Clinton dan Trump Kembali Unggul Pemilihan Pendahuluan
27 April 2016
Hillary Clinton dan Donald Trump kembali keluar sebagai pemenang tegas dalam pemilihan pendahuluan. Sementara para pesaing sudah mulai persiapkan pemilihan berikutnya dan tetap berharap menang.
Iklan
Donald Trump raup kemenangan di seluruh lima negara bagian di Timur Laut AS (Connecticut, Delaware, Maryland, Pennsylvania dan Rhode Island), dalam pemilihan pendahuluan bagi kedua partai yang bertanding untuk berebut kursi presiden AS yang diadakan Selasa. Dengan itu posisi Trump tambah kuat sebagai kandidat calon presiden dari Partai Republik.
Trump menyatakan, "Saya menganggap diri saya calon yang paling mungkin menang." Demikian kata milyuner tersebut di New York, walaupun ia masih harus mendapat dukungan 1.237 delegasi berikutnya, untuk jadi calon resmi Partai Republik. "Bagi saya, persaingan sudah berakhir." Demikian kata Trump dengan pongah.
Sementara itu di kubu Demokrat, mantan ibu negara dan menteri luar negeri Hillary Clinton juga berhasil memperbesar perbedaan jumlah pengumpulan suara dari saingan terkuatnya Bernie Sanders.
Di kubu Demokrat, Clinton menang tegas di empat negara bagian, termasuk di Pennsylvania yang jadi ajang perebutan perolehan suara. Di depan para pendukungnya di kota Philadelphia, Clinton menyebut Selasa kemarin sebagai malam yang indah. Namun ia tidak menang mutlak kali ini, karena Bernie Sanders berhasil menang di Rhode Island, dan bertekad akan terus berjuang untuk jadi calon presiden.
Saling hantam antara Republik dan Demokrat dimulai
Ketika berbicara di depan sekitar 1.000 orang pendukungnya di Pennsylvania, Clinton menyerukan agar tidak memilih calon manapun dari Partai Republik. "Jika Anda pendukung Demokrat, atau tidak mendukung partai tertentu, atau pendukung Republik yang memberikan suara dengan berpikir, Anda tahu bahwa cara mereka tidak akan membangun Amerika yang hendak memperluas kesempatan kerja dan mengurangi ketidaksetaraan." Demikian seruan Hillary.
Sementara Trump seperti biasa mengeluarkan komentar bernada diskriminatif terhadap perempuan. Sebelum pemberian suara berlangsung, ia mengatakan kepada reporter, Hillary Clinton hanya ditanggapi dengan serius karena ia perempuan. "Sebenarnya, jika Hillary Clinton laki-laki, saya rasa raihan suara lima persen pun tidak akan diperolehnya," kata Trump.
Isu Utama Kampanye Pemilu Presiden AS
Opini rakyat AS terpecah-belah dalam banyak isu politik. Baik urusan pemberantasan terorisme, aborsi atau pembatasan kepemilikan senjata. Ini beberapa yang paling penting.
Foto: Reuters/J. Young
Pembatasan Pemilikan Senjata
Baik di gereja di Charleston, di sekolah dasar di Sandy Hook, atau di bioskop di Aurora, penembakan masal sudah jadi hal yang sering terjadi di AS. Menjelang akhir masa jabatannya, Obama berusaha ketatkan kontrol senjata di negaranya. Tapi ini isu yang memecah-belah warga. Banyak warga AS menolak langkah yang membatasi kepemilikan senjata.
Foto: Reuters/A. Latif
Reformasi Asuransi Kesehatan
Kemungkinan tidak ada isu paling besar yang pisahkan kubu Republik dan Demokrat selain reformasi asuransi kesehatan yang dicanangkan Presiden Barack Obama, dijuluki Obamacare. Itu membuat hampir semua orang AS harus punya asuransi kesehatan. Banyak calon Demokrat ingin perluas Obamacare, sementara sebagian besar calon Republik akan menghapusnya jika terpilih jadi presiden.
Foto: Reuters/J. Rinaldi
Terorisme
Serangan teroris di San Bernardino, yang sebabkan 14 orang tewas, kembali sulut debat soal keamanan nasional dan pemberantasan terorisme. Kandidat presiden dari Partai Republik kritik Obama karena dianggap lemah mengatasi masalah terorisme. Donald Trump, calon dari kubu Republik bahkan usulkan larang masuknya semua orang beragama Islam ke AS.
Foto: Getty Images/AFP/S. M. Haffey
Imigrasi
Di samping itu Trump juga ingin mencegah masuknya orang Meksiko ke AS, dan usulkan pendirian tembok sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Calon lainnya lebih liberal, dan usulkan UU imigrasi baru, yang setidaknya menawarkan perspektif bagi 11 juta imigran gelap di AS. Karena semakin kuatnya kemungkinan dukungan dari warga "Hispanic", imigrasi jadi salah satu isu penting pemilu presiden AS.
Foto: Getty Images/AFP/R. Schedmidt
Aborsi
Ini debat yang tak kunjung henti di AS. Pilihannya: "pro-choice" atau "pro-life", antara hak memilih (aborsi), atau hak untuk hidup. Bagi banyak warga konservatif dan kelompok religius AS, aborsi adalah dosa. Banyak calon dari kubu Republik menolak aborsi, karena gerakan pro-choice memperjuangkan hak perempuan untuk memilih aborsi secara legal.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
Keadilan Sosial
Distribusi kekayaan di AS sangat tidak merata. Menurut peneliti di Kalifornia, 1% warga terkaya AS memiliki kekayaan sama seperti jumlah kekayaan 90% warga di golongan bawah. Kemungkinannya kecil AS akan punya sistem keadilan sosial seperti di Eropa. Tapi dengan munculnya Bernie Sanders dari Partai Demokrat, kampanye kali ini jadi punya fokus kuat pada kekayaan dan ketidakadilan.