Australia dan Amerika Serikat menggalang dukungan internasional untuk menyelidiki asal usul virus corona. Cina menolak upaya tersebut dan menyebutnya sebagai “propaganda”
Iklan
Teka-teki seputar asal usul virus corona kembali menyita perhatian, ketika sebagian negara yang terdampak serius memasuki fase pemulihan usai melewati masa puncak wabah.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengimbau negara angota Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendukung penyelidikan independen terhadap awal mula virus SARS-CoV-2.
Usulan tersebut ditolak oleh Beijing, yang menyebut upaya tersebut sebagai “propaganda Amerika Serikat melawan Cina.”
Namun Morrison menegaskan, semua anggota WHO harus diwajibkan berpartisipasi dalam proses penyidikan.
“Jika Anda menjadi anggota sebuah klub seperti Badan Kesehatan Dunia, maka ada tanggungjawab dan kewajiban yang harus dipatuhi,” kata dia di Canberra, “Kami ingin agar dunia lebih aman dari virus. Saya berharap negara lain, entah itu Cina atau siapapun juga, mau berbagi pandangan yang sama.”
Perempuan Dunia yang Berjuang Perangi Virus Corona
Dari mulai mengambil langkah pencegahan dini hingga mengembangkan vaksin, para perempuan ini berjuang untuk mengendalikan pandemi COVID-19.
Foto: Reuters/M. Schreiber
Serius — Angela Merkel
Jerman jadi perhatian dunia atas upayanya menangani pandemi virus corona serta angka kematian yang rendah. Kanselir Angela Merkel dipuji karena untuk kali pertama dalam masa jabatannya ia tampil langsung melalui televisi, memperingatkan bahaya virus corona. Ia merinci langkah-langkah penanganan COVID-19 yang harus diikuti untuk mengatasi “tantangan terbesar” yang dihadapi Jerman sejak PD II.
Foto: Reuters/M. Schreiber
Kembangkan vaksin — Marylyn Addo
Marylyn Addo, profesor di bidang virologi yang memimpin Pusat Penelitian Infeksi Jerman dan Kepala Departemen Infeksi Pusat Medis Hamburg-Eppendorf. Institusi ini bertugas untuk mengembangkan vaksin virus corona. Sebelumnya, Addo telah berhasil mengembangkan vaksin untuk virus Ebola dan MERS.
Foto: Privat
Tindakan pencegahan — Jacinda Ardern
Di bawah kepemimpinan PM Ardern, Selandia Baru lakukan tes menyeluruh dan menerapkan pembatasan wilayah yang ketat untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona. Pada 14 Maret silam, Ardern umumkan siapa pun yang masuk ke negaranya harus melakukan isolasi mandiri selama dua pekan. Tak lama berselang, ia kemudian melarang semua pengunjung masuk dan mengumumkan status lockdown.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Perry
Tes corona massal — Jung Eun-kyeong
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, Jung Eun-kyeong, dipuji sebagai “pahlawan nasional” atas kinerjanya memerangi COVID-19. Media Korea Selatan memberitakan bahwa Jung kerap tidak tidur dan menolak meninggalkan kantor demi mengatasi penyebaran corona di Korea Selatan. Ia pun membantu mengarahkan langkah-langkah tes massal di negeri ginseng tersebut.
Foto: picture-alliance/Yonhapnews Agency
Membuka jalan Uni Eropa — Mette Frederiksen
Di bawah kepemimpinan PM Frederiksen, Denmark merupakan salah satu negara di Eropa yang merespon cepat penyebaran virus corona. Frederiksen dengan sigap menerapkan langkah-langkah ketat di awal bulan Maret, antara lain dengan menutup perbatasan untuk semua pengunjung yang tidak memiliki visa masuk.
Foto: Reuters/Ritzau Scanpix
Aksi cepat — Tsai Ing-wen
Meski letaknya sangat dekat dengan episentrum virus corona yakni Cina, Taiwan berhasil menekan penyebaran COVID-19. Ini mematahkan prediksi para ahli yang sebut Taiwan akan jadi salah satu negara dengan kasus corona terbanyak di dunia. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ambil tindakan dini dengan melarang masuk pengunjung dari Cina, Hong Kong, dan Makau seiring melonjaknya kasus di Cina. (Ed: rap/ts)
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/W. Berrazeg
6 foto1 | 6
Krisis hubungan diplomatik
Dalam tahun-tahun terakhir hubungan diplomatik antara Australia dan Cina menegang, meski menjalin perdagangan yang erat. Kisruh antara Beijing dan Canberra memuncak ketika Cina dituding melakukan serangan siber dan berupaya mengintervensi urusan dalam negeri Australia.
Imbauan Canberra selaras dengan sikap pemerintah Amerika Serikat. Washington pekan lalu mempertimbangkan untuk menyelidiki kemungkinan virus corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan. Namun Cina menolak desakan Presiden Donald Trump untuk mengizinkan penyidik AS datang ke Wuhan.
Rabu (22/4) giliran pemerintah negara bagian Missouri yang melancarkan gugatan bernilai miliaran Dollar AS terhadap pemerintah Cina lantaran dianggap abai menangkal wabah.
Pemerintah Cina sendiri menyebut upaya hukum tersebut “sangat absurd,” lantaran Cina “bukan bagian dari yurisdiksi Amerika Serikat.”
Oleh kaum oposan di AS, upaya kedua pejabat tinggi Partai Republik itu dinilai sebagai manuver politik untuk mengalihkan perhatian dari kinerja pemerintah yang buruk menghadapi wabah COVID-19. Sejauh ini Johns Hopkins University sudah mencatat 849.000 kasus penularan dengan 47.681 angka kematian di AS.
Spekulasi, teori konspirasi dan fakta yang ditutup
Namun spekulasi seputar awal mula wabah Corona di Wuhan enggan menghilang dan kini mulai menguasai ruang diplomasi. Perancis dan Inggris yang belum melawati masa kritis wabah corona menolak diseret dalam pusaran konflik dengan Cina. Kedua negara menyatakan saat ini adalah saatnya memerangi virus, bukan mencari kambing hitam.
Kelelawar: Fenomena Mamalia Nokturnal yang Dapat Terbang
Kelelawar mendapat citra buruk karena dikaitkan dengan virus corona. Padahal, makhluk malam yang menakjubkan ini adalah bagian penting dari ekosistem.
Foto: Imago/Bluegreen Pictures
Bukan hanya penghuni gua
Habitatnya terbentang dari semak-semak di Australia hingga pantai Pasifik Meksiko. Bergantung di pohon, bertengger tinggi di pegunungan, bersembunyi di gua, celah-celah batu, dan atap rumah - kelelawar adalah mamalia yang paling banyak tersebar di planet Bumi. Makhluk nokturnal ini adalah mamalia yang paling umum kedua setelah tikus, dan satu-satunya yang bisa terbang.
Foto: Imago/Bluegreen Pictures
Marshmallow penghuni daun
Dengan aman meringkuk di lipatan tanaman heliconia, kelelawar putih Honduras ini hati-hati memotong urat daun untuk membuat rumah seperti tenda. Ini adalah satu dari lima jenis kelelawar putih dari 1.400 spesies kelelawar, panjangnya hanya 4-5 sentimeter. Hewan ini dijuluki "gumpalan marshmallow" dari keluarga kelelawar. Kelelawar-kelelawar kecil ini memakan buah-buahan.
Foto: picture-alliance/Mary Evans Picture Library
Kelelawar penghisap darah
Meskipun mamalia ini dianggap makhluk jahat di beberapa belahan dunia, hanya tiga spesies kelelawar yang benar-benar minum darah. Sapi dan kuda adalah mangsa umum kelelawar vampir ini. Tetapi hewan ini juga dikenal suka menyedot darah manusia, dan dapat menyebabkan infeksi serta penyakit.
Foto: picture-alliance/Mary Evans Picture Library
Buta seperti kelelawar?
Sebagian besar kelelawar memiliki penglihatan yang sangat buruk dan mengandalkan sonar untuk menemukan makanan dalam gelap. Hewan ini menciptakan suara bernada sangat tinggi di tenggorokan mereka dan memproyeksikannya ke depan. Telinga besar kelelawar mendeteksi gema dari suara-suara yang memantul dari sekitarnya sehingga dapat memetakan lingkungan dengan sangat presisi.
Foto: picture-alliance/Mary Evans Picture Library/J. Daniel
Tanpa kelelawar, kita tidak akan memiliki alpukat, mangga, atau pisang
Kelelawar bernilai ekologis yang luar biasa karena peran binatang ini dalam penyerbukan tanaman. Lebih dari 500 spesies tanaman bergantung kepada kelelawar untuk serbuki bunganya, misalnya pisang. Beberapa jenis kelelawar, seperti kelelawar berbibir tabung Ekuador, kelelawar pisang Meksiko dan kelelawar berhidung panjang (foto), dilengkapi dengan lidah yang sangat panjang untuk tujuan ini.
Foto: picture-alliance/All Canada Photos
Inang utama virus
Kelelawar adalah inang alami untuk beberapa jenis virus, seperti SARS, MERS, SARS-CoV-2 dan mungkin Ebola, serta Marburg dan Nipah. Para ilmuwan menyimpulkan sistem kekebalan tubuh hewan yang unik memungkinkan mamalia terbang ini membawa patogen yang mematikan bagi spesies lain, tapi tidak merugikan dirinya sendiri.
Foto: picture-lliance/Zuma
Nyaris tidak pernah menua
Sebagian besar kelelawar dapat hidup lebih lama dari mamalia lainnya. Rentang hidup beberapa spesies kelelawar rata-rata 30 tahun, sementara kelelawar tertua yang tercatat hidup berumur 41 tahun. Mamalia ini juga tidak menua. Ilmuwan yang meneliti penyebab umur panjang hewan ini, melihat kemampuan unik hewan untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan sel yang disebabkan oleh usia. (fs/as)
Foto: picture-alliance/blickwinkel/AGAMI/T. Douma
7 foto1 | 7
Jerman sebaliknya mendesak Beijing agar lebih terbuka terhadap dunia. Awal pekan ini, Kanselir Angela Merkel mengatakan “sikap transparansi Cina soal asal usul virus dibutuhkan untuk semua negara agar bisa belajar,“ kata dia kepada AFP.
Cina tidak pula selamanya membangkang. Ketika sejumlah negara memperkarakan pasar basah yang diduga menjadi lokasi pertama wabah corona, pemerintah Cina melarang perdagangan satwa liar dan kini menyusun legislasi baru untuk membuat larangan tersebut menjadi permanen.
Meski demikian Australia tetap menggalang dukungan internasional untuk mengakhiri praktik jual beli satwa liar. “Pasar hewan liar menyimpan risiko tinggi, juga terhadap industri agrikultur karena menyangkut kesehatan publik, kata Menteri Pertanian Australia, David Littleproud.
Satwa liar sejak awal ditengarai menjadi agen penyebaran virus corona. Belum lama ini ilmuwan melacak jejak virus hingga ke hewan teringgiling. Kelelawar juga dianggap sebagai kandidat kuat.
Kedua jenis satwa dikabarkan dijual di pasar basah di Wuhan.Namun sejauh ini ragam studi yang digelar belum membuahkan kesimpulan apapun.
Rzn/as (rtr, afp)
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)