Langkah ini mengikuti larangan total konsumsi dan perdagangan anjing dan kucing yang diterapkan Shenzhen pekan lalu. LSM Humane Society pun memuji langkah pemerintah Cina.
Iklan
Komunitas pecinta hewan memuji langkah pemerintah Cina terakit rancangan undang-undang untuk mereklasifikasi anjing sebagai hewan peliharaan, bukan hewan ternak.
“Sejauh adanya perhatian terhadap anjing, seiring kemajuan peradaban manusia dan kepedulian dan cinta masyarakat akan perlindungan hewan, anjing telah ‘dikhususkan’ untuk menjadi hewan pendamping, dan tidak diangap sebagai hewan ternak secara internasional, dan mereka tidak akan pula dianggap sebagai hewan ternak di Cina,” begitu bunyi pernyataan Kementerian Pertanian Cina, Rabu (08/04).
Hewan ternak didefinisikan sebaga hewan yang dapat dibiakkan untuk dikonsumsi, susu, bulu, serta, dan obat-obatan.
Sebuah LSM internasional, Humane Society, menyebut rancangan undang-undang ini sebagai “pengubah keadaan yang potensial.” RUU ini sudah dipublikasikan kepada publik untuk disosialisasikan dan menetapkan 18 hewan ternak tradisional antara lain sapi, babi, ayam, dan unta.
Kementerian Pertanian Cina juga menetapkan 13 hewan ‘istimewa’ yang akan dicoret dari daftar hewan yang boleh diperdagangkan, antara lain rusa kutub, burung pegar, alpaca, rubah, dan burung unta.
Perdagangan hewan diduga jadi awal mula virus corona berasal, di mana virus SARS-CoV2 ditengarai berasal dari pasar hewan di Wuhan, yang menjajakan berabagai jenis hewan dan daging kelelawar dan landak, dan hewan langka lainnya.
Virus ini diyakin berasal dari keleawar tapal kuda, yang kemudian menularkan virus ke manusia melaui hewan lainnya, yakni trenggiling, yang dijual di pasar tersebut.
Bulan lalu, Cina telah melarang penjualan serta konsumsi hewan liar, dengan alasan bahwa hewan liar dapat menularkan penyakit ke manusia.
Apakah Hewan Peliharaan Dapat Menyebarkan Virus Corona?
Para ahli menemukan bahwa virus corona tidak hanya dapat menginfeksi manusia, tetapi ada beberapa jenis hewan yang dapat terinfeksi. Misalnya hewan yang biasa kita jadikan peliharaan yaitu kucing.
Foto: picture-alliance/F. Herrmann
Kucing Dapat Terinfeksi Virus
Para peneliti di Harbin Veterinary Research Institute di Cina menemukan, virus corona yang juga dikenal sebagai SARS-CoV-2, dapat ditularkan di antara kucing. “Kucing rumahan juga dapat menularkan virus tersebut kepada anggota spesiesnya, tetapi tidak dengan mudah”, kata Hualan Chen peneliti utama makalah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah "bioRxiv" pada 31 Maret.
Foto: picture-alliance/dpa/K-W. Friedrich
Pemilik Kucing, Jangan Khawatir!
Tetapi pemilik kucing tidak perlu panik. Kucing dapat membentuk antibodi dengan cepat terhadap virus, sehingga tidak menular terlalu lama. Pemilik kucing domestik yang memiliki masalah kondisi medis atau manula, harus membatasi kontak dengan kucing peliharaannya. Bagi orang yang sehat, tetap harus tetap mencuci tangan dengan bersih setelah memegang kucing.
Foto: picture-alliance/imageBroker
Virus Tidak Menulari Anjing
Para peneliti melaporkan bahwa tidak seperti pada kucing, virus ini tidak dapat menginfeksi anjing dengan mudah. Jadi, pemilik anjing tidak perlu khawatir jika melakukan kontak, berjalan atau melatih anjingnya.
Foto: DW/F. Schmidt
Hewan Apa yang Dapat Menginfeksi?
Di Italia, memiliki babi sebagai hewan peliharaan adalah hal yang wajar. Babi peliharaan ini bebas berjalan-jalan di Roma dan tidak takut pada anjing. Anjing biasanya juga tidak takut pada babi peliharaan. Para dokter hewan menemukan bahwa babi tidak dianggap sebagai reservoir alami virus corona.
Foto: Reuters/A. Lingria
Musang Dikarantina
Berbeda untuk musang anggota keluarga Mustelidae. Hualan Chen yang juga meneliti musang menemukan, SARS-CoV-2 mampu bereproduksi pada hewan ini, sama seperti pada kucing. Penularan antar hewan terjadi melalui cairan hidung dan air liur. Para peneliti menemukan virus pada sampel yang diambil dari tenggorokan dan hidung musang dan kucing, tetapi tidak mendeteksi adanya infeksi paru-paru.
Para ahli telah memberikan penjelasan bagi orang yang menangani unggas, seperti para pedagang di Wuhan, Cina, di mana para ilmuwan percaya, kasus virus pertama muncul akhir tahun lalu. Kita tidak perlu khawatir, karena ayam kebal terhadap virus SARS-CoV-2, seperti halnya bebek dan spesies burung lainnya.
Foto: Getty Images/China Photos
Manusia Menjadi Ancaman
Manusia juga dapat menginfeksi hewan. Seekor harimau Melayu berusia empat tahun dinyatakan positif COVID-19 baru-baru ini di Kebun Binatang Bronx di New York. "Ini pertama kalinya, sepengetahuan kami, bahwa seekor binatang liar sakit karena COVID-19 yang ditularkan oleh manusia", ujar Paul Calle, kepala dokter hewan kebun binatang kepada majalah "National Geographic".
Foto: Reuters/WCS
Kelawar Inang Utama Virus COVID-19?
Kelelawar dianggap sebagai inang pembawa SARS-CoV-2, tetapi dokter hewan meyakini bahwa pada Desember 2019, pasti ada spesies lain di Wuhan berperan sebagai inang perantara, sehingga virus corona dari kelelawar bisa menginfeksi manusia. Mungkinkah itu musang atau kucing? (fs/as)
Foto: picture-alliance/blickwinkel/AGAMI/T. Douma
8 foto1 | 8
Sementara itu, Kota Shenzhen, kota dengan penduduk 13 juta jiwa, mengeluarkan peraturan yang melarang konsumsi anjing, kucing, dan hewan lainnya. Ini jadi kali pertama kota di Cina yang secara khusus melarang konsumsi daging anjing.
Direktur Humane Society International, Wendy Higgins, mengatakan hal tersebut “sangat menggembirakan.”
“Ini kali pertama pemerintah Cina secara eksplisit menjelaskan mengapa anjing… dicoret dari daftar resmi hewan ternak, menyatakan bahwa mereka adalah hewan pendamping dan bukan untuk dikonsumsi,” tambahnya.
Di Cina, daging anjing dianggap sebagai makanan lezat. Kota Yulin di Provinsi Guangxi bahkan mengadakan festival daging anjing tahunan setiap bulan Juni.
Humane Society memperkirakan sekitar 10 juta anjing dibunuh setiap tahun untuk perdagangan daging anjing di negara itu.