Bakteri tanah yang disuntikkan ke kanker terbukti berhasil menyusutkan tumor. Temuan awal ini memberi harapan pengobatan yang lebih efektif ketimbang terapi kanker yang sudah ada.
Iklan
Suntikan bakteri tanah diharapkan mampu mengatasi tumor-tumor yang tidak dapat dioperasi seperti yang ditemukan pada paru-paru, payudara dan pankreas, yang seringkali gagal diatasi dengan radiasi atau kemoterapi.
Radiasi butuh oksigen untuk membunuh sel kanker, namun bagian terdalam tumor hampir bebas oksigen. Kemoterapi perlu pembuluh darah untuk membawa obat ke dalam tumor, yang umumnya tidak mempunyai saluran semacam itu.
"Namun kondisi seperti ini cocok bagi bakteri yang dapat bertahan di tengah lingkungan minim oksigen," jelas pakar onkologi Shibin Zhou dari Pusat Kanker Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, yang turut menulis studi.
Perbaruan metode lama
Seratus tahun lalu, dokter menggunakan bakteri streptococcus untuk menyerang tumor, namun usaha itu serta upaya terbaru dengan salmonella terbukti beracun, tidak efektif, atau keduanya.
Bukan berarti ide itu tidak masuk akal. Satu dekade lalu periset Hopkins menghidupkan kembali pendekatan memanfaatkan bakteri tanah Clostridium novyi. Mereka memodifikasi bakteri itu secara genetika dengan mengambil DNA yang memproduksi protein beracun, dan memutuskan untuk hanya menyuntik spora sehingga kemungkinan infeksi lebih kecil.
12 Penyebab Kanker
Kanker adalah tantangan terbesar umat manusia. Sejauh ini ilmu pengetahuan baru bisa menguak sebab, dan ancaman terbesar bisa dicegah dengan gaya hidup yang sehat.
Foto: Getty Images
Nasib dalam genggaman
Vonis kanker adalah kabar buruk yang sering datang secara mengejutkan. Padahal nyaris separuh dari semua kasus penyakit kanker bisa dicegah. Kebiasaan merokok misalnya bertanggungjawab atas seperlima penyakit tumor. Rokok adalah salah satu faktor terbesar timbulnya penyakit kanker - kendati bukan satu-satunya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lemak bisa membunuh
Penyebab kedua penyakit kanker: Kegemukan. Melonjaknya hormon insulin yang mengimbangi pertumbuhan berat badan memperbesar risiko untuk nyaris semua jenis kanker, terutama kanker ginjal, kantung empedu dan esofagus. Perempuan yang menderita kegemukan cendrung memproduksi hormon seks di jaringan lemak, sehingga mudah terserang kanker rahim dan payudara.
Foto: picture-alliance/dpa
Bergeraklah!
Orang yang jarang berolahraga lebih mudah terkena penyakit kanker. Penelitian jangka panjang menunjukkan, olahraga mencegah pembentukan sel tumor. Karena aktivitas tubuh menurunkan kadar hormon insulin dan mencegah penimbunan lemak. Tidak perlu olahraga berat, cukup berjalan kaki atau mengayuh sepeda selama beberapa menit sehari sudah bisa membuat perbedaan.
Foto: Fotolia/runzelkorn
Bersulang untuk Kanker!
Alkohol memperbesar risiko kanker, terutama pada bagian mulut, tenggorokan dan esofagus. Yang paling berbahaya adalah kombinasi alkohol dan nikotin karena memperbesar risiko kanker sebanyak seratus kali lipat. Segelas anggur sehari tergolong menyehatkan karena membantu sistem peredaran darah. Lebih dari itu bisa berbahaya.
Foto: picture-alliance/dpa
Produk Hewani Berbahaya
Daging merah bisa menyebabkan kanker usus besar. Sejauh ini penyebabnya memang belum diketahui, tapi penelitian jangka panjang mengungkap hubungan antara keduanya. Ancaman terbesar berasal dari daging sapi atau daging babi. Keduanya nyaris menggandakan risiko kanker. Sebaliknya daging ikan mencegah timbulnya kanker.
Foto: Fotolia
Ancaman dari Arang?
Ketika membakar daging dengan arang terbentuk zat-zat yang diduga menimbulkan kanker, seperti poli-aromatik hidrokarbon. Melalui pengujian pada hewan diketahui, zat tersebut mempercepat pertumbuhan tumor. Tapi penelitian jangka panjang pada manusia belum bisa membuktikan temuan itu. Bisa jadi konsumsi daging, bukan cara memasaknya, yang menjadi penyebab kanker.
Foto: picture alliance/ZB
Hindari Makanan Cepat Saji
Makanan yang mengandung sayur dan buah-buahan berserat tinggi mencegah kanker. Kendati begitu, peneliti mengungkap, makanan sehat tidak berpengaruh banyak terhadap pembentukan sel kanker, melainkan cuma menurunkan risikonya sebanyak sepuluh persen.
Foto: picture-alliance/dpa
Bahaya dari langit
Radiasi ultra violet yang terkandung dalam sinar matahari bisa mengubah sel. Hasilnya adalah kanker kulit. Krim matahari memang melindungi kulit dari kebakaran, tapi ketika kulit menggelap akibat matahari, sang empunya sudah terlalu banyak menerima radiasi ultra violet.
Foto: dapd
Kanker akibat Teknologi Pengobatan Modern
Radiasi sinar Röntgen merusak gen manusia. Namun begitu paparan yang disebabkan oleh penyinaran pada pasien biasanya tergolong rendah. Begitu pula halnya dengan Pencitraan resonansi magnetik alias MRI. Sebaliknya tomografi komputer sepatutnya dilakukan cuma ketika benar-benar diperlukan.
Foto: picture alliance/Klaus Rose
Kanker melalui Infeksi
Virus papiloma manusia bisa menimbulkan kanker rahim. Sementara virus Hepatitis B dan C dalam banyak kasus merusak sel Hepatosit. Bakteri Helicobacter pylori (gambar) menetap di dalam lambung dan mempercepat pertumbuhan sel kanker. Mencegah infeksi virus-virus tersebut bisa dilakukan dengan imunisasi. Sedangkan bakteri Helicobacter pylori dapat dicegah dengan antibiotika.
Foto: picture-alliance/dpa
Lebih Baik Ketimbang Anggapan Umum
Pil anti kehamilan memang sedikit meningkatkan risiko kanker payudara. Tapi saat yang bersamaan obat itu menurunkan risiko kanker ovarium secara drastis. Secara keseluruhan, pil anti kehamilan lebih banyak melindungi manusia, ketimbang mengancam - setidaknya dalam kasus penyakit kanker.
Foto: Fotolia/Kristina Rütten
Takdir Berbicara
Bahkan dengan gaya hidup yang sehat, seseorang tidak bisa 100% yakin bisa bebas dari ancaman kanker. Separuh kasus kanker bersumber pada kelainan gen - atau lebih sederhana lagi, usia. Terutama tumor otak sering timbul tanpa adanya penyebab dari luar.
Foto: Fotolia/majcot
12 foto1 | 12
Lalu mereka mendekati ahli onkologi hewan di tujuh klinik di berbagai penjuru Amerika Serikat. Enam belas anjing, mulai dari ras border collie hingga golden retriever dan anjing penggembala, menerima suntikan mengandung 100 juta spora clostridium.
Peneliti lebih memilih anjing daripada hewan laboratorium yang biasa karena kanker pada anjing secara genetis lebih mirip dengan manusia, berpotensi membuat hasilnya lebih relevan.
Tumor menciut pada tiga dari 16 anjing, dan menghilang pada tiga anjing lainnya, demikian laporan para peneliti melalui jurnal Science Translational Medicine.
Metode Baru Pengobatan Kanker
Para peneliti pengobatan kanker di Jerman dan Swiss mengembangkan obat yang memicu aktifitas sistem kekebalan tubuh. Tapi pengobatan yang mengubah sistem kekebalan tubuh juga bisa memicu dampak fatal.
Foto: Fotolia/S. Bähren
Tambahkan Oksigen
Memutus suplai oksigen ke sel tumor adalah salah satu cara untuk mencegah pertumbuhan sel. Tapi para dokter di rumah sakit universitas Zürich mengujicoba hal sebaliknya. Pembuluh darah yang diserang kanker dinormalisasi kemudian dibanjiri oksigen. Para ilmuwan mengharapkan, dengan cara itu bisa meningkatkan keampuhan kemotherapi dan radiasi.
Percikan Jeruk Limau
Metode baru lainnya menggunakan jeruk limau untuk meredam penyebaran kanker hati. Peneliti dari Universitas Ruhr di Bochum memanfaatkan komponen aromatik atsiri dari buah limau sebgai semacam kunci untuk membuka sel kanker. Akibatnya kadar kalsium dalam sel kanker meningkat dan mencegah penyebarannya.
Foto: picture alliance/David Ebener
Terapi Kekebalan Tubuh
Yang paling menarik adalah riset di bidang terapi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh harus belajar memerangi sendiri pertumbuhan sel kanker. Masalahnya: sistem kekebalan tubuh lazimnya mengkategorikan 99,9 persen protein kanker sebagai aman. Para ilmuwan harus mengajari sistem kekebalan rubuh untuk menyerang protein yang disasar tanpa berlebihan untuk menghindari reaksi auto-immune.
Foto: bzga
Mutasi Protein.
Salah satu metodenya dengan vaksinasi. Targetnya: mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar mengenali protein yang mengalami mutasi. Professor Michael Platten dari Universitas Heidelberg sukses mengujicoba metode ini pada tikus yang memiliki sistem imunitas mirip manusia. Tumor mengecil atau hilang samasekali. Tahun ini dimulai fase ujicoba pada 39 pasien kanker.
Foto: Forschungszentrum Jülich
Terapi Antibody
Dalam metode terapi kekebalan tubuh, antibody memainkan peranan penting. Profesor Helmut Salih dan timnya dari Universitas Tübingen mengujicoba terapi antibody kepada tujuh pasien kanker. Antibody mencegah sel sehat terinfeksi sel kanker. Hasilnya, mula-mula sel kanker menghilang tapi tidak lama kemudian muncul kembali.
Foto: Universität Tübingen
Kisah Sukses Terapi Imunitas
Georgios (27) adalah contoh sukses terapi kekebalan tubuh. Ia pergi ke dokter karena pembengkakan kelenjar getah bening dan menduga terserang flu. Diagnosa dokter: kanker paru-paru stadium empat yang sudah menyebar. Dengan terapi kekebalan tubuh ia sembuh. Tapi terapinya dirahasiakan, karena dibiayai sebuah industri farmasi. Georgios mengatakan terapinya jauh lebih nyaman ketimbang kemoterapi.
Foto: NCT Heidelberg
Harapan Terakhir Pasien Kanker
Terapi eksperimental sistem kekebalan tubuh sering jadi harapan terakhir pasien kanker yang dinyatakan tak bisa disembuhkan. Prosedur pengobatan diberikan jika semua metode terapi standar gagal. Dokter dan pasien di Jerman bisa menghubungi Pusat Informasi Kanker untuk dapat menjalin kontak dengan ilmuwan yang sedang mengujicoba metode baru atau obat kanker eksperimental.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Uji coba pada manusia
Di Pusat Kanker M.D. Anderson di Houston, seorang pasien yang menderita retroperitoneal leiomyosarcoma, sebuah kanker agresif yang menyerang abdomen namun sudah menyebar ke hati, paru-paru, tulang dan lengan, menerima suntikan 10.000 spora ke dalam tumor metastatis pada lengannya. Awalnya sang pasien perempuan terkena demam dan merasakan sakit yang luar biasa (pertanda sistem kekebalan tubuhnya sedang menyerang kankernya) namun tumor mengecil pada dan sekitar tulang lengannya. Tumor pada bagian tubuh lainnya terus menyebar.
5 Mitos Salah Tentang Kanker
Ada banyak teori seputar penyebab penyakit kanker. Tapi tidak semuanya adalah benar. Berikut beberapa mitos tentang kanker yang tidak terbukti.
Foto: Colourbox
Ponsel dan Pemanis Buatan Sebabkan Kanker
“Tidak ada bukti keduanya berkaitan dengan kanker manusia,” ujar pakar onkologi Jack Jacoub, M.D. Hasil penelitian pada hewan di tahun 70an menunjukkan hubungan antara pemanis buatan dengan kanker. Tapi menurut National Cancer Institute, ini tidak terbukti pada manusia. Dan walau beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara ponsel dan kanker otak, penelitian lain juga telah membantahnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Kulit Gelap Aman dari Kanker Kulit
Mereka yang berkulit gelap dan bahkan dokter bisa tidak melihat gejala awal atau pertanda kanker kulit, yang seringnya muncul di bagian yang tidak diperhatikan. Seperti di bawah kuku, telapak kaki, sekitar mulut, kelopak mata atau alat genital. Akibatnya, mereka baru didiagnosa dengan kanker pada stadium lanjut, saat kanker sudah sulit untuk ditangani.
Foto: Colourbox
Lemak Tidak Sebabkan Kanker
Menurut American Cancer Society, obesitas berperan dalam satu dari lima kematian karena kanker. Berat badan berlebihan meningkatkan resiko terkena kanker usus besar, ginjal, pankres, kandung empedu, tiroid dan prostat.
Foto: PeJo - Fotolia.com
Tidak Menular
Memang Anda tidak bisa tertular kanker dari penderitanya. Tetapi virus penyebab kanker masuk kategori menular. Dalam dekade terakhir, HPV (human papillomavirus) secara drastis mengubah demografi pasien yang terkena kanker mulut dan kerongkongan, demikian analisa Robert Haddad, M.D., pakar onkologi di AS.
Foto: picture-alliance/dpa/DKFZ
Solarium Dapat Cegah Kanker Kulit
Banyak yang beranggapan, untuk mencegah kanker kulit, mereka yang ingin memiliki kulit lebih gelap haruslah ke Solarium dulu sebelum berjemur matahari. Kulit yang menjadi gelap karena sinar ultraviolet, baik dari matahari maupun 'tanning bed' sudah mengalami kerusakan yang bisa menimbulkan resiko kanker kulit.
Foto: Getty Images
5 foto1 | 5
Shibin Zhou menjelaskan apa yang terjadi pada pasien itu: spora melepaskan enzim yang menghancurkan sel tumor "yang dapat kami sebut bedah bio." Sistem imunitas juga mendeteksi bakteri dan melepas sel-sel pembunuh tumor.
BioMed Valley Discoveries, sebuah perusahaan riset dan pengembangan di Kansas City, Missouri, tengah merekrut pasien dengan tumor yang tidak berhasil diatasi dengan terapi untuk mengikuti uji coba keamanan dan dosis optimal clostridium. "Ini masih fase pertama dan uji coba tahap berikutnya akan memakan waktu bertahun-tahun," ungkap Saurabh Saha dari BioMed.
cp/vlz (rtr, ap)
Tragisnya Nasib Anak-Anak Penderita Kanker di Suriah
Di rumah sakit anak Damaskus, dokter bergulat dengan masalah kurangnya obat-obatan khusus bagi para pasien kecil. Ini bukan saja diakibatkan oleh perang saudara yang berlarut-larut di negara tersebut.
Foto: Reuters/O.Sanadiki
Kurang Sarana Berobat
Enam tahun konflik menyebabkan layanan kesehatan di Suriah hampir lumpuh. Padahal dulu pernah jadi salah satu yang terbaik di Timur Tengah. Tidak sampai 50% rumah sakit di negara itu berfungsi. Sekitar 200 anak berobat di Rumah Sakit Anak Damaskus tiap pekannya. Lebih dari 70% datang dari luar ibukota.
Foto: Reuters/O.Sanadiki
Sanksi Hambat Impor Obat?
Ini foto sejumlah pasien kanker yang menunggu pengobatan di Rumah Sakit Anak Damaskus. Pejabat organisasi kesehatan lokal dan dunia menyalahkan sanksi Barat berupa pembatasan impor farmasi, walaupun suplai medis sebagian besar tidak terkena dampak sanksi dari AS dan Uni Eropa.
Foto: Reuters/O.Sanadiki
Pemotongan Sokongan Negara
Pemotongan anggaran bagi kesehatan oleh pemerintah, merosotnya nilai mata uang dan efek tak langsung sanksi menyebabkan tambah parahnya kesengsaraan pasien yang perlu obat-obatan dari luar negeri. Sebelum perang pecah, Suriah produksi sendiri 90% obat-obat yang dibutuhkan. Tapi obat kanker memang dari dulu diimpor.
Foto: Reuters/O.Sanadiki
Harga Sangat Mahal
WHO di Suriah mengatakan, impor obat-obatan terkena pemotongan besar anggaran kesehatan dari pemerintah sejak mulainya perang tahun 2011. Selain itu, merosotnya nilai mata uang Pound Suriah hingga 90% menyebabkan harga obat sangat mahal.
Foto: Reuters/O.Sanadiki
Bukan Sekedar Kurang Dana
"Sanksi ekonomi atas Suriah juga berdampak negatif pada penyediaan obat-obat spesial termasuk obat anti kanker," demikian Elizabeth Hoff, perwakilan WHO di Syria. "Sanksi mencegah banyak perusahaan asing untuk mengadakan bisnis dengan Suriah. Juga mencegah bank-bank asing untuk mengurus transaksi bagi obat-obatan impor."
Foto: Reuters/O.Sanadiki
Pasien Menunggu Pengobatan
Bocah bernama Fahd ini penderita kanker. Ia bermain dengan ponselnya, sementara ibunya duduk di sebelah tempat tidurnya. Sanksi AS dan Uni Eropa tidak mencakup obat-obatan dan pertolongan kemanusiaan. Tetapi sanksi berupa pembatasan transaksi keuangan dan bisnis dengan pemerintah Suriah, sanksi secara tidak langsung berdampak pada perdagangan obat-obatan.
Foto: Reuters/O.Sanadiki
Penundaan Pengobatan
Basma, sebuah lembaga bantuan swasta berusaha membantu dengan membiayai obat anti kanker bagi keluarga miskin. Jumlah pasien yang butuh sokongan lembaga itu meningkat dari 30% hingga hampir 80% sejak perang mulai. Demikian keterangan manager Rima Salem. Salem menilai penundaan pengobatan sangat mengkhawatirkan, karena bisa menyebabkan kematian anak. Penulis: Nadine Berghausen (ml/vlz)