Pejabat kesehatan Malaysia laporkan mendeteksi strain virus corona yang alami mutasi dan 10 kali lebih mudah menular dibanding strain Wuhan. Sebelumnya strain mutasi ini dilaporkan muncul di Eropa.
Direktur jederal kesehatan, kementrian kesehatan Malaysia, DR. Noor Hisham Abdullah lewat postingan facebooknya melaporkan, kasusnya terlacak oleh Malaysian Institute for Medical Research dari klaster Sivagangga dan Ulu Tiram. “Diketahui virusnya 10 kali lebih infeksius dan sangat mudah menyebar diantara individu“, ujarnya.
Hisham menyebutkan, strain virus corona yang mengalami mutasi D614G, ditemukan di Malaysia pada bulan Juli lalu. Sebelumnya strain virus yang mengalami mutasi itu ditemukan menyebar di Eropa. “Temuan virus corona yang bermutasi mengingatkan agar warga lebih berhati-hati, dan terus menerapkan disiplin higiene, social distancing serta mengenakan masker“, pungkas Hisham.
Tidak berarti lebih mematikan
Strain virus corona yang mengalami mutasi dan 10 kali lebih mudah menular dibanding strain Wuhan itu sebelumnya menyebar di Eropa, dan kelihatannya daya mematikannya jauh berkurang. Demikian diungkapkan pakar penyakit infeksi dari Singapura, Paul Tambyah.
Berlomba Mencari Vaksin Corona
Pandemi Covid-19 menerjang cepat dan sudah tewaskan 450.000 jiwa kurang dari enam bulan. Hal ini pun picu lomba pembuatan vaksin yang efektif dan aman. Dari 100 potensi vaksin, inilah yang sudah uji klinis pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/J.-P. Strobel
BioNTech dari Jerman dan Pfizer dari AS
Perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech menjadi yang pertama mendapat rekomendasi dari Paul Ehrlich Institut untuk uji klinis pada manusia. Fase pertama dilakukan tes pada manusia dengan 12 relawan pada bulan April lalu. Bersama perusahaan farmasi AS Pfizer akan di lakukan uji klinis berikutnya untuk calon vaksin BNT162 dengan 360 relawan di AS.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Albrecht
CureVac dari Jerman
Perusahaan Jerman CureVac juga telah mendapat izin dari otoritas Jerman, dan siap melakukan uji klinis vaksin virus corona. Bulan Juni ini perusahaan dari kota Tübingen itu akan menguji calon vaksinnya pada 168 relawan. Pemerintah Jerman juga menanam investasi senilai 300 juta Euro di perusahaan bioteknologi ini.
Foto: picture-alliance/Geisler-Fotopress/S. Kanz
Moderna dari AS
Perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc adalah yang pertama di dunia yang mengumumkan uji klinis calon vaksin mRna-1273 pada manusia. CEO Moderna bertemu Presiden Trump Maret lalu untuk melaporkan perkembangan positif. Pemerintah AS mendukung dengan dana 483 juta US Dolar. Akhir Mei, fase kedua uji klinis dimulai dengan 600 relawan. Moderna bisa produksi hingga 500 juta dosis vaksin per tahun.
Foto: picture-alliance/CNP/AdMedia/K. Dietsch
AstraZeneca Swedia/Inggris dan Oxford Inggris
Perusahaan farmasi Swedia/Inggris AstraZeneca bersama Oxford University lakukan uji klinis vaksin eksperimental pada manusia di Inggris dan Brasil. Calon vaksin berasal dari virus adeno simpanse ChAdOx1. Bulan Mei dilakukan uji fase dua dengan 10.000 relawan. Produksi vaksin diharap bisa dimulai akhir tahun 2020, dengan kapasitas hingga dua miliar dosis. Uni Eropa sudah memesan 400 juta dosis.
Foto: picture-alliance/AP Photo/University of Oxford
Kaiser Permanente AS
Kaiser Permanente Washington Health Research Institute (KPWHRI) sudah melakukan uji klinis vaksin corona pada manusia dengan sampel kecil Maret lalu. Uji coba juga dilakukan pada manula. Riset dibiayai oleh jawatan kesehatan federal AS dengan vaksin yang dikembangkan moderna. (as/gtp)
Foto: picture-alliance/AP/T. Warren
5 foto1 | 5
Tambyah yang menjabat Presiden International Society of Infectious Diseases juga menyebutkan, mutasi virus itu diduga tidak akan mempengaruhi efektivitas potensi vaksin yang saat ini sedang dikembangkan. Sebelumnya sejumlah ilmuwan menyampaikan kekhawatirannya terkait hal itu.
“Ini demi kepentingan virus itu sendiri, untuk menginfeksi lebih banyak inang, tapi tidak membunuhnya, karena ketergantungan virus pada inang untuk mendapat makanan dan berkembang biak“, pungkas Tambyah.