1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

D-8 Pererat Muslim Negara Berkembang

23 November 2012

Para pemimpin dari 8 negara dengan mayoritas umat Muslim sepakat bekerjasama mengatasi masalah yang mempengaruhi warga mereka yang jumlahnya mencapai sekitar 1 miliar orang.

Foto: picture-alliance/dpa

Presiden Pakistan, Iran, Indonesia dan Nigeria, begitu juga dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan serta para pemimpin Mesir, Malaysia dan Bangladesh menghadiri pertemuan tingkat tinggi 8 negara berkembang (D-8) di Islamabad.

Deklarasi bersama dipublikasikan pada penutupan konferensi. Negara-negara anggota D-8 sepakat bersama-sama berupaya mencapai target pembangunan melalui kerjasama erat dan dialog untuk mengatasi dampak globalisasi.

"Kami juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam berbagi pengalaman, pelajaran dan pengetahuan akan demokrasi serta tata pemerintahan yang baik untuk membangun fondasi yang kuat menuju perdamaian dan pembangunan," demikian bunyi deklarasi tersebut.

Kerjasama jangka panjang

Sebuah piagam mengenai Organisasi D-8 untuk Kerjasama Ekonomi dan Visi Global untuk 18 tahun ke depan, menjabarkan rencana untuk pengaturan dan mekanisme kerjasama, juga turut disepakati.

Enam negara anggota menandatangani penyederhanaan prosedur visa untuk kalangan bisnis antar negara D-8, sementara 7 negara sepakat saling membantu dalam masalah bea cukai.

Target ambisius perdagangan antar negara-negara anggota turut dikemukakan dalam pertemuan ke-8 ini. Pada tahun 2018, volume perdagangan negara-negara D-8 ditargetkan mencapai 507 miliar Dolar. Rencana strategisnya baru akan dibahas saat pertemuan D-8 berikutnya di Nigeria bulan Februari mendatang.

Asal mula D-8

D-8 dibentuk tahun 1997 untuk memajukan kerjasama pembangunan diantara negara-negara anggota yang terdiri dari negara-negara Muslim, negara mayoritas berpenduduk Muslim dan juga negara yang penduduknya terbagi antara umat Muslim dan Kristen yakni Nigeria.

D-8 digagas oleh mantan Perdana Menteri Turki, Necmettin Erbakan. Pembentukan organisasi D-8 diresmikan di Istanbul, Turki, tanggal 15 Juni 1997. Keanggotaan terbuka bagi negara-negara lain selain negara anggota, namun hingga kini belum ada rencana penambahan anggota.

Mantan PM Turki Necmettin ErbakanFoto: AP

Tujuan pembentukan D-8 adalah membantu posisi negara-negara berkembang dalam perekonomian dunia dan menciptakan kesempatan baru dalam hubungan perdagangan, meningkatkan partisipasi pembuatan keputusan di tingkat internasional dan menghasilkan standar hidup yang lebih baik.

Organisasi tanpa ambisi politik

D-8 merupakan pengaturan global dan bukan regional, seperti tercermin dalam komposisi negara anggota. Hingga kini D-8 tidak memiliki dampak besar terhadap urusan organisasi internasional yang lebih berpengaruh seperti PBB, NATO atau ASEAN.

Organisasi ini berfungsi dalam mengkoordinasi upaya setiap negara anggota, dan bukan untuk bersekutu dalam meningkatkan pengaruh setiap anggota atau pengaruh kolektif negara-negara anggota dalam perpolitikan global. Setiap negara anggota masih bisa bertindak secara unilateral tanpa adanya hukuman dari anggota lainnya, sehingga kekuatan tawar menawar organisasi ini sedikit terbatas.

CP/HP (afp, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait