1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Citra Cina di Mata Bangladesh

14 Mei 2010

Kepentingan Cina di Bangladesh meningkat dari hari ke hari. Hal itu membuat Bangladesh menjadi mitra terbesar di bidang perdagangan dan pembangunan. Tapi dulu hubungan keduanya tidak sebaik saat ini.

MP3 buatan Cina digemari di BangladeshFoto: AP

Tampaknya masyarakat di Bangladesh tidak lagi memandang peran negatif Cina seperti pada masa perang kemerdekaan Bangladesh tahun 1971, dimana kala itu Cina mendukung Pakistan. Bangladesh bahkan menerima Cina sebagai rekan akrab. Imtiaz Ahmed adalah pengamat hubungan internasional. Profesor di Universitas Dhaka itu mengatakan kebijakan Cina yang tidak mencampur politik dengan perdagangan menolong terciptanya situasi tersebut


„Jika kita sekarang berbicara apa yang terjadi dalam hubungan bilateral antara Cina dan Bangladesh, orang telah melupakan peran Cina di tahun 1971 dan mereka memiliki rasa simpati terhadap Cina. Kini, Cina muncul sebagai mitra dagang terbesar Bangladesh, bahkan sudah melampaui India dalam beberapa tahun terakhir. Dan Cina sangat berperan dalam mengembangkan infra struktur, khususnya jembatan-jembatan dan jalan tol. Jadi saya pikir terjadi transformasi radikal jika melihat hubungan antara Bangladesh dengan Cina selama 30 sampai 35 tahun terakhir.“

Tousia Islam adalah mahasiswi pada Universitas Dhaka dan fans berat Cina. Tousia berpendapat banyak yang dapat ditawarkan Cina kepada masyarakat Bangladesh

„Masakan Cina sangat populer di sini. Tapi yang paling populer dari Cina saya pikir barang-barang elektronik. Harganya sangat murah dan khususnya handphone atau mp 3 begitu populer di Bangladesh. Ada satu hal yang secara pribadi saya sukai dari Cina, hubungan sosial budaya dan ikatan kekeluargaan mereka yang alami. Negara kami harus menjalin hubungan lebih erat dengan Cina. Karena dari segi ekonomi mereka begitu berkembang, Cina adalah salah satu negara terbesar di dunia dan mereka begitu ramah kepada semua negara tetangganya.“

Cina tidak hanya mengesankan masyarakat Bangladesh dengan makanan dan budayanya, tapi juga dengan kemajuannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Warga muda Bangladesh ingin belajar dari Cina dan mengharap memperoleh pengetahuan teknologi yang sepadan. Itulah sebabnya Cina mendapat sambutan, dikatakan jurnalis Arif Mahmud

„Hubungan antara Cina dan Bangladesh sangat positif dan citra Cina juga amat positif di Bangladesh. Masyarakat Bangladesh menerima Cina dengan hangat karena perkembangan Cina di bidang sains dan teknologi, di dunia dan terutama di kawasan Asia Pasifik.“

Cina dan Bangladesh telah menempuh jalan panjang sejak tahun 1970-an. Kini sudah terbentuk Kamar Dagang dan Industri Bangladesh-Cina serta lembaga persahabatan Bangladesh-Cina yang mendorong pertukaran budaya. Shahjahan Mirdha, kepala kedua lembaga tersebut memuji ikatan sejarah di antara kedua negara


„Cina sudah selalu menjadi negara yang penting Bangladesh. Oleh sebab itu semua perdana menteri dan presiden Bangladesh selalu melakukan kunjungan resmi ke Cina. Bahkan bapak pendiri Bangladesh, Syeikh Mujibur Rahman sekalipun. Kini 70 persen impor kami datang dari Cina. Tidak hanya itu, kungfu dan barongsai sekarang juga populer di Bangladesh.“

Pemerintah Bangladesh tampaknya ingin menghindari ketegangan dengan Cina. Tahun lalu eksebisi foto tentang Tibet di Dhaka ditutup oleh pihak berwenang, setelah keberatan yang diajukan kedutaan besar Cina.

Sarah Berning/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk