1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Xi Jinping: Posisi Cina dalam Relasi dengan Korut Tetap Sama

John Silk
5 September 2025

Presiden Cina, Xi Jinping, dan Presiden Korut, Kim Jong Un, mengadakan pembicaraan lanjutan setelah menghadiri parade militer di Beijing, bersama Vladimir Putin, untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia II.

Presiden Cina, Xi Jinping, dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, berjabat tangan di Balai Agung Rakyat di Beijing, Cina pada 4 September 2025
Kim Jong Un (kiri) melakukan kunjungan pertamanya ke Cina setelah enam tahunFoto: China Daily/REUTERS

Presiden Cina Xi Jinping menekankan bahwa posisi Beijing tidak akan berubah dalam hubungannya dengan Pyongnyang. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, sebagaimana yang dilansir oleh media pemerintah pada Kamis (04/09).

Kehadiran Kim Jong Un di Cina ini adalah sebuah kunjungan kerja ke luar negeri yang jarang terjadi. Ia bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin saat parade militer Cina pada hari Rabu (03/09) di Beijing. Dalam acara tersebut, Cina memamerkan drone bawah air, rudal, dan senjata laser.

Xi soal kemitraan Cina dan Korea Utara: Tidak akan berubah

Cina sangat mementingkan "Persahabatan tradisional antara Cina dan Republik Demokratik Rakyat Korea Utara dan bersedia mempertahankan, mengonsolidasikan, dan mengembangkan hubungan Cina-Korut," demikian dilaporkan kantor berita Xinhua.

"Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, posisi ini tidak akan berubah.”

Menjelang pertemuan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun, mengatakan Xi dan Kim akan bertukar pandangan yang mendalam tentang hubungan bilateral, dan menambahkan bahwa kehadiran Kim di parade dan pembicaraan dengan Xi "memiliki arti penting.”

Kunjungan Kim ke Cina jadi simbol unjuk kekuatan?

Kim tiba di Beijing dengan kereta api pada Selasa (02/09) dan ia termasuk di antara 26 pemimpin negara asing yang menyaksikan parade untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

Ini adalah pertama kalinya pemimpin Korea Utara itu bergabung dalam sebuah acara dengan sekelompok besar pemimpin dunia sejak menjabat pada akhir 2011.

Kim Jong Un, kedua dari kanan, jarang meninggalkan Korea UtaraFoto: cnsphoto/REUTERS

Kim ditemani oleh putrinya yang masih kecil, dalam kunjungan pertamanya ke Cina dalam enam tahun terakhir. Banyak yang percaya bahwa dia dipersiapkan sebagai penggantinya.

Cina adalah sekutu terpenting Korea Utara. Hubungan mereka berawal dari pertumpahan darah Perang Korea pada tahun 1950-an.

Kehadiran Kim Jong Un, Xi Jinping dan Vladimir Putin pada parade tersebut dinilai oleh sebagian kalangan sebagai unjuk kekuatan bersama melawan Amerika Serikat.

Trump mengatakan kepada Xi untuk menyampaikan salam hangatnya kepada Putin dan Kim "karena Anda bersekongkol melawan Amerika Serikat.” Pesan ini disampaikan oleh Trump lewat media sosial.

Putin menolak anggapan tersebut dalam sebuah konferensi pers di Beijing pada Rabu (03/09), dengan mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang menyatakan hal negatif tentang pemerintahan Trump selama kunjungannya ke Cina.

"Presiden Amerika Serikat bukannya tidak memiliki selera humor,” kata Putin.

Meskipun Cina, Korea Utara, dan Rusia terlibat dalam perselisihan yang terpisah dengan Washington, mereka belum membentuk pakta tiga arah yang jelas.

 

Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh: Algadri Muhammad

Editor: Melisa Lolindu

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait