'Habis Gelap Terbitlah Terang' dianggap menginspirasi perempuan Indonesia untuk mau mencapai kesetaraannya di kemudian hari nanti. Buku itu lahir dari curhatan hati Kartini dalam surat-suratnya. Ulasan Andibachtiar Yusuf
Iklan
Keinginan Kartini adalah hasrat besar siapapun yang di era modern ini sudah melek internet, keinginan untuk sejajar dengan orang/bangsa lain yang dianggap maju, cita-cita melihat belahan dunia lain dan kemauan untuk lebih maju dari hari ini. Namun Kartini adalah wanita Jawa, dia tidak berasal dari etnis Minang yang kaum perempuannya memang lebih dominan dari para lelaki, atau etnis Bali yang para perempuannya memang bekerja ketimbang para lelakinya. Maka dinikahilah Kartini yang masih muda oleh seorang ningrat lainnya yang sudah gendut tapi berkuasa atas prakarsa orang tuanya. dan pupuslah keinginannya untuk melihat dunia lain seperti apa yang ia cita-citakan.
Kartini adalah seorang Raden Ajeng, ia bukan Suminah, Sukerti atau Juminten yang hanya bisa diam tepekur saat dipaksa kawin oleh orang tuanya dan berhenti pada melayani suami terhormat. Lewat aksesnya ia kemudian berkorespondensi dengan sahabatnya di Belanda (tentu saja dengan bahasa Belanda yang fasih) yang dilakukan sangat rutin. Aksesnya pada media yang besar membuat isi surat-suratnya menjadi cukup berisi dan cerdas. Ia bahkan tahu ada seorang anak muda bernama Agus Salim yang cerdas di Sumatra Berat, Urang Awak yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Belanda, Jerman, Inggris, Perancis dan tentu saja Minang bahkan di saat ia masih menjelang lulus SMA.
Isi surat sang Raden Ajeng memang beragam, mulai dari kegelisahannya pada dirinya sendiri, pada gender perempuan sampai ke tingginya pajak pemerintah Belanda di tanah Jawa. Hingga di kemudian hari sang Diajeng ini harus rela dimadu oleh kangmas-nya yang memiliki kekuasaan cukup untuk beristri lebih dari satu sesuai kebiasaan saat itu. Kartinipun terhenyak dan tersadar bahwa ia memang cuma orang Jawa biasa yang pada akhirnya hanya bertugas mengangkang pada sang suami yang bisa semena-menang menikah kembali seperti kolektor mobil yang bebas menunggangi mobil apapun yang ia mau.
Kartini yang mungkin tidak tahu bahwa di luar keratonnya penderitaan yang sama juga terjadi , kemudian semakin kuat berkirim surat menceritakan kepedihannya sebagai perempuan yang menjadi istri ketiga dan lalu kembali dipoligami -- lewat surat-surat pada sang sahabat tersebut. Sang Diajeng yang menderita secara bathin dan hanya bisa melampiaskan segalanya lewat surat ini akhirnya meninggal di usia 25 tahun saat melahirkan dalam keadaan tertekan yang sangat tinggi.
Aksi Women’s March di Berbagai Penjuru Dunia
Aksi Women’s March di Washington meninggalkan jejak. Ratusan aksi serupa digelar di seluruh dunia, menentang sikap Presiden Amerika Donald Trump yang kerap rendahkan hak-hak perempuan dan kaum minoritas.
Foto: picture-alliance/dpa/ZUMA WIRE/El Universal
Kerumunan massa untuk hak-hak perempuan
Ratusan ribu orang turun ke jalan di Washington, DC. Penyelenggara pawai mengatakan bahwa aksi protes itu tidak hanya untuk menunjukkan penentangan atas disahkannya Presiden AS Donald Trump, namun juga seruan agar hak-hak perempuan dan minoritas lainnya dihormati.
Foto: DW / F. Kroker
Solidaritas
Pengunjuk rasa di Brasil saling bergandengan tangan di ibukota Brasil, Brasilia. Lebih dari 600 peristiwa solidaritas serupa diadakan di seluruh dunia, di setiap benua termasuk Antartika, di mana sekelompok ilmuwan mengadakan demonstrasi kecil di kapal penelitian.
Foto: Reuters/A. Machado
'Pussy hats'
Sebuah keluarga yang ikut serta dalam pawai di Frankfurt mengenakan "Pussy Hats", sebagian juga dikenakan demonstran di lokasi-lokasi lainnya. Topi itu ditujukan sebagai protes atas komentar misoginis Presiden Trump yang dikatakannya pada tahun 2005, "Grab her by the pussy". Isu itu jadi sorotan selama kampanye pemilu.
Foto: DW/M. Bierbach
'Membangun kebaikan, bukan tembok‘
Banyak slogan dalam protes berkaitan dengan janji Presiden Trump untuk membangun dinding di perbatasan antara AS dan Meksiko. Dalam aksi protes di ibukota Kenya, Nairobi, pendukung menuntut kesetaraan dan toleransi.
Foto: Reuters/T. Mukoya
Paris melawan patriarki
Setidaknya 2.000 orang ambil bagian dalam pawai di Paris. Banyak demonstran di seluruh Eropa mengatakan mereka tidak hanya memprotes Trump, tapi juga memprotes kebangkitan sayap kanan di seluruh benua, termasuk jelang pemilu Perancis pada bulan Maret.
Foto: Reuters/J. Naegelen
Jumlah pendemo lebih tinggi dari pelantikan
Banyak yang memperkirakan rendahnya jumlah yang hadir di pelantikan Presiden Trump. Di media sosial beredar gambar-gambar kereta bawah tanah yang kosong di Washington pada hari pelantikan, namun para pejabat transportasi di ibukota AS mengatakan hari Sabtu (21/01) adalah hari kelima tersibuk dalam sejarah kereta bawah di kota itu.
Foto: DW/D. Raish
Protes terbesar dalam sejarah AS
Jantung Manhattan dibanjiri demonstran Sabtu (21/01) sore. Aksi demonstrasi akbar juga terjadi di kota-kota besar di Amerika Serikat lainnya. Kaum akademisi sebelumnya sudah memprediksi bahwa akan terjadi aksi protes terbesar dalam sejarah negara itu.
Foto: Reuters/S. Keith
Meksiko bergerak
Aktivis di Mexico City berbaris menuju kedutaan AS. Salah satu dari banyak pernyataan kampanye Donald Trump yang memicu kontroversi adalah tuduhan bahwa banyak imigran Meksiko yang masuk ke Amerika Serikat adalah penjahat.
Foto: picture-alliance/dpa/ZUMA WIRE/El Universal
8 foto1 | 8
Perempuan-perempuan Yang Berani Membuat Perubahan: #BeBoldForChange
Lihat, bagaimana perempuan unjuk gigi di pekerjaan yang masih sering saja di’cap‘ sebagai "pekerjaan laki-laki". Simak apa yang mereka katakan.
Foto: Reuters/A. Cohen
"Machoisme masih berlanjut"
Hari Perempuan 2017 mengajak semua pihak untuk berani membuat perubahan dan mendorong kesetaraan di tempat kerja. Yolaina Talavera dari Managua, Nikaragua bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran. “Awalnya orang berpikir bahwa saya tidak akan bertahan lama kerja seperti ini, pelatihannya keras. Namun, saya menunjukkan bahwa saya mampu melakukan tugas yang sama dengan pria,“ ujarnya.
Foto: Reuters/O. Rivas
"Percayalah pada kemampuan Anda"
Khawla Sheikh adalah tukang ledeng di Amman, Yordania. Di ruang bawah tanahnya, ia mengajar para perempuan mereparasi pipa."Ibu rumah tangga lebih nyaman dengan tukang ledeng perempuan di rumah mereka, jika tak ada suami," kata Sheikh. "Untuk mengatasi ketidaksetaraan gender, semua sektor harus memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan di segala bidang."
Foto: Reuters/M. Hamed
"Jika ibu membesarkan anak laki-laki"
Berpose di perahu di barat Perancis, petani tiram Valerie Perron mengatakan keseteraaan gender harus ditanamkan sejak dini. "Kita harus mengajarkan anak laki-laki sedari kecil, bahwa mereka setara dengan perempuan. Mentalitas kuno harus diubah. Zaman sekarang, anak laki-laki boleh bermain dengan boneka dan gadis kecil juga boleh main mobil-mobilan."
Foto: Reuters/R. Duvignau
"Saya lebih baik dari laki-laki!"
Filipina Ocol, operator ekskavator atau mesin pengeruk tinggal di Tubay, Filipina selatan. Ibu tiga anak ini percaya diri atas kemampuannya: "Ada pekerja perempuan yang kemudikan truk besar dan ekskavator. Jika pria bisa melakukannya, mengapa perempuan tidak? Saya bahkan bisa melakukannya lebih baik daripada laki-laki. Mereka cuma bisa mengendarai salah satunya, saya bisa keduanya.”
Foto: Reuters/E. De Castro
"Ketidaksetaraan jender terjadi"
Deng Qiyan adalah dekorator bangunan di Beijing, Cina. Dia berbagi pengalaman: "Terkadang ketidaksetaraan jender terjadi, tapi kita tidak bisa melakukan apa-apa tentang itu. Setelah semua terjadi, Anda harus mencerna semua hal emnyedihkan itu dan melanjutkan hidup," ujar ibu tiga anak ini.
Foto: Reuters/J. Lee
"Ketimpangan dimulai sejak dalam pikiran"
Di Istanbul, Turki, Serpil Cigdem bekerja sebagai sopir kereta. Dia berkisah: "Ketika saya melamar pekerjaan ini 23 tahun yang lalu, saya diberitahu bahwa itu adalah profesi untuk pria. Ada dalam ujian tulis, hasil ujian saya setara dengan pria, maka calon yang pria yang dipilih. Itu sebabnya saya kerja keras untuk lulus ujian dengan hasil yang lebih baik daripada calon laki-laki."
Foto: Reuters/O. Orsal
"Masyarakat telah berubah"
Ekaterine Kvlividze, seorang kapten militer, berdiri di depan helikopter Angkatan Udara Georgia UH-1H di Tbilisi, Georgia. Dia bergabung dengan militer Georgia tahun 2007. "Awalnya, ada beberapa kesulitan, berupa ironi dan sinisme. Saya merasa mereka tidak menghargai saya. Tapi, selama 10 tahun terakhir masyarakat telah berubah dan saat ini seorang pilot perempuan adalah hal biasa."
Foto: Reuters/D. Mdzinarishvili
"Pencapaian besar"
Trio ‘hijaber‘ Brunei ini mendaratkan pesawat ke Arab Saudi, negara dimana perempuan pun bahkan dilarang mengemudikan kendaraan. Penerbangan dipimpin kapten Sharifah Czarena, didampingi Sariana Nordin dan Dk Nadiah Pg Khashiem. Sharifah berujar: "Pilot adalah profesi yang didominasi pria. Tapi sebagai perempuan Brunei, ini pencapaian besar."
Foto: bento
"Perempuan diuji setiap hari"
Paloma Granero mengapung di terowongan angin di arena skydiving dalam ruang Windobona, di Madrid, Spanyol. Granero adalah instruktur skydiving. "Pria tidak harus membuktikan diri seperti kita. Pekerjaan instruksi sebagian besar diambil laki-laki, sedangkan pekerjaan administrasi sebagian besar diberikan kepada perempuan." Ed: Nadine Berghausen (ap/hp)
Foto: Reuters/S. Vera
9 foto1 | 9
Bukan hanya Kartini
Selayaknya bangsa Eropa, surat-surat mbak Kartini ini tersimpan rapi dan cukup eksotis untuk dikoleksi. Isinya yang sangat personal menggugah Menteri Kebudayaan dan Industri Belanda, Meneer JH Abendanon- lah yang kemudian menerjemahkan surat-surat curhat tersebut dalam bahasa Belanda dan menerbitkannya menjadi buku. Sebuah buku yang ratusan tahun kemudian diterjemahkan sebagai Habis Gelap Terbitlah Terang ini dianggap menginspirasi perempuan Indonesia untuk mau mencapai kesetaraannya di kemudian hari nanti.
Sebuah curhat yang sangat efektif dan membawa perubahan besar pada statusnya sebagai warga kraton yang terhormat di tanah Jawa menjadi seorang pahlawan di negeri yang tidak hanya berisi etnis Jawa. Surat-surat yang juga membawa hari lahirnya menjadi sebuah hari nasional yang disebut-sebut oleh segenap warga negara Indonesia sebagai hari kebangkitan perempuan hanya karena aksesnya pada negeri Belanda yang besar.
Perempuan berhati singa di Nusantara bukan hanya Kartini, masih banyak nama-nama lain yang juga layak disebut, mulai dari Tjoet Nyak Dhien yang pemberang, Dewi Sartika yang tenang atau Christina Tiahahu yang berwibawa, tapi nama mereka tidak diabadikan oleh negeri in jadi nama hari nasional. Seperti juga nasib Aru Palaka raja besar Bone yang "harus rela" dianggap pengkhianat oleh buku sejarah Indonesia hanya karena ia melakukan apapun untuk menaklukkan sang agresor Gowa di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin.
Selamat Hari Kartini!
Penulis:
Andibachtiar Yusuf
Filmmaker & Traveller
@andibachtiar
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis.
Perempuan di Pucuk Pimpinan
Perempuan di pucuk pimpinan negara jaman sekarang bukan hal aneh lagi. Di Asia dan Eropa, perempuan sudah memegang posisi presiden atau perdana menteri sejak lama. Berikut beberapa di antaranya?
Foto: Reuters/N. Hall
Megawati Soekarnoputri, Indonesia
Megawati Soekarnoputri adalah presiden perempuan pertama Indonesia. Putri presiden pertama Soekarno ini menjadi presiden ke lima Indonesia dari 23 Juli 2001 hinga 20 Oktober 2004. Dalam pemilu putaran kedua 2004, ia kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono. Megawati adalah ketua umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan
Foto: picture-alliance/dpa/D. Alangkara
Angela Merkel, Jerman
Merkel adalah kanselir perempuan pertama Jerman, dan menjabat sejak 2005. Putri seorang pendeta ini besar di bekas Jerman Timur. Ia punya gelar Doktor di bidang fisika, dan dulu aktif di bidang itu. Sejak penyatuan Jerman tahun 1989, nama Merkel mulai terdengar di dunia politik, awalnya sebagai anggota Parlemen Jerman Bundestag. Ia juga pernah pegang beberapa posisi menteri di kabinet Helmut Kohl.
Foto: Getty Images/AFP/J. Macdougall
Benazir Bhutto, Pakistan
Bhutto jadi perdana menteri perempuan pertama Pakistan yang terpilih secara demokratis tahun 1988. Setelah menjabat antara 1988-1990, ia kembali jadi perdana menteri antara 1993-1996. Kedua pemerintahannya dibubarkan presiden antara lain akibat tuduhan korupsi dan upaya kudeta. Ia pergi ke pengasingan di Dubai, dan 2007 kembali berusaha jadi perdana menteri. Desember 2007 ia tewas dibunuh.
Foto: Getty Images
Indira Gandhi, India
Indira Gandhi adalah satu-satunya perdana menteri perempuan India. Ia besar dalam keluarga yang aktif di dunia politik. Ayahnya, Jawaharlal Nehru adalah tokoh utama pejuang kemerdekaan dan PM pertama India. Indira Gandhi jadi perdana menteri dari 1966-1977 dan 1980-1984. Ia tewas dibunuh dua warga Sikh yang jadi pengawal pribadinya.
Foto: picture-alliance/KPA
Corazon Aquino, Filipina
Ia berasal dari salah satu keluarga kaya Filipina. 1954 ia menikah dengan pemimpin oposisi, Benigno Aquino yang tewas dibunuh 1983 setelah pulang dari pengasingan. "Corry" Aquino jadi tumpuan harapan oposisi untuk perangi diktator Ferdinand Marcos. Aquino jadi presiden 1986-1992. Ia adalah presiden perempuan pertama Filipina, sementara yang kedua adalah Gloria Macapagal-Arroyo.
Foto: picture alliance/CPA Media/AMN G.B. Johnson
Park Geun-hye, Korea Selatan
Presiden Korea Selatan saat ini sejak terpilih tahun 2013. Ayahnya Park Chung-hee terkenal sebagai presiden diktator. Ibu dan ayahnya tewas terbunuh dalam serangan yang diarahkan pada presiden Park. Tokoh partai konservatif ini, berjanji mengupayakan penyatuan kedua Korea. Tapi hubungan dengan negara tetangga Korea Utara sampai sekarang tidak membaik.
Foto: Reuters/J. Silva
Tsai Ing-wen, Taiwan
Ia presiden perempuan pertama Taiwan, dan mulai memangku jabatan Mei 2016 lalu. Ia menimba pendidikan di bidang hukum, ekonomi dan politik di Taiwan, AS dan Inggris. Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat mengajar sebagai dosen. Berbeda haluan presiden sebelumnya, Tsai Ing-wen menentang politik pendekatan Taiwan dengan Cina.
Foto: Reuters/T. Siu
Vigdís Finnbogadóttir, Islandia
Ia jadi presiden Islandia mulai tahun 1980 hingga 1996. Dengan masa jabatan 16 tahun, sejauh ini ia adalah perempuan yang memangku jabatan presiden terlama di dunia. Ia jadi presiden perempuan pertama Islandia, dan juga Eropa. Sampai sekarang ia jadi satu-satunya presiden perempuan Islandia. Negara itu juga pernah punya perdana menteri perempuan.
Foto: picture alliance/dpa/A. Brink
Gro Harlem Brundtland, Norwegia
Pertama kali ia jadi perdana menteri 1981, tapi tidak sampai setahun. Setelah itu, ia jadi perdana menteri lagi antara 1986-1989 dan 1990-1996. Ketika jadi perdana menteri kedua kali, ia terkenal karena menunjuk 8 perempuan dari 18 posisi menteri. Selain itu ia juga terkenal karena mendorong penggunaan energi terbarukan serta berbagai kebijakan lain di bidang lingkungan hidup.
Foto: imago/Fotoarena
Margaret Thatcher, Inggris
Ia jadi ketua Partai Konservatif Inggris 1975-1990. 1979 ia jadi perdana menteri Inggris, hingga 1990 dan dikenal dengan julukan "Iron Lady" karena politiknya yang tak kenal kompromi. Sejumlah kebijakan yang berawal dari masa pemerintahannya dikenal dengan sebutan Thatcherism. Thatcher adalah perdana menteri perempuan pertama Inggris, dan jadi perdana menteri yang memangku jabatan paling lama.
Foto: Getty Images
Theresa May, Inggris
Theresa May jadi perdana menteri perempuan kedua Inggris, setelah Margaret Thatcher. 13 Juli 2016 ia resmi mulai menjalankan kewajiban seorang perdana menteri, setelah pertemuan dengan Ratu Elizabeth II. Sebelumnya, ia jadi menteri dalam negeri. Seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, Theresa May adalah politisi partai konservatif, dan putri seorang pendeta.