1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikRusia

Daftar Panjang Para "Musuh“ Putin yang Bernasib Nahas

29 Agustus 2023

Meskipun penyebabnya belum jelas, kematian bos Grup Wagner Yevgeny Prigozhin menambah panjang daftar para kritikus Putin yang bernasib nahas.

Karangan bunga di Moskow memperingati Yevgeny Prigozhin
Karangan bunga di Moskow memperingati Yevgeny Prigozhin yang tewas karena pesawatnya meledak dan jatuh di RusiaFoto: Maxim Shemetov/REUTERS

Apakah Yevgeny Prigozhin, pemimpin tentara bayaran Grup Wagner, memang tewas ketika pesawatnya jatuh di wilayah Tver Rusia masih belum jelas benar. Namun pihak berwenang Rusia mengatakan bahwa tes DNA telah mengkonfirmasi bahwa dia adalah salah satu dari 10 penumpang yang tewas.

Dua bulan sebelum kematiannya, Prigozhin, yang pernah dijuluki "koki Putin" karena hubungan dekatnya dengan presiden Rusia itu, memimpin "serangan” pasukan Wagner menuju Moskow. Putin kemudian menuduhnya sebagai pengkhianat, tanpa menyebut namanya secara langsung. Prigozhin akhirnya menghentikan aksi itu dan lari ke ke Belarus. Ketika itu, banyak pengamat yang sudah mengatakan bahwa nyawa Prigozhin hanya tinggal menghitung hari. Dia adalah korban terbaru dari daftar panjang para kritikus Putin yang tewas terbunuh atau mendekam di penjara.

September 2022 — Ravil Maganov terjatuh dari jendela rumah sakit

Ravil Maganov, direktur raksasa minyak Rusia Lukoil, meninggal ketika dia jatuh dari jendela lantai enam sebuah rumah sakitdi  Moskow. Polisi mencurigai dia bunuh diri, mengatakan bahwa dia didiagnosis menderita depresi selain masalah jantungnya. Lukoil adalah perusahaan besar pertama Rusia yang menyerukan diakhirinya perang di Ukraina.

Agustus 2020 —Alexei Navalny diracun

Salah satu kritikus paling keras Putin, Alexei Navalny, pingsan dalam penerbangan domestik dari Tomsk ke Moskow dan jatuh koma. Setelah pesawat melakukan pendaratan darurat di Omsk, Siberia, Navalny langsung mendapat perawatan medis. Dia kemudian diterbangkan ke Berlin, Jerman, dan dirawat di ke rumah sakit Charite. Pihak rumah sakit kemudian mengonfirmasi bahwa dia diracun dengan agen saraf kimia, Novichok, yang dikembangkan di masa Uni Soviet. Setelah pulih, Alexei Navalny merilis rekaman percakapan telepon, di mana seorang tersangka agen dari dinas intelijen dalam negeri Rusia, FSB, mengakui serangan tersebut. Dalam rekaman yang diunggah ke YouTube, pria tersebut menyebut racun telah dioleskan ke pakaian dalam Navalny. Rusia menganggap rekaman percakapan itu palsu. Navalny memutuskan kembali ke Rusia dan langsung dijatuhi hukuman penjara.

Alexei Navalny (kiri) di pengadilan desa terpencil Melekhovo di RusiaFoto: Russian Federal Penitentiary Service/AP/picture alliance

Agustus 2019 — Zelimkhan Khangoshvili ditembak mati di pusat kota Berlin, Jerman

Zelimkhan Khangoshvili, warga negara Georgia dan etnis Chechnya yang pernah berperang melawan Rusia dalam Perang Chechnya Kedua, ditembak mati di siang hari bolong dengan tiga peluru di kepala dan punggung di taman Tiergarten di Berlin. Pembunuhnya adalah agen intelijen Rusia Vadim Krasikov, yang ditangkap di tempat kejadian. Dua tahun kemudian dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Berlin.

September 2018 — Pyotr Verzilov menunjukkan gejala keracunan

Artis dan aktivis Pussy Riot, Pyotr Verzilov, melaporkan adanya masalah pada penglihatan dan kemampuan bicaranya, setelah hadir di pengadilan di Moskow. Dia pernah berlari ke lapangan sepak bola selama final Piala Dunia sepak bola 2018 di Moskow untuk menarik perhatian terhadap kebrutalan polisi. Verzilov juga dibawa ke rumah sakit Charite di Berlin untuk perawatan. Dokter menduga dia telah diracun.

Maret 2018 — Gagang pintu Sergei Skripal berlumuran racun

Agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia yang tinggal di Inggris ditemukan tak sadarkan diri di bangku taman di kota Salisbury. Keduanya kemudian dikonfirmasi telah keracunan Novichok. Meski keduanya selamat, seorang warga negara Inggris Dawn Sturgess, yang juga terkena racun saraf itu, meninggal. Polisi Inggris yakin racun itu disebar di pegangan pintu rumah Sergei Skripal.

Februari 2015 — Boris Nemtsov ditembak mati dekat Kremlin

Mantan wakil perdana menteri Rusia dan kritikus terkemuka Putin, Boris Nemtsov, terbunuh saat dia melintasi jembatan di atas Sungai Moskva dekat Kremlin. Dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah bersama kekasihnya, ketika sebuah mobil berhenti di belakangnya. Empat peluru ditembakkan ke punggung dan kepalanya. Tiga jam sebelumnya, Nemtsov masih mengecam Putin dalam siaran radio. Dua tahun kemudian, tiga warga Chechnya dijatuhi hukuman penjara di Rusia karena pembunuhan ini. Sampai hari ini, belum diketahui apa motif dan siapa yang memerintahkan pembunuhannya.

Alexander Litvinenko, mantan agen KGB yang diracun dengan polonium-212 di LondonFoto: Alistair Fuller/AP/picture alliance

Juli 2009 — Natalya Estemirova ditemukan tewas di selokan

Jenazah Natalya Estemirova, seorang sejarawan dan anggota dewan organisasi hak asasi manusia Rusia Memorial, ditemukan di sebuah selokan di Ingushetia beberapa jam setelah dia diculik di luar rumahnya di ibu kota Chechnya, Grozny. Dia ditembak di kepala dan dada. Estemirova menuduh pasukan keamanan Rusia dan regu pembunuh pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, seorang loyalis Putin, melakukan penculikan dan pelanggaran hak asasi manusia. Investigasi atas pembunuhan Estemirova tidak menghasilkan apa-apa.

November 2006 — Teh beracun Alexander Litvinenko

Alexander Litvinenko, mantan agen dinas rahasia Rusia yang membelot dan menjadi kritikus Putin, meninggal secara mengenaskan di London setelah diracuni dengan zat radioaktif polonium-210. Bukunya "Blowing Up Russia" menuduh dinas rahasia Rusia telah mengorganisir ledakan di gedung-gedung apartemen di Rusia pada tahun 1999 dan serangan teroris lainnya di negara tersebut untuk membenarkan perang di Chechnya dan membawa Vladimir Putin ke tampuk kekuasaan. Konon teh Litvinenko telah dicampur dengan polonium-210 di bar hotel di London. Tidak ada yang pernah dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan tersebut.

Jurnalis investigasi Anna Politkovskaya ditembak mati di dalam liftFoto: Sergei Ilnitsky/dpa/picture alliance

Oktober 2006 — Anna Politkovskaya dibunuh di dalam lift

Anna Politkovskaya, seorang jurnalis investigasi yang bekerja untuk surat kabar Rusia Novaya Gazeta, ditembak mati dengan lima peluru di dada dan kepalanya di dalam lift. Pembunuhan itu terjadi pada hari ulang tahun Putin. Pada tahun 2004, Politkovskaya yang melaporkan perang di Chechnya dan mengungkap kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia. Lima orang yang dituduh membunuhnya menerima hukuman penjara yang lama, namun pelakunya masih tetap buron.

Juli 2003 — Kematian Yuri Shchekochikhin yang mengerikan

Jurnalis Novaya Gazeta Yuri Shchekochikhin, yang pada akhir tahun 1990-an menjabat sebagai anggota parlemen oposisi Rusia yang memerangi korupsi dan kejahatan terorganisir, meninggal dalam kematian yang mengerikan dan berlarut-larut karena dugaan keracunan. Kulitnya terkelupas dari tubuhnya dan, satu demi satu, organ-organnya keluar. Pihak berwenang Rusia menolak melakukan otopsi pada tubuhnya, dan catatan medisnya hilang. Sampel kulit yang kemudian dianalisis di London menemukan jejak talium, logam berat beracun yang dulu digunakan oleh dinas rahasia Soviet, KGB.

April 2003 — Sergei Yushenkov ditembak di luar rumahnya di Moskow

Sergei Yushenkov, salah satu ketua partai Rusia Liberal dan anggota parlemen Duma, menerima beberapa tembakan fatal di dada di luar rumahnya di Moskow. Pembunuhan itu tidak pernah terpecahkan. Yushenkov adalah anggota Komisi Intelijen di parlemen dan salah satu kritikus paling keras terhadap perang Chechnya dan organisasi penerus KGB, FSB.

(hp/yf)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait