Condom Snorting Challenge, Satu Tantangan Berbahaya
2 April 2018
Berbagai tantangan bermunculan di media sosial: ice bucket challenge, cinnamon challenge, Kini condom snorting challenge, tantangan yang dianggap membahayakan, sedang popopuler terutama di kalangan remaja.
Iklan
Tantangan demi tantangan bermunculan di media sosial. Banyak warganet di seluruh dunia, terutama kaum remaja, menampilkan "keberanian” mereka melakoni tantangan demi mendapatkan pujian di dunia maya.
Satu tantangan yang bernama condom snorting challenge tengah naik daun di kalangan remaja. Sebenarnya tantangan ini sudah muncul sejak lama. Video tantangan ini diunggah untuk pertama kalinya pada Juni 2007.
Condom snorting challenge menjadi popular setelah seorang YouTuber, Savannah Strong, memposting aksinya di akun YouTube miliknya pada tahun 2013. Namun postingannya dihapus dari platform media sosial tersebut karena melanggar kebijakan situs karena dianggap sebagai konten yang dapat membahayakan.
Bagaimana Media Sosial Ubah Otak Anda
Pernah merasa tidak bisa menyetop diri menggunakan media sosial? Media sosial memang asik dan disukai masyarakat luas. Tapi apa itu sehat buat otak Anda?
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kahnert
Tidak Bisa Mengontrol Diri?
Menurut data yang dikumpulkan lembaga pendidikan TED (Technology, Entertainment, Desain) sepertiga penduduk dunia menggunakan media sosial. Lima sampai 10 persen pengguna internet menyatakan sulit mengontrol waktu saat menggunakan media sosial. Menurut hasil pemindaian otak, ada bagian otak yang alami gangguan, dan itu bagian yang sama seperti pada pengguna narkoba.
Foto: Imago/All Canada Photos
Menyebabkan Kecanduan
Bagian otak yang terganggu terutama yang mengontrol emosi, perhatian dan pengambilan keputusan. Orang merasa senang pada media sosial, karena segera memberikan "imbalan" tanpa perlu upaya besar. Oleh sebabnya itu otak ingin mendapat stimulasi makin banyak, dan akhirnya menyebabkan ketagihan. Seperti halnya ketagihan obat terlarang.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Tampak Seperti Multi-Tasking
Orang tampaknya mampu melaksanakan multi-tasking antara pekerjaan dan berkomunikasi dengan teman atau membaca berita terakhir dari teman lewat media sosial. Itu tampaknya saja. Semakin banyak menggunakan media sosial menyebabkan semakin kurangnya kemampuan otak untuk menyaring "gangguan" dan menyebabkan otak tidak mampu menempatkan informasi dalam ingatan.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Klose
Bergetar Atau Tidak?
Sejalan dengan penggunaan medsos lewat ponsel pintar, muncul fenomena baru "phantom vibration syndrome". Orang merasa ponsel bergetar, tapi sebenarnya tidak. Menurut sebuat studi, 89% dari pengikut riset rasakan ini, sedikitnya sekali dalam dua minggu. Tampaknya: otak menerima rasa gatal dan mengubahnya menjadi getaran yang dirasakan tubuh. Sepertinya teknologi mulai mengatur ulang sistem syaraf.
Foto: Getty Images/AFP/W. Zhao
Makin Terfokus pada Diri Sendiri
Media sosial juga menyebabkan otak makin banyak melepas Dopamin, yang sebabkan tubuh merasa senang. Menurut ilmuwan, pusat pemberian imbalan pada otak menunjukkan aktivitas lebih tinggi, jika orang bicarakan pandangan mereka, daripada jika mendengarkan pendapat orang. Itu tidak mengherankan. Tapi dalam interaksi langsung, hanya 30-40% isinya mengenai diri sendiri. Sementara dalam media sosial 80%.
Foto: imago/Westend61
Imbalan untuk Bicara Tentang Diri Sendiri
Semua bagian otak yang berkaitan dengan orgasme, motivasi, cinta terstimulasi hanya dengan menggunakan media sosial. Dan itu lebih besar lagi dampaknya, jika Anda menyadari bahwa Anda punya "penonton". Misalnya jumlah "likes" di Facebook atau jumlah "followers" di Twitter tinggi. Jadi tubuh memberikan imbalan sendiri kepada kita, hanya karena membicarakan tentang diri sendiri lewat internet.
Sebaliknya dampak positif juga ada. Menurut studi hubungan pacaran terhadap sejumlah pasangan, sebagian besar cenderung lebih saling suka, jika awalnya berkenalan lewat jalur maya. Dibanding jika kenal lewat interaksi langsung. Kemungkinan ini disebabkan karena orang lebih bisa anonim di dunia virtual, dan lebih punya kesempatan mengemukakan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.
Foto: DW
7 foto1 | 7
Bisa tersedak atau picu alergi
Dalam condom snorting challenge, peserta diharuskan untuk memasukkan kondom ke dalam lubang hidung, menariknya lewat tenggorokan dan mengeluarkannya kembali lewat mulut. Selain menyakitkan, tantangan ini dianggap berbahaya karena tidak hanya berisiko tersedak tetapi juga dapat menimbulkan risiko alergi dan infeksi.
"Hidung terhubung ke bagian belakang mulut - itu juga terhubung ke saluran pernafasan. Jika sesuatu dimasukkan ke hidung, ini berisiko tersumbat di tenggorokan Anda, atau di paru-paru. Dan ini bisa berakibat fatal,” kata Dr. Carol Cooper kepada harian Inggris The Sun.
Banyak pakar kesehatan mengungkapkan kekhawatiran akan tren ini. "Bahkan jika berhasil menarik kondom keluar dari mulut, memasukkan kondom ke hidung sangat tidak nyaman dan menyakitkan. Apakan aksi ini layak dilakukan hanya demi mendapatkan pujian (di media sosial)," dipertanyakan Bruce Y. Lee, dari Hopkins Bloomberg School of Public Health.
8 Pertanda Anda Kecanduan Smartphone
Hasil studi di Iowa State University menunjukkan, bahwa nomofobia - rasa takut tidak sedang memegang ponsel - adalah hal yang nyata. Para peneliti juga mengungkap tanda-tanda jika Anda kecanduan smartphone.
Foto: Fotolia/Picture-Factory
Baterai
Anda sangat ketakutan saat baterai smartphone mulai menipis.
Foto: picture-alliance/chromorange
Internet
Jika 3G/4G Anda tidak berfungsi atau smartphone tidak bisa terhubung dengan Wi-Fi, maka Anda akan kerap memeriksa apakah ada jaringan Wi-Fi di lokasi Anda.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schutt
Terdampar
Jika tidak menggunakan smartphone, Anda merasa takut akan tersesat di lokasi yang tidak Anda kenal sebelumnya.
Foto: Colourbox
Jejaring Sosial
Anda merasa tidak nyaman karena tidak bisa mengaktualisir status di jejaring sosial dan/atau di jejaring sosial lainnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Lei
Telepon dan SMS
Anda merasa stres jika tidak bisa dihubungi, menghubungi dan tidak bisa menerima telepon atau SMS..
Foto: picture-alliance/dpa
Informasi
Anda merasa terganggu jika tidak bisa memperoleh informasi dari smartphone. Seperti misalnya tidak bisa mengakses app berita atau app cuaca.
Foto: picture-alliance/dpa
Pulsa Habis
Anda merasa panik luar biasa jika kehabisan pulsa atau penggunaan ponsel telah melebihi batas durasi bulanan.
Foto: PeJo/Fotolia
Tidak Bisa Lepas
Anda akan merasa aneh tanpa smartphone, karena anda tidak tahu apa lagi yang bisa Anda lakukan. Sampai-sampai smartphone pun dibawa tidur.