1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Daging Sapi Buatan

Andreas Neuhaus 16 Juni 2016

Untuk memuaskan permintaan konsumen dan sekaligus menjaga iklim, ilmuwan berupaya mengembangkan daging sapi buatan di laboratorium.

Foto: David Parry/PA Wire

Daging Sapi Buatan Laboratorium

03:21

This browser does not support the video element.

Daging sapi selamanya akan menjadi primadona industri bahan makanan. Terutama di negara-negara seperti Indonesia, konsumsi produk hewani yang satu ini terus meroket tajam. Tapi sapi juga termasuk pendosa iklim paling besar di bumi.

Mark Post ingin merevolusi produksi daging. Ia saat ini sedang melakukan riset, agar di masa depan daging bisa diproduksi di laboratorium. "Saya pikir, jauh lebih baik jika jejak karbon makin sedikit. Bagus bagi lingkungan dan diperlukan lebih sedikit sumber daya dibanding produksi aktual. Kita bisa produksi lebih banyak daging dengan lebih sedikit sumber daya, agar kita bisa memberi makan seluruh planet ini"

Post sudah mulai mewujudkan visinya di Universitas Maastricht di Belanda sejak 2004. Sejatinya ia adalah dokter ahli penyakit jantung. Ide-nya adalah membiakkan daging dari jaringan sel otot sapi. Sel punca yang diperlukan untuk rekayasa, bisa diambil dari sepotong steak atau dari sapi hidup yang tidak perlu lagi dijagal. Hanya segelintir sel yang direkayasa agar tumbuh. Visinya: dengan metode ini bisa memproduksi 10 ton daging sapi.

Hamburger yang dibuat dari daging rekayasa ini masih terlalu mahal. Harganya sekitar 250.000 Euro. "Saya hanya ingin menunjukkan, itu bisa dilakukan. Secara teknis memungkinkan dan banyak alasan mengapa kita harus melakukannya."

Tapi masih ada masalah rasa. Daging buatan rasanya terlalu kering, karena tidak mengandung lemak. Post kini juga merekayasa agar sel lemak ikut tumbuh. "Ini contoh kreasi jaringan lemak. Yang seperti mie itu adalah sel lemak."

Professor Post yakin, visinya dalam waktu tujuh tahun lagi, akan jadi kenyataan. Daging buatan laboratorium sudah bisa dijual di restoran hamburger atau restoran steak. Jika konsumsi daging global terus meningkat, daging dari laboratorium mungkin bisa dipasarkan lebih cepat lagi, untuk memenuhi permintaan konsumen.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait