1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Percepat Militerisasi Laut Cina Selatan

24 Februari 2016

Setelah rudal anti udara, Cina kini menempatkan jet tempurnya di kepulauan Paracel. Amerika Serikat menuding Beijing bertingkah seperti "preman" dan berambisi menguasai kawasan Asia Timur.

Taiwan Militärmanöver 17.09.2014
Foto: Reuters/Pichi Chuang

Cina sedang melebarkan sayap buat menguasai kawasan Asia Timur dan setiap tindakan menghalangi upaya tersebut akan berujung pada ketegangan militer. Analisis itu diungkapkan Komandan Militer AS di Samudera Pasifik, Admiral Harry Harris Junior di hadapan kongres.

Menurutnya langkah Cina menggenjot pembangunan dan militerisasi di pulau-pulau yang didudukinya telah mengubah lanskap politik Laut Cina Selatan. "Anda harus percaya pada Bumi yang datar untuk tidak menerima fakta tersebut," pungkasnya. "Saya percaya Cina sedang membangun hegemoni di Asia Timur."

Komentar Harris Jr. muncul sesaat jelang kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Washington pekan ini. Bisa dipastikan Beijing bakal bereaksi keras terhadap ucapan sang admiral.

Sebelumnya Jurubicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, membandingkan pendudukan Beijing atas kepulauan Spratly dan Paracel serupa dengan kedaulatan AS atas pulau Hawaii.

Citra satelit pulau Woody yang menunjukkan rudal anti udara HQ-9 yang ditempatkan Cina. Beijing telah mengakui kebenaran kabar tersebutFoto: picture-alliance/dpa/2016 www.imagesatintl.com /ImageSat International N.V.

"Amerika tidak punya urusan di Laut Cina Selatan dan ini tidak seharusnya menjadi masalah antara Cina dan Amerika Serikat," tuturnya. Ia mewanti-wanti AS agar tidak menjadikan langkah Cina menempatkan peluru kendali di kepulauan Paracel sebagai "alasan untuk membuat keributan."

"Cina menempatkan fasilitas pertahanan terbatas di wilayah sendiri. Secara substansial ini tidak berbeda dengan kepentingan Amerika Serikat melindungi Hawaii," imbuhnya.

Setelah menempatkan rudal anti udara HQ-9 di pulau Woody, Cina kini juga mengirimkan armada udaranya untuk berpatroli di sekitar Kepulauan Spratly dan Paracel. "Kami cuma menggunakan hak untuk melindungi diri sendiri, sesuai hukum internasional," tutur Hua.

Bekas calon presiden AS, Senator John McCain menilai Cina bertindak seperti "preman" di kawasan Asia Pasifik. Ia juga mengritik kebijakan pemerintahan Barack Obama yang dinilainya terlalu pasif dan gagal mempengaruhi perkembangan di Laut Cina Selatan.

McCain antara lain mendesak Washington menempatkan kapal induk kedua di Jepang. Tokyo sendiri mengatakan pihaknya mengikuti perkembangan di LCS "secara serius."

rzn/ap (ap,dpa, rtr )