1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeAmerika Serikat

Cina, Rusia & Iran Mengutuk Pembunuhan Pemimpin Hamas

1 Agustus 2024

Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat membahas kematian pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh. Cina, Rusia, dan Iran mengutuk pembunuhan tersebut.

Iran Teheran | Protes terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniya
Haniyeh tinggal dalam pengasingan di Turki dan Qatar sejak tahun 2016Foto: Vahid Salemi/AP Photo/picture alliance

Cina, Rusia, dan Iran termasuk di antara sejumlah delegasi yang mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam sesi darurat Dewan Keamanan PBB Rabu (31/7). 

Duta Besar Cina Fu Cong meminta “negara-negara yang memiliki pengaruh besar” untuk semakin kuat melancarkan tekanan agar tercapai kesepakatan gencatan senjata. Menurut Fu, kegagalan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza adalah alasan untuk terjadinya eskalasi situasi. 

Amerika Serikat juga mendesak para anggota dewan yang memiliki pengaruh terhadap Iran, untuk melakukan tekanan terhadap Teheran.

“Meningkatkan tekanan terhadap Iran agar menghentikan eskalasi konflik proksi terhadap Israel dan aktor-aktor lainnya di kawasan,” kata Robert Wood perwakilan AS untuk urusan politik khusus di PBB.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat bertemu dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian di Teheran, Iran, 30 Juli 2024. Foto: Iran's Presidency /WANA/REUTERS

Duta Besar Iran Amir Saeid Iravani meminta Dewan Keamanan untuk mengutuk Israel, sebaliknya perwakilan Israel Jonathan Miller mendesak DK PBB untuk mengutuk Iran, karena mendukung Hamas dan Hizbullah di Lebanon. 

“Kami akan membela diri dan merespons dengan kekuatan besar terhadap mereka yang membahayakan kami,” kata Miller menegaskan.

Duta Besar Inggris di PBB, Barbara Woodward menyerukan kepada Israel dan Hamas untuk berkomitmen pada proses perdamaian menuju solusi dua negara.

"Jalan menuju perdamaian harus melalui negosiasi diplomatik. Perdamaian jangka panjang tidak akan bisa terjamin dengan bom dan peluru,” ujar Woodward.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Sekjen PBB kecam serangan ke Teheran dan Beirut

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam sejumlah serangan terhadap sasaran di Teheran dan di Beirut dalam 24 jam terakhir, sebagai "eskalasi yang berbahaya” di wilayah tersebut.

Komandan senior Hizbullah, Fouad Shukur, juga sudah dipastikan terbunuh pada hari Selasa (30/7) di pinggiran ibukota Lebanon dalam sebuah serangan yang diklaim oleh Israel.

"Sekretaris Jenderal PBB meyakini, serangan yang telah kita lihat di Beirut Selatan dan Teheran mewakili eskalasi berbahaya, pada saat semua upaya seharusnya mengarah pada gencatan senjata di Gaza dan pembebasan semua sandera Israel," kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.

Utusan Iran untuk PBB mengimbau dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan agar semua anggota mengutuk dengan tegas dan keras tindakan agresi dan aksi teroris yang dituduhkan kepada Israel.

Dia juga menyerukan agar tindakan hukuman termasuk sanksi dipertimbangkan.

Netanyahu peringatkan 'hari-hari penuh tantangan' di masa depan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Rabu (31/7) malam, tidak menyebutkan secara eksplisit serangan terhadap Ismail Haniyeh, atau juga mengeklaim keterlibatan Israel. Tetapi ia mengatakan, Israel telah memberikan "pukulan telak” terhadap proksi-proksi Iran selama beberapa hari terakhir, termasuk Hamas dan Hizbullah.

Netanyahu hanya merujuk pada serangan ke Beirut yang menewaskan Fouad Shukur pimpinan Hizbullah di Lebanon.

"Warga Israel, hari-hari yang penuh tantangan terbentang di depan,” kata Netanyahu. "Sejak serangan ke Beirut, ada ancaman yang datang dari segala arah. Kami siap menghadapi skenario apa pun dan kami akan bersatu dan bertekad untuk melawan ancaman apa pun,” tegasnya.

Netanyahu mengatakan, Israel akan "menuntut harga yang mahal untuk setiap agresi terhadap negara kami dari arena mana pun.” 

mel/as (Reuters, AFP, AP)