COVID-19: Cina Laporkan Infeksi Terendah, Dunia Tetap Cemas
20 Februari 2020
Jumlah kasus pasien terinfeksi virus corona jenis baru, COVID-19, di Cina menunjukkan penurunan. Namun dunia tetap khawatir menyusul tewasnya dua orang yang dikarantina di Jepang.
Iklan
Jumlah total korban tewas di Cina akibat virus COVID-19 mencapai 2.118 orang termasuk 114 kasus terbaru. Namun pejabat kesehatan setempat melaporkan turunnya jumlah kasus infeksi baru dalam hampir sebulan terakhir di Cina, termasuk di provinsi yang paling terpukul, Hubei.
Seorang pejabat di Cina mengatakan bahwa upaya drastis mereka, termasuk mengkarantina puluhan juta orang di Hubei dan membatasi gerakan di kota-kota lain di negara itu mulai membuahkan hasil.
"Hasilnya menunjukkan bahwa upaya pengendalian kami sukses," ujar Menteri Luar Negeri Wang Yi pada pertemuan khusus tentang virus ini dengan rekan menlu se-Asia Tenggara di Laos.
Lebih dari 600 infeksi baru dilaporkan di Wuhan. Ini adalah penghitungan harian terendah sejak akhir Januari dan turun dari 1.749 kasus baru sehari sebelumnya. "Di Hubei, dan khususnya di Wuhan, situasinya membaik secara signifikan," ujar Wang.
Richard Brennan, Direktur Darurat Regional dari WHO, mengakui bahwa Cina telah membuat "kemajuan luar biasa dalam waktu singkat." Namun ia juga memperingatkan bahwa epidemi belum berakhir. "Trennya sangat menggembirakan tetapi kita belum sampai pada titik balik," kata Brennan pada konferensi pers di Kairo, Mesir.
Ratusan orang telah terinfeksi virus COVID-19 di lebih dari 25 negara. Pada Rabu (19/02) Iran melaporkan adanya dua kasus kematian yang menjadikannya kematian pertama di Timur Tengah. Jumlah kasus infeksi baru juga dilaporkan melonjak di kota Daegu, Korea Selatan, hingga total 39 kasus.
Sedangkan di Jepang, seorang lelaki dan perempuan berusia sekitar 80 tahun meninggal dunia akibat virus COVID-19. Keduanya adalah penumpang kapal pesiar Diamond Princess dan telah dikarantina, kata pihak berwenang. Kekhawatiran pun meningkat terkait penumpang lain yang turun dari kapal itu setelah hasil tes mereka dinyatakan negatif.
Upaya global temukan vaksin
Hingga saat ini belum ada perawatan yang terbukti ampuh melawan virus ini dan para ahli mengatakan perlu satu tahun atau lebih untuk menyiapkan vaksin. Mereka berharap bahwa karantina yang ketat di Cina dan di tempat lain akan memberikan waktu bagi para ilmuwan untuk mengembangkan metode pengobatan.
Para peneliti sudah menguji ide pertama dengan obat antivirus yang dikenal sebagai Remdesivir. Obat ini bekerja dengan mengecoh kemampuan virus dalam bereplikasi.
Obat ini sedang diuji di Cina pada pasien terinfeksi COVID-19. Sebuah penelitian yang diterbitkan minggu lalu menemukan bahwa Remdesivir berhasil mengurangi gejala gangguan pernapasan pada sampel monyet yang terpapar virus corona lain yang menyebabkan penyakit MERS.
Secara terpisah, perusahaan biofarmasi Sirnaomics menggunakan teknik yang dikenal sebagai interferensi RNA untuk mematikan gen kunci dalam virus corona jenis baru. Tetapi pertama-tama, perusahaan harus mengidentifikasi gen virus yang akan ditargetkan.
"Kami saat ini menguji 150 di antara gen virus dengan menggunakan kultur berbasis sel," kata Patrick Lu, Presiden dan CEO Sirnaomics. "Kami bekerja dengan ilmuwan di AS dan Cina."
Beberapa obat yang sudah mengantongi persetujuan badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, FDA, mungkin juga memiliki efek pemblokiran pada salah satu enzim kritis virus baru itu, kata para ilmuwan.
Teori konspirasi dan disinformasi hambat upaya pengobatan
Merebaknya disinformasi dinilai telah sangat menghambat upaya global untuk memerangi virus ini. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (19/02), Institut Virologi Wuhan yang memperoleh dukungan dari negara mengatakan "rumor internet" telah "mendapat perhatian penuh dari semua lapisan masyarakat" dan "menyebabkan kerusakan besar bagi staf peneliti kami di garis depan penelitian ilmiah."
Teori-teori konspirasi dan rumor memang sering berkembang tiap kali terjadi epidemi. Teori ini ada ketika muncul wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), SARS, flu burung dan Ebola, kata Adam Kamradt-Scott, pakar penyakit menular di University of Sydney.
"Jika di kota tempat wabah dimulai ada laboratorium penyakit menular, biasanya (laboratorium itu) disalahkan."
Rumor yang beredar di dalam dan luar negeri mengklaim bahwa virus ini direkayasa oleh para ilmuwan lokal di Wuhan. Lalu, entah sengaja atau tidak, virus berhasil keluar dari laboratorium.
Selain teori konspirasi, ada juga desas-desus tentang katak dan bayi yang baru lahir tiba-tiba bisa berbicara dan memberi nasihat tentang cara mengusir penyakit, biasanya dengan cara membakar petasan dan dupa.
"Sayangnya, selain tantangan epidemiologis, kita sepertinya juga menghadapi epidemi disinformasi secara terus-menerus," kata Kamradt-Scott.
ae/vlz (AFP, npr.org, Reuters)
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)