Cina-Rusia Bertemu Saat Meningkatnya Ketegangan dengan Barat
4 Februari 2022
Presiden Cina Xi Jinping dijadwalkan melakukan pertemuan tatap muka pertamanya dengan Vladimir Putin pada Jumat (04/02), menandai bahwa hubungan kedua negara semakin dekat di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat.
Iklan
Sejak Januari 2020, Presiden Xi Jinping belum pernah meninggalkan Cina, karena negara tersebut masih bergulat dengan wabah COVID-19 dan mengunci pusat kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi.
Namun, kini Xi bersiap menemui lebih dari 20 pemimpin saat Beijing memulai penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin yang diharapkan menjadi "kekuatan lunak" dan mengalihkan fokus dari boikot diplomatik dan ketakutan akan COVID-19.
Xi dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu di ibu kota Cina sebelum kedua negara mengeluarkan pernyataan yang mencerminkan "pandangan bersama” mereka tentang keamanan dan masalah lainnya, kata seorang penasihat penting Kremlin pada konferensi pers, Rabu (02/02).
Kedua pemimpin itu kemudian akan menghadiri upacara Olimpiade pada Jumat (04/02) malam.
Ketegangan yang meningkat dengan Barat telah memperkuat hubungan antara dua negara terbesar di dunia dan yang paling padat penduduknya. Putih adalah pemimpin asing pertama yang mengkonfirmasi kehadirannya pada upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2022.
Putin memuji hubungan "model” Rusia dengan Beijing dalam panggilan telepon pada Desember lalu dengan Xi, dengan menyebut rekannya dari Cina itu sebagai "teman baik”.
Sementara itu, Cina telah meminta Amerika Serikat untuk menghormati "keprihatinan keamanan yang masuk akal” Rusia atas Ukraina.
Puluhan pemimpin dunia hadiri Olimpiade Beijing 2022
Hubungan kedua negara semakin menguat jelang Olimpiade, dengan Moskow mengecam boikot diplomatik oleh sekelompok negara Barat dan upaya untuk "mempolitisasi olahraga”.
Boikot oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris adalah upaya pemerintah Barat yang menilai telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang meluas di Cina.
Fenomena Hilangnya Orang Terkenal di Cina Selama Bertahun-tahun
Setelah membuat tuduhan penyerangan seksual terhadap mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, petenis Peng Shuai tidak terlihat selama dua minggu. Berikut beberapa tokoh Cina lainnya yang menghilang secara misterius.
Foto: Andy Brownbill/AP Photo/picture alliance
Peng Shuai
Pada 2 November 2021, Peng Shuai membagikan postingan di platform media sosial Weibo, menuduh mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Setelah mengunggah hal tersebut, dia tidak terlihat selama dua minggu. Shuai akhirnya muncul kembali di Beijing dan mengadakan panggilan video dengan Presiden IOC Thomas Bach.
Foto: Bai Xue/Xinhua/picture alliance
Ren Zhiqiang
Pada Februari 2020, Ren Zhiqiang, mantan taipan real estat dan pengkritik Presiden Xi Jinping, menulis esai yang mengkritik otoritas Cina atas kegagalan mereka menanggapi pandemi COVID-19 dan menyebut Xi sebagai "badut." Setelah postingan itu, ia menghilang dari pandangan publik dan pada akhir tahun 2020 dijatuhi hukuman 18 tahun penjara karena kasus korupsi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Color China Photo
Chen Qiushi
Pada awal tahun 2020, jurnalis Chen Qiushi pergi ke Wuhan, pusat pandemi COVID-19, dan membuat video tentang apa yang terjadi di kota tersebut. Pada Februari 2020, ia dibawa pergi oleh pihak berwenang dan muncul kembali 600 hari kemudian. "Selama satu tahun delapan bulan terakhir, saya telah mengalami banyak hal. Ada yang bisa dibicarakan, ada yang tidak," ujarnya.
Foto: Privat
Lu Guang
Pada akhir tahun 2018, Lu Guang, seorang fotografer yang berbasis di AS, dibawa pergi oleh pejabat keamanan negara saat bepergian di provinsi Xinjiang barat Cina, pusat tindakan keras Beijing terhadap Muslim Uighur. Penangkapan Lu menarik perhatian internasional dan kecaman luas. Pada September 2019, istri Lu mencuitkan bahwa suaminya telah dibebaskan beberapa bulan sebelumnya dan aman di rumah.
Foto: Xu Xiaoli
Meng Hongwei
Pada Oktober 2018, mantan Presiden Interpol Cina, Meng Hongwei, menghilang di tengah masa jabatan empat tahunnya saat dalam perjalanan ke Cina. Belakangan diketahui bahwa dia ditahan, dituduh melakukan suap, dan kejahatan lainnya. Interpol kemudian mengumumkan bahwa Meng telah mengundurkan diri dari jabatannya. Dia kemudian dijatuhi hukuman lebih dari 13 tahun penjara.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Ai Weiwei
Ai Weiwei, seniman dan aktivis terkenal di Cina. Dia bahkan membantu merancang stadion Sarang Burung Olimpiade Beijing 2008 sebelum berselisih dengan pihak berwenang Cina. Pada tahun 2011, Ai ditangkap di bandara Beijing dan menghabiskan 81 hari dalam tahanan tanpa dakwaan. Setelah diizinkan meninggalkan Cina pada 2015, ia tinggal di Jerman dan Inggris. Namun, sejak 2021 dia menetap di Portugal.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Sommer
Jack Ma
Jack Ma, pendiri perusahaan Alibaba, sempat tidak diketahui keberadaannya setelah mengkritik regulator Cina dalam pidato pada Oktober 2020. Meskipun ada desas-desus bahwa Ma ditahan, teman-temannya mengatakan itu tidak benar. Dua bulan kemudian Ma muncul kembali dalam sebuah pesan video, tetapi tidak menyebutkan hilangnya dia dari sorotan publik.
Foto: Blondet Eliot/ABACA/picture alliance
Zhao Wei
Zhao Wei tidak terlihat di depan umum sejak Agustus 2021. Beijing telah memastikan bahwa dia "terhapus" dari sejarah, saat film dan acara TV-nya tak lagi muncul di platform streaming online tanpa penjelasan. Namanya juga telah dihapus dari kredit film dan program TV. Meskipun Wei dilaporkan terlihat di Cina timur pada September, keberadaan pastinya masih belum jelas. (rs/ha)
Foto: picture-alliance/dpa/C. Onorati
8 foto1 | 8
Adapun pemimpin lain yang akan menikmati keramahan Xi pada gelaran Olimpiade ialah Abdel fattah al-Sisi dari Mesir, Mohammed bin Salman dari Arab Saudi, Kassym-Jomart Tohayev dari Kazakhstan, dan Andrzej Duda dari Polandia.
Sekitar 21 pemimpin dunia diperkirakan akan menghadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Mayoritas dari para pemimpin itu memerintah atas rezim non-demokratis, demikian menurut Indeks Demokrasi Economist Intelligence Unit, dengan 12 dicap sebagai "otoriter” atau "rezim hibrida”.