Paru-paru babi hasil rekayasa genetik berfungsi sembilan hari dalam tubuh pasien mati otak. Ilmuwan harap xenotransplantasi bisa bantu atasi krisis kekurangan organ donor.
Setelah xenotransplantasi ginjal babi pada tahun 2024, para peneliti di Cina telah mengulangi prosedur tersebut dengan paru-paru babiFoto: picture alliance / Xinhua News Agency
Iklan
Tim dokter di Cina berhasil melakukan transplantasi paru-paru dari babi ke manusia, menunjukkan bahwa prosedur ini memungkinkan dilakukan meskipun masih diperlukan banyak uji lanjutan.
Menurut ilmuwan dari National Clinical Research Center for Respiratory Disease di Guangzhou, paru-paru babi yang dimodifikasi secara genetik dan ditanamkan ke tubuh pasien manusia yang telah dinyatakan mati otak, tetap hidup dan berfungsi selama 216 jam (sembilan hari) tanpa mengalami infeksi atau penolakan dari tubuh penerima.
Studi dari Guangzhou menyebutkan bahwa kemajuan telah dicapai dalam transplantasi jantung dan ginjal babi ke manusia. Namun, transplantasi paru-paru menghadapi tantangan khusus karena kompleksitas anatomi dan fungsinya. Salah satu tantangan utama adalah paru-paru langsung bersentuhan dengan udara luar sehingga risiko infeksi lebih tinggi.
Dalam studi ini, paru-paru dari babi jantan jenis Bama Xiang berusia 22 bulan dengan berat 70 kilogram berhasil ditransplantasikan ke pria berusia 39 tahun dan tetap berfungsi selama lebih dari seminggu dalam pemantauan.
Anggota Tubuh Yang Bisa Dicetak 3 Dimensi
Sejalan kemajuan teknologi, pencetak 3D semakin dirasakan manfaatnya dalam dunia kedokteran. Organ tubuh manusia dari pencetak 3D sudah membantu banyak orang sejauh ini. Berikut delapan organ dari pencetak 3D.
Foto: picture-alliance/dpa
Jantung
Peneliti di Tel Aviv University, Israel, berhasil mencetak jantung dengan menggunakan jaringan dari tubuh manusia yang mencakup kolagen, pembuluh darah dan molekul biologis. Namun sampai jantung dari pencetak 3D bisa ditransplantasikan ke tubuh manusia, masih butuh banyak penelitian.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Yefimovich
Rambut
Peneliti pada Human-Computer Interaction Institute di Carnegie Mellon University berhasil menciptakan helai-helai rambut buatan, dan berharap di masa depan akan mampu menciptakan sebuah wig dengan rambut cetakan 3D. Teknologi ini juga diharapkan bisa membantu di bidang bedah restorasi rambut.
Foto: Imago/Westend61
Hidung
Tessa Evans mungkin bisa dibilang jadi contoh paling populer di bidang transplantasi hidung. Anak perempuan asal Irlandia ini lahir dengan penyakit yang jarang ditemukan, yang menyebabkan ia tidak memiliki hidung dan indra penciuman. Implan yang diproduksi dengan pencetak 3D, serta beberapa operasi, memungkinkan Tessa memiliki hidung.
Foto: fotolia/MPower223
Ginjal
Ginjal organ yang cukup rumit, apalagi mencetaknya secara 3D. Untungnya, para insinyur jaringan di Forest Institute for Regenerative Medicine berhasil melakukannya. Itu harapan bagi pasien yang sedang berada dalam daftar tunggu transplantasi ginjal. Sayang, ginjal ini belum fungsional. Jika sudah siap, dokter akan bisa memberikan ginjal sempurna bagi pasien, yang membutuhkan transplantasi ginjal.
Foto: Fotolia
Telinga
Tim dari Cornell University sukses merancang telinga anak-anak 3 dimensi. Telinga yang penuh dengan lekukan itu dibentuk dari 250 juta sel tulang rawan dari sapi dan kolagen dari buntut tikus. Terobosan ini, tentu sangat bermanfaat bagi dunia kesehatan mengingat satu dari 12.500 anak lahir dengan microtia atau gangguan pendengaran hingga menyebabkan kecacatan.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Sax
Pembuluh Darah
Para insinyur jaringan dari University of Pennsylvania dan MIT gunakan RepRap printer dan custom software lalu dicetak melalui jaringan filamen-filamen gula untuk membuat pembuluh darah 3 dimensi. Penemuan ini tentu sebuah terobosan, mengingat pembuluh darah berfungsi menjaga kesehatan jaringan. Saat ini, sedang dipelajari bagaimana meningkatkan dan mencetak lebih besar sistem pembuluh darah.
Foto: DW
Cangkok Kulit
Tim dari Wake Forest Institute for Regenerative Medicine berhasil melakukan cangkok kulit melalui scan bioprinter dan bentuk luka kulit pasien, yang kemudian di suntik enzim thrombin serta sel-sel lain yang sudah di campur dengan kolagen dan fibrinogen. Melalui inovasi ini, para peneliti di Wake Forest Institute berharap bisa mencetak kulit baru secara langsung untuk menutup sebuah luka.
Foto: picture-alliance/ZB
Tulang
Anggota tubuh yang bisa di cetak secara 3 dimensi lainnya adalah tulang, yang dibuat oleh tim peneliti dari Washington State University. Tulang itu dibuat dari bubuk keramik. Temuan ini akan sangat bermanfaat bagi jutaan orang yang mengalami kecelakaan dan menderita patah tulang yang komplek dan masih sering diobati dengan cara-cara tradisional. (Sumber: Popular Science, 3Druck; Ed.: ss,ml/hp)
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
"Penelitian ini membuktikan bahwa paru-paru babi hasil rekayasa genetik bisa tetap hidup dan berfungsi di penerima mati otak selama 216 jam, tanpa tanda penolakan hiperakut ataupun infeksi tak terkendali,” tulis tim peneliti.
Mereka menambahkan bahwa keberhasilan ini menunjukkan kemajuan besar dalam teknik modifikasi genetik dan strategi imunosupresif, sekaligus mengingatkan adanya tantangan besar yang masih harus diatasi sebelum bisa diterapkan secara klinis.
Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara
Editor: Hani Anggraini
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!