kesakitan saat dia diregangkan mendekati batas kelenturan. Jika ada yang melawan instruktur saat berada di bawah tekanan berat, mereka segera dikeluarkan dari program ARP.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Dihina dan dilecehkan
Tentu saja, para kandidat harus berlatih sambil mengenakan perlengkapan tempur. Mereka harus menghadapi semburan pelecehan dan penghinaan dari instruktur unit elit angkatan laut. Pesrta mendapat istirahat satu jam setiap enam jam. Selama waktu ini, mereka harus makan, biasanya bawang putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendapatkan bantuan medis, pergi ke toilet, dan tidur.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Jalan berbatu menuju surga
Latihan terakhir disebut "jalan menuju surga." Peserta pelatihan harus mengatasi rintangan yang unik. Mereka dipaksa untuk merangkak, praktis telanjang, di jalan berbatu, dan melakukan push-up, meskipun mereka sudah lelah dari minggu-minggu sebelumnya. "Saya tidak takut mati," kata salah satu peserta pelatihan, Fu Yu, 30 tahun.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Diberi selamat dengan bunyi lonceng
Xu De-Yu menandai akhir dari kamp pelatihan ARP dengan membunyikan lonceng. Dia adalah salah satu yang "beruntung" lulus ujian. "Tentu saja, kami sama sekali tidak akan memaksa siapa pun, semua orang ada di sini secara sukarela," tegas instruktur Chen Shou-lih, 26. Pesannya kepada para peserta: "Kami tidak akan menyambut Anda bergabung begitu saja, hanya karena Anda ingin datang." (rs/as)
Foto: ANN WANG/REUTERS
9 foto1 | 9
Presiden Biden sebut tidak khawatir provokasi Cina
Latihan militer itu dilakukan setelah Cina memperpanjang serangkaian gelar pasukan di sekitar wilayah Taiwan, tetapi AS berharap tidak ada eskalasi atas konflik kedua negara.
Iklan
"Saya tidak berpikir mereka (Cina) akan melakukan sesuatu yang lebih,” kata Biden kepada wartawan di Pangkalan Angkatan Udara Dover.
Menjelang latihan hari Selasa (09/08), Taipei mengutuk Beijing karena melanjutkan latihan militernya di sekitar pulau itu. "Provokasi dan agresi Cina telah merusak status quo Selat Taiwan dan meningkatkan ketegangan di kawasan itu," kata Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Sementara itu, militer Cina merilis video pada pekan lalu yang menunjukkan seberapa dekat pesawat tempur Cina dari pesisir Taiwan. Rudal-rudal balistik Cina, menurut laporan media pemerintah Beijing, juga ditembakkan hingga melintasi wilayah ibu kota Taipei selama latihan pekan lalu.
Skala dan intensitas latihan Cina telah memicu kemarahan Amerika Serikat dan negara demokrasi lainnya. Namun, Beijing pada hari Senin (08/08) membela tindakannya sebagai tindakan "tegas, kuat, dan sesuai" untuk aksi provokasi Amerika.
"(Kami) hanya mengeluarkan peringatan kepada para pelaku," juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan pada pengarahan rutin, seraya menjanjikan Cina akan "dengan tegas menghancurkan ilusi otoritas Taiwan untuk mendapatkan kemerdekaan melalui AS."