Presiden Interpol Meng Hongwei, yang menghilang dalam perjalanannya ke Cina, ternyata dikatakan sedang diinterogasi atas tuduhan menerima suap. Istri Meng khawatir nyawa suaminya dalam bahaya.
Iklan
Presiden Kepolisian Internasional (Interpol) Meng Hongwei, yang hilang pada akhir September, sedang diselidiki untuk penyuapan dan kejahatan lainnya, demikian diumumkan Kementerian Keamanan Cina pada hari Senin (08/10).
Meng dituduh "menerima suap dan diduga melanggar hukum," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. Meng juga dikatakan diselidiki karena "keinginannya sendiri dan karena telah membawa masalah pada dirinya sendiri."
Meng, seorang pejabat keamanan senior di Cina serta Presiden Interpol pertama dari Cina, telah hilang sejak 25 September ketika sedang dalam perjalanan ke negara asalnya.
Pada hari Minggu (07/10), Badan Anti-korupsi Cina mengatakan bahwa "Wakil Menteri Keamanan Publik Meng Hongwei saat ini sedang diselidiki oleh Komisi Pengawas Nasional atas dugaan pelanggaran hukum," tanpa menyebutkan tuduhannya.
Jurus Cina Bungkam Brunei dalam Konflik Laut Cina Selatan
Brunei yang sedang mengalami resesi membutuhkan aliran dana investasi dan mendapati Cina sebagai juru selamat. Namun pertautan kedua negara bukan tak beriak. Beijing mengharapkan balasan yang setimpal.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Han Guan
Akhir Kejayaan Minyak
Selama berpuluh tahun warga Brunei menikmati kemakmuran tak berbatas berkat produksi minyak berlimpah. Namun kemakmuran tersebut tidak bertahan lama. Pasalnya cadangan minyak Brunei bakal pupus dalam dua dekade ke depan. Negeri kesultanan itu pun dilanda resesi sejak tiga tahun terakhir dan terpaksa memangkas berbagai subsidi.
Foto: picture-alliance/dpa
Resesi Tanpa Henti
Tidak heran jika laju pertumbuhan ekonomi Brunei merangkak di kisaran 0,6% pada 2016 silam dan bahkan anjlok menjadi minus 2,7% pada 2017. Pondasi ekonomi yang terlalu bergantung pada pemasukan dari sektor migas menjadi petaka ketika harga minyak dunia menukik tajam sejak beberapa tahun terakhir.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Ekonomi Terpusat di Ujung Hayat
Menurut analis pasar tenaga kerja, warga Brunei cendrung menginginkan pekerjaan di pemerintahan, perusahaan pelat merah atau industri minyak. Tapi justru ketiganya sedang babak belur. Akibatnya angka pengangguran meroket tajam. Kondisi ini memaksa Sultan Hassanal Bolkiah mencari sumber duit baru.
Foto: picture alliance/landov/Z. Jie
Cina Menggeser Arab
Biasanya Brunei melirik negara-negara Arab untuk mencari investasi. Namun kali ini Sultan Hasanah Bolkiah melirik poros ekonomi baru dan mendapati Cina sebagai juru selamat. Sejak beberapa tahun terakhir Beijing aktif menyuntikkan dana untuk perekonomian Brunei yang tengah lesu.
Foto: Imago/Xinhua/J. Wong
Gerbang Investasi
Ketika Citibank hengkang setelah mengawal investasi asing untuk Brunei selama 41 tahun, Bank of China justru membuka cabang di Bandar Seri Begawan. Kehadiran bank pelat merah itu diharapkan menjadi pintu masuk aliran dana investasi langsung dari Tiongkok. Sejauh ini Cina telah menginevatasikan 4,1 miliar USD di Brunei.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ralston
Berharap Pada Duit Tiongkok
Investasi Cina mencakup berbagai sektor, mulai dari industri pertanian dan makanan, energi dan perikanan. Menurut klaim pemerintah, aliran dana investasi dari Tiongkok akan menciptakan 1.600 lapangan kerja baru dan menopang sekitar 5.000 lapangan kerja di sektor pendukung seperti logistik dan perbankan.
Foto: Fotolia/philipus
Pertaruhan Bolkiah di Utara
Pertautan itu bukan tak beriak. Sultan Bolkiah banyak membisu ihwal konflik di Laut Cina Selatan. Sikap gamang Brunei dinilai merupakan hasil dari strategi Cina mendekati negara kecil di ASEAN terkait klaim teritorial Beijing. Padahal kawasan laut yang diperebutkan diyakini mengandung cadangan energi dalam jumlah besar, sesuatu yang dibutuhkan Brunei buat menjamin kemakmuran warganya di masa depan
Tajam Diplomasi Xi
Sejak Xi Jinping memegang jabatan Sekretaris Jendral PKC 2012 silam, Beijing aktif menggunakan 'diplomasi buku cek' terhadap negara-negara ASEAN untuk mengamankan klaimnya di Laut Cina Selatan. Selain Brunei, Cina juga aktif menanam investasi di Malaysia, Laos dan Kamboja. Harapannya dengan meningkatnya kebergantungan ekonomi, ASEAN akan sulit menyatukan suara dalam konflik Laut Cina Selatan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Han Guan
8 foto1 | 8
Interpol kemudian mengatakan Meng mengundurkan diri sebagai presiden organisasi polisi internasional dengan segera. Interpol menunjuk Kim Jing Yang dari Korea Selatan sebagai kepala Interpol ad interim.
Pesan dalam bentuk pisau
Sebelumnya, istri Meng mengatakan kepada wartawan di kota Prancis, Lyon, di mana markas Interpol berada, ia khawatir nyawa suaminya dalam bahaya.
Dalam komentar publik pertamanya tentang hilangnya suaminya secara misterius, Grace Meng mengatakan bahwa suaminya mengirim gambar pisau sebelum dia hilang. Dia mengatakan pisau itu adalah caranya untuk mengatakan padanya bahwa dia dalam bahaya.
Grace Meng mengatakan kepada wartawan bahwa dia terakhir mendengar dari suaminya pada 25 September saat ia mengirim gambar pisau, empat menit setelah dia mengirim pesan yang mengatakan, "Tunggu telepon saya." Tetapi telepon itu tidak pernah datang.
Istri Meng meminta para jurnalis untuk tidak menunjukkan wajahnya karena takut akan keselamatannya sendiri dan keselamatan kedua anaknya.
vlz/ts (AFP, AP, Reuters)
Kuburan Sepeda Warna-Warni di Cina
Gagasan awalnya adalah sebuah prakarsa ramah lingkungan: Berbagi sepeda atau bike sharing. Tapi kota-kota besar di Cina kelihatannya belum siap, sehingga sepeda besi tua menumpuk.
Foto: picture-alliance/Imaginechina/S. Chunchen
Alat transportasi massal
Dua tahun lalu, peminjaman sepeda menjadi sangat populer di kota-kota besar Cina. Puluhan perusahaan membanjiri jalan-jalan dengan sepeda pinjaman. Tapi infrastruktur di kota-kota besar ternyata belum mampu menghadapi ledakan jumlah sepeda dan pengendara sepeda. Akhirnya, gunung sepeda bekas muncul dimana-mana, seperti di Xiamen.
Foto: Reuters
Ditinggal di mana saja
Pengguna sepeda pinjaman memarkir sepedanya sembarangan saja di setiap tempat. Di kota-kota metropolitan seperti Beijing dan Shanghai, kerumunan sepeda tak bertuan dengan cepat tumbuh menjadi tumpukan yang mengganggu lalu lintas. Polisi lalu menyita sepeda-sepeda itu, yang kemudian ditumpuk di tempat pembuangan sepeda di luar kota.
Foto: Getty Images/AFP/G. Khanna
Sepeda warna-warni
Karena masing-masing perusahaan sepeda punya ciri khas warna sendiri, jajaran sepeda pinjaman yang menunggu pelanggan terlihat seperti sebuah lukisan abstrak, seperti dalam foto di Shanghai ini. Sepeda memang merupakan alat transportasi di Cina. Puluhan juta sepeda setiap hari memenuhi jalan-jalan di kota besar.
Foto: Getty Images/AFP/G. Khanna
Sewa sepeda dengan app
Meminjam sepeda di Cina sangat mudah. Pengguna memasang aplikasi yang sesuai di smartphonenya. Lalu dengan membayar beberapa Yuan saja, sepeda sudah bisa digunakan. Setelah selesai, sepeda diparkir dan dikunci dengan menggunakan aplikasinya. Beberapa kota sekarang sudah menyediakan lapangan parkir khusus untuk sepeda pinjaman.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eisele
Mengumpulkan sepeda terlalu mahal
Kebanyakan perusahaan peminjaman sepeda adalah pemula, alias Start-ups. Mereka memang punya pekerja yang bertugas mengumpulkan sepeda-sepeda itu lagi. Tapi jumlah sepeda yang tersebar di seluruh kota terlalu banyak bagi sedikit pekerja. Dinas balai kota akhirnya kesal, karena merekalah yang nantinya harus menyingkirkan sepeda-sepeda itu.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eisele
Jadi tumpukan besi tua
Peminjaman sepeda memang alternatif yang baik dan lebih ramah linkungan ketimbang transportasi dengan mobil. Tapi di Shanghai dan Beijing, penawaran sudah jauh melebihi permintaan. Karena itu otoritas kota sekarang membatasi jumlah sepeda. Akibatnya, sepeda-sepeda yang berlebih ditumpuk di tempat pembuangan sepeda seperti dalam foto di atas.
Foto: Getty Images/AFP
Ketika gelembung bisnis pecah
Pasar peminjaman sepeda yang tadinya mengalami booming, sekarang ambruk. Banyak pengusaha kecil yang berspekulasi terlalu tinggi, sekarang harus gukung tikar. Pengamat ekonomi mengatakan, bisnis peminjaman sepeda akan terus ada, tapi pertumbuhannya tidak seperti dulu lagi. Yang sekarang tumbuh adalah „tempat penguburan sepeda“.