Cina umumkan penurunan target pertumbuhan ekonomi signifikan. Pemicunya, pertumbuhan ekonomi paling lemah selama 30 tahun terakhir akibat lesunya konjungtur global dan dampak perang dagang dengan AS.
Iklan
Lesunya konjungtur global dan perang dagang dengan Amerika Serikat, mulai terasa dampaknya di Cina. PM Li Keqiang mengumumkan penurunan pajak dan penurunan target pertumbuhan ekonomi dalam Kongres Rakyat Nasional di Beijing, Tahun 2019 ini target pertumbuhan ekonomi Cina hanya pada kisaran 6,0 sampai 6,5 persen.
Sebelumnya ekonomi Cina mengalami booming dengan pertumbuhan dua digit. Tapi tahun 2018 lalu, ekonomi Cina hanya tumbuh sekitar 6,6 persen dan menjadi tingkat konjungtur paling lemah dalam 30 tahun terakhir. Situasi makin berat karena permintaan domestik juga ikut turun drastis.
Hubungan dagang antara Cina dengan Amerika Serikat kian memburuk tahun lalu pasca Presiden Donald Trump mematok tarif baru untuk sekitar setengah dari seluruh produk impor Tiongkok dalam upaya untuk memaksa konsesi perdagangan. Namun Trump telah menyuarakan keyakinan bahwa ia bisa segera mencapai kesepakatan dengan presiden Cina, Xi Jinping.
Terutama kebijakan ekonomi Cina kerap diserang oleh Presiden AS Donald Trump. Berikut lima isu yang dapat menjadi pemicu sengketa AS Cina.
Foto: Reuters/T. Melville/M. Segar
Perdagangan Bilateral
Tema favorit Presiden AS Donald Trump adalah perdagangan bilateral AS-Cina Trump dalam pidatonya berulanghkali mengatakan, Cina akan merebut pekerjaan dari AS dan membuat negara Paman Sam itu merosot. Faktanya, Cina adalah negara pengutang terbesar bagi AS.dengan nilai lebih 1,2 trilyun US Dollar.
Foto: picture-alliance/dpa/Wang Chun
Sengketa Militer Korea Utara
Washington menuduh Beijing tidak berbuat banyak dan memainkan pengaruhnya untuk meredam ambisi militer penguasa di Pyongyang. Ujicoba terbaru misil Korut kembali menyulut nada tinggi dari Gedung Putih.
Foto: REUTERS/KCNA
Konflik Laut Cina Selatan
Dalam sengketa perebutan wilayah di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat mendukung sejumlah negara yang berkonflik dengan Cina. Washington menuduh Beijing mencaplok kawasan kepulauan di Laut Cina Selatan untuk dijadikan pangkalan militer.
Foto: Reuters/ARMS Courtesy CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe
Status Taiwan
Pemerintah di Beijing menegaskan sikap politiknya mengenai Taiwan yang disebut provinsinya yang membelot. Sebaliknya Washington mendukung independensi "Formosa" dari cengkraman Cina. AS baru-baru ini memasok persenjataan modern ke Taipeh yang dijawab dengan pengarahan rudal Cina ke Taiwan.
Foto: Reuters/T. Sue
Perlindungan Iklim dan Pemanasan Global
Cina belum lama ini melakukan manuver politik cantik, dengan meratifikasi konvensi perlindungan iklim Paris. Sementara Donald Trump dalam pesan twitter menuduh Cina memainkan isu pemanasan global untuk membuat manufaktur AS tidak kompetitif.
Foto: Getty Images/L. Schulze
5 foto1 | 5
Situasi rumit dan parah
"Keadaan yang dihadapi Cina saat ini lebih rumit dan lebih parah. Ke depan akan lebih banyak risiko dan tantangan yang mampu diprediksi ataupun tidak, dan kita harus bersiap menghadapi gempuran (ekonomi) ini," ujar Li dalam pidatonya dalam Kongres Rakyat Nasional Cina di Balai Agung Beijing.
Menurut PM Cina itu, kebijakan ini dapat memperkuat kondisi fiskal Cina, dengan pemotongan yang direncanakan hampir 2 triliun Yuan ($ 298,31 miliar) atau setara Rp 4.222 triliun untuk pajak dan biaya perusahaan. Pemotongan ini lebih besar ketimbang tahun 2018 yakni 1,3 triliun Yuan, dimana pemotongan ini bertujuan untuk mendukung sektor manufaktur, transportasi, dan kontruksi.
Pajak pertambahan nilai (PPN) sektor manufaktur diturunkan dari 16 persen menjadi 13 persen dan pajak untuk transportasi serta konstruksi diturunkan menjadi 9 persen dari yang sebelumnya yakni 10 persen.
Menurut ekonom Cina, Iris Pang, langkah yang dilakukan pemerintah di Beijing untuk meningkatkan stimulus fiskal itu, hanyalah manuver jangka pendek. "Alih-alih memperkuat pertumbuhan ekonomi, ke depan kekhawatiran akan lesunya pertumbuhan ekonomi akan terus mengancam. Jika Anda tidak sakit, Anda tidak akan minum begitu banyak obat dalam satu waktu. Ini berarti badai belum berlalu," ujar Iris.
'Ngerinya' Hukuman Bagi Pelaku Korupsi di Negara Lain
Berbagai macam hukuman dijatuhkan bagi para pelaku korupsi di berbagai penjuru dunia. Tak sedikit yang membuat ciut nyali. Simak daftarnya.
Foto: picture-alliance/K. Ohlenschläger
Hukuman Mati di Cina
Cina dikenal sebagai salah satu negara yang paling keras dalam menindak pelaku korupsi. Mereka yang terbukti merugikan negara lebih dari 100.000 yuan atau setara 215 juta rupiah akan dihukum mati. Salah satunya Liu Zhijun, mantan Menteri Perkeretaapian China ini terbukti korupsi dan dihukum mati. Vonis ini marak diberlakukan semenjak Xi Jinping menjabat sebagai presiden negeri tirai bambu tersebut
Foto: Reuters/M. Schiefelbein
Hukum Gantung di Malaysia
Sejak tahun 1961, Malaysia sudah mempunyai undang-undang anti korupsi bernama Prevention of Corruption Act. Kemudian pada tahun 1982 Badan Pencegah Rasuah (BPR) dibentuk untuk menjalankan fungsi tersebut. Pada 1997 Malaysia akhirnya memberlakukan undang-undang Anti Corruption Act yang akan menjatuhi hukuman gantung bagi pelaku korupsi.
Foto: Imago/imagebroker
Bunuh Diri di Jepang
Jepang tidak mempunyai undang-undang khusus mengenai korupsi. Di sini pelaku korupsi akan diganjar hukuman maksimal 7 tahun penjara. Namun karena budaya malu di negeri matahari terbit ini masih sangat kuat, korupsi bak aib besar bagi seorang pejabat negara. Tahun 2007 silam Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Toshikatsu Matsuoka melenyapkan nyawa sendiri di tengah skandal korupsi.
Foto: AP
Jerman Minta Balik Dana Korupsi
Korupsi juga terjadi di negara-negara maju di Eropa, salah satunya Jerman. Negeri di jantung Eropa ini sebetulnya sudah memiliki sistem transparansi keuangan yang baik. Namun, jika seseorang terbukti korupsi ia wajib mengembalikan seluruh uang yang dikorupsi dan mendekam rata-rata lima tahun di penjara.
Foto: Getty Images/M. MacMatzen
Dikucilkan di Korea Selatan
Di negeri ginseng ini para pelaku korupsi akan mendapatkan sanksi sosial yang luar biasa. Mereka akan dikucilkan oleh masyarakat bahkan oleh keluarganya sendiri. Salah satu contohnya mantan presiden Korea Selatan, Roh Moo Hyun. Karena dikucilkan oleh keluarganya dan tak kuat menahan rasa malu atas kasus korupsi yang menjeratnya, ia memilih bunuh diri dengan lompat dari tebing.
Foto: picture alliance/AP Photo/L.Jin-man
Denda Raksasa di Amerika
Amerika tidak menerapkan hukuman mati bagi para pelaku koruptor di negaranya karena alasan hak asasi manusia. Biasanya para pelaku koruptor akan divonis 5 tahun penjara plus membayar denda sebesar 2 juta dollar. Adapun mereka yang masuk kedalam kategori kasus korupsi berat, terancam hukuman kurung maksimal 20 tahun penjara.
Foto: Getty Images/AFP/O. Kose
Hukuman Ringan Ditambah Remisi di indonesia
Indonesia diketahui terus berbenah dalam memerangi tindak pidana korupsi. Salah satunya dengan membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2002. Di Indonesia pelaku korupsi divonis maksimal 20 tahun penjara, namun terkadang itu juga tidak diterapkan sampai akhir. Nantinya mereka akan mendapatkan remisi. Tak sedikit juga yang divonis dengan hanya tiga atau empat tahun penjara. (rap/rzn)
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
7 foto1 | 7
Penerbitan obligasi khusus
Selain itu Kementerian Keuangan Cina juga menambah kuota penerbitan obligasi khusus untuk pemerintah daerah senilai 2,15 triliun Yuan ($ 320,79 miliar) dari 1,35 triliun Yuan tahun lalu, untuk mendukung investasi infrastruktur dan mendanai proyek-proyek utama.
Tahun ini pemerintah juga telah menetapkan target defisit anggaran sebesar 2,8% dari PDB, naik dari tahun lalu yang sebesar 2,6%, yang mencerminkan penerimaan pajak yang lebih rendah dan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi.
Di sepanjang tahun 2018, bank sentral Cina juga telah memotong cadangan persyaratan untuk pemberi pinjaman komersial sebanyak lima kali untuk memacu pinjaman perusahaan kecil dan perusahaan swasta. Langkah ini dinilai sangat vital untuk pertumbuhan ekonomi dan penambahan lapangan pekerjaan.
Pemerintah Cina juga telah menetapkan target inflasi konsumen sekitar 3%, meskipun adanya penurunan harga baru-baru ini membuat angka tersebut mengalami kenaikan kurang dari 2%.
Semua langkah ini diyakini PM Li akan kembali memperkuat perekonomian Cina, menurunkan biaya-biaya, mempermudah kegiatan bisnis, dan membuka belasan juta lowongan pekerjaan baru.
rap/as (rtr, afp)
Kekuatan Ekonomi Global Masa Depan
Cina diprediksi akan merajai perekonomian dunia tahun 2050 menurut Economist Intelligence Unit. Tapi kiprah negeri tirai bambu itu bukan temuan yang paling mengejutkan, melainkan posisi Indonesia.
Foto: Fotolia
1. Cina
Negeri tirai bambu ini berada di peringkat kedua daftar negara sesuai besaran Produk Domestik Brutto-nya (PDB). Cina tahun 2014 berada di posisi kedua, di bawah AS dengan 11,212 Triliun Dollar AS. Tapi pada tahun 2050, Economist Intelligence Unit memprediksi Cina akan mampu melipatgandakan PDB-nya menjadi 105,916 Triliun Dollar AS.
Foto: imago/CTK Photo
2. Amerika Serikat
Saat ini AS masih mendominasi perekonomian global. Dengan nilai nominal PDB yang berada di kisaran 17,419 Triliun Dollar AS per tahun, tidak ada negara lain yang mampu menyaingi negeri paman sam itu. Tapi untuk 2050 ceritanya berbeda. AS akan turun ke peringkat dua dengan nilai PDB 70,913 Triliun Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/J. F. Martin
3. India
Tahun 2050 India akan menikmati pertumbuhan konstan di kisaran 5%, menurut studi EIU. Saat ini raksasa Asia Selatan ini bertengger di posisi sembilan daftar raksasa ekonomi terbesar dunia dengan nilai PDB 2 Triliun Dollar AS. Tapi 35 tahun kemudian India akan merangsek ke posisi ketiga di bawah AS dengan pendapatan nasional sebesar 63 triliun Dollar AS.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
4. Indonesia
Perekonomian Indonesia membaik setekah tiga kali bangkrut menyusul krisis moneter berkepanjangan. Saat ini Indonesia mencatat nilai nominal PDB sebesar 895 Miliar Dollar AS dan berada di peringkat 16 dalam daftar kekuatan ekonomi global. Tahun 2050, Econimist Intelligence Unit memproyeksikan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat dengan PDB sebesar 15,4 Triliun Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa
5. Jepang
Serupa AS, Jepang terpaksa turun peringkat di tahun 2050. Saat ini negeri sakura itu masih bertengger di posisi ketiga kekuatan ekonomi terbesar sejagad, dengan perolehan PDB sebesar 4,6 Triliun Dollar AS. 35 tahun kemudian, Jepang digeser oleh Indonesia dan terpaksa melorot ke peringkat lima dengan 11,7 Triliun Dollar AS.
Foto: AP
6. Jerman
Perekonomian Jerman banyak ditopang oleh sektor riil yang didominasi oleh industri padat karya. Tapi menurut EIU, justru sektor inilah yang akan banyak menyusut di masa depan. Jerman diyakini bakal kehilangan seperlima tenaga kerjanya pada 2050. Hasilnya, Jerman yang saat ini di posisi keempat dengan PDB sebesar 3,8 Triliun, akan merosot ke posisi enam dengan perolehan 11,3 Triliun Dollar AS.
Foto: imago/Caro
7. Brasil
Dari semua negara di posisi sepuluh besar, cuma Brasil yang tidak berubah. Saat ini raksasa Amerika Selatan itu berada di posisi tujuh dengan nominal PDB sebesar 2,3 Triliun Dollar AS. Di posisi yang sama Brasil bakal mencatat perolehan sebesar 10,3 Triliun Dollar AS tahun 2050.