Dakwaan Makar Terhadap Warga Polandia di Papua Dinilai Lemah
25 September 2018
Kuasa hukum Jakub Skrzypski menilai bukti yang diajukan kepolisian "sangat lemah". Polri sendiri mengakui terdakwa "mustahil" melakukan perdagangan senjata seperti yang dituduhkan.
Iklan
Buat pemerintah Indonesia, buruh pabrik berusia 39 tahun asal Polandia yang gemar bertualang itu adalah musuh negara yang merencanakan makar dengan memasok senjata kepada kelompok separatis Papua.
Namun buat sebagian lain, Jakub Skrzypksi cuma wisatawan papa yang bersimpati terhadap gerakan sayap kanan dan pembebasan. Bahkan kepolisian Indonesia mengakui Skrzypski tidak mungkin mengorganisir perdagangan senjata seperti yang dituduhkan terhadapnya.
Meski demikian warga Polandia itu terancam hukuman kurung 20 tahun jika terbukti bersalah. Masa penahanannya diperpanjang selama 40 hari pada 17 September silam sementara kepolisian menyiapkan gugatan. Skrzypksi ditangkap di Wamena akhir Agustus lalu bersama empat orang warga Papua yang diklaim kepolisian memiliki amunisi dan berhubungan dengan "kelompok kriminal bersenjata."
Mumi di Suku Dani Papua
Suku Dani di Papua mempunyai metode tersendiri dalam pemakaman jenazah. Di antaranya dengan mengawetkannya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Pengawetan dengan pengasapan
Tradisi pemakaman jenazah di dunia berbeda-beda. Demikian pula tradisi yang dipegang teguh suku Dani di pelosok Papua. Mereka menggunakan metode pengasapan untuk mengawetkan jenazah nenek moyangnya.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Sang kepala suku
Di Desa Wogi, Wamena, kepala suku Dani, Eli Mabel tampak mengangkat jasad leluhurnya Agat Mamete Mabel, yang diawetkan. Jenazah yang digendong ini merupakan kepala suku yang pernah memimpin Desa Wogi di Wamena, sekitar 250 tahun yang lalu.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Jasadnya nyaris utuh
Jasad yang diawetkan nyaris utuh meskipun telah dilakukan berabad lalu. Tampak jenazah Agat Mamete Mabel yang diawetkan seperti mumi ini, terlihat kecil, menggelap dan menyusut, akibat proses pengawetan jenazah.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Penghormatan leluhur
Meskipun kini sudah tak lagi melakukan pengawetan jenazah dengan teknik pengasapan, suku Dani masih menyimpan beberapa mumi yang diyakini sudah berusia ratusan tahun. Mereka menyimpannya sebagai bentuk penghormatan mendalam terhadap para leluhur mereka.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Melestarikan tradisi
Suku Dani terus melestarikan tradisi adat mereka. Misalnya perang antarsuku yang merupakan bagian dari seremonial adat. Seperti antara suku Lani dan Yali. Atraksi ini menarik perhatian para wisatawan mancanegara.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Penguasa Lembah baliem
Warga suku Dani dan suku-suku lain di sekitarnya diketahui berada di Lembah Baliem sekitar ratusan tahun lalu. Banyak eksplorasi di dataran tinggi pedalaman Papua dilakukan. Salah satu di antaranya ekspedisi Lorentz pada tahun 1909-1910. Namun kontak pertama dilakukan pakar Amerika Serikat, Richard Archbold, saat melakukan ekspedisi ke bumi Papua pada tahun 1938. Ed ap/vlz (berbagai sumber)
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
6 foto1 | 6
"Hutan yang asli ada di Papua dan saya sudah pernah ke sana, bersama kadal, nyamuk dan lintah," tulis Skrzypksi dalam akun Facebook-nya selama dua kunjungan ke timur Indonesia pada Juli dan Agustus 2018.
Polisi mengklaim Skrzypski sudah berhubungan "sejak lama" dengan kelompok separatis Papua. Dia dituding ikut merencanakan strategi media sosial dan berjanji akan memasok mereka dengan senjata. "Kami punya bukti kuat bahwa dia bersalah membantu kelompok kriminal bersenjata di Papua," kata Kapolda Papua Martuani Sormin.
"Tidak seorangpun boleh mengganggu integritas NKRI, entah itu orang asing atau penduduk sendiri. Siapapun yang melanggar aturan di negara ini akan ditindak," imbuhnya.
Namun bukti-bukti yang diajukan kepolisian ihwal keterlibatan Skrzypksi dalam upaya makar dinilai lemah.
Salah satu bukti yang digunakan Polisi adalah foto Skrzpyski saat memegang senjata di sebuah lapangan tembak di Swiss yang menjadi negara domisilinya sejak 2008, kata kuasa hukumnya Latifah Anum Siregar dan seorang teman Polandia, Artur Sobiela. Siregar mengatakan kasus yang dituduhkan kepolisian "sangat lemah."
Sejumlah organisasi HAM juga mengecam penangkapan pria Polandia itu, termasuk mahasiswa Papua berusia 29 tahun, Simon Magal, yang ikut menemani Skrzypski. "Meski tindakannya bisa jadi tidak bertanggungjawab dan patut disesali, kasusnya cendrung mengindikasikan sikap wisatawan yang naif dan idealis ketimbang kriminal," tulis kelompok HAM, Tapol.
Polemik Emas Ilegal dari Limbah Freeport
Ribuan penduduk mengais emas dari limbah tambang Freeport di Timika. Pemerintah ingin menutup kegiatan ilegal itu karena memicu kerusakan lingkungan. Tapi banyak oknum yang terlanjur menikmati bisnis gelap tersebut
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Tambang Ilegal di Aikwa
Penambang emas mendulang emas di sungai Aikwa di Timika, Papua. Meski banyak penduduk suku Kamoro yang masih berusaha mencari uang sebagai nelayan, kegiatan penambangan emas merusak dasar sungai yang kemudian memangkas populasi ikan di sungai Aikwa.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Emas Punya Siapa?
Sejumlah penduduk bahkan datang dari jauh untuk menambang emas di sungai Aikwa. Indonesia memproduksi emas yang mendatangkan keuntungan senilai 70 miliar Dollar AS setahun, atau sekitar 900 triliun Rupiah. Tapi hanya sebagian kecil yang bisa dinikmati penduduk lokal.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Buruh Papua Mencari Kerja
Kebanyakan penduduk asli setempat telah terusir oleh kegiatan perluasan tambang. Saat ini Freeport mengaku memiliki hampir 30.000 pegawai, sekitar 30% berasal dari Papua, sementara 68% dari wilayah lain di Indonesia dan kurang dari 2% adalah warga asing. Berkat tekanan dari Jakarta, Freeport berniat menambah komposisi pekerja Papua menjadi 50%.
Foto: Getty Images/AFP/O. Rondonuwu
Sumber Kemakmuran
Tambang Grasberg adalah sumber emas terbesar di dunia dan cadangan tembaganya tercatat yang terbesar ketiga di dunia. Dari sekitar 238.000 ton mineral yang diolah setiap hari, Freeport memproduksi 1,3% emas, 3,4% perak dan 0,98 persen tembaga. Artinya tambang Grasberg menghasilkan sekitar 300 kilogram emas per hari.
Foto: Getty Images/AFP
Berjuta Limbah
Grasberg berada di dekat Puncak Jaya, gunung tertinggi di Indonesia. Setiap hari, tambang tersebut membuang sekitar 200.000 ton limbah ke sungai Aikwa. Pembuangan limbah tambah oleh Freeport ujung-ujungnya membuat alur sungai Aikwa menyempit dan dangkal.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Nilai Tak Seberapa
Setiap tahun sebagian kecil dari jutaan gram emas yang ditambang di Grasberg terbuang ke sungai Aikwa dan akhirnya didulang oleh penduduk. Semakin ke hulu, maka semakin besar kemungkinan mendapatkan emas. Rata-rata penambang kecil di Aikwa bisa mendulang satu gram emas per hari, dengan nilai hingga Rp. 500.000.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Simalakama Penambangan Ilegal
Pertambangan rakyat di sungai Aikwa selama ini dihalangi oleh pemerintah. Tahun 2015 silam TNI dan Polri berniat memulangkan 12.000 penambang ilegal. Pemerintah Provinsi Papua bahkan berniat mengosongkan kawasan sungai dengan dalih bahaya longsor. Namun kebijakan tersebut dikritik karena menyebabkan pengangguran dan memicu ketegangan sosial.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kerusakan Lingkungan
Asosiasi Pertambangan Rakyat Papua sempat mendesak pemerintah untuk melegalisasi dan menyediakan lahan bagi penambangan rakyat di sungai Aikwa. Freeport juga diminta melakukan hal serupa. Ketidakjelasan status hukum berulangkali memicu konflik antara kelompok penambang. Mereka juga ditengarai menggunakan air raksa dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang dampaknya ditanggung penduduk setempat
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Persaingan Timpang
Konflik antara penambang antara lain disebabkan persaingan yang timpang. Ketika penduduk lokal masih mengais emas dengan kuali atau wajan, banyak pendatang yang bekerja dengan mesin dan alat berat. Berbeda dengan penambang kecil, penambang berkocek tebal bisa meraup keuntungan hingga 10 juta Rupiah per hari.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Bisnis Gelap di Timika
Pertambangan rakyat di sungai Ajkwa turut menciptakan struktur ekonomi sendiri. Karena banyak pihak yang diuntungkan, termasuk bandar yang menampung hasil dulangan emas penduduk di Timika dan oknum pemerintah lokal yang menyewakan lahan penambangan secara ilegal. Situasi tersebut mempersulit upaya penertiban pertambangan rakyat di Papua. Penulis: Rizki Nugraha/ap (dari berbagai sumber)
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
10 foto1 | 10
Jurubicara Polri, Dedi Prasetyo, mengatakan Skrzypski memiliki akses bebas kepada "kelompok kriminal bersenjata" di Papua yang merencanakan melakukan pertemuan dan mengawalnya selama perjalanan di Papua. Dia juga menjanjikan senjata, sesuatu yang "mustahil" ia lakukan, tutur Prasetyo mengakui.
Dua teman lama mengatakan Skrzypksi hanya seorang wisatawan yang gemar berkeliling dunia. Di sebuah profil onlinenya dia mencatat 50 negara yang pernah dikunjungi.
Akun Facebooknya memang mengindikasikan dukungannya terhadap gerakan sayap kanan nasionalis Eropa. Namun ia juga tertarik pada etnis asing yang menghadapi persekusi atau ancaman genosida, termasuk Armenia dan bangsa Kurdi. Pada 2017 silam ia menyambangi kawasan yang dikuasai kedua etnis di Irak. Sementara di Facebook, ia mengikuti pimpinan gerakan separatis Papua.
Artur Sobiela, teman Skrzpyski di Polandia, mengatakan dia tidak "berada di salah satu sisi dalam konflik Papua dan Indonesia." Menurutnya adalah "hal yang tak masuk akal" bahwa Skrzypski dituding makar. "Dia tidak punya uang atau mendukung kelompok politik di manapun di dunia," kata Sobiela yang telah mengenal Skrzypski sejak dua dekade terakhir.
"Dia bekerja sepanjang tahun di Swiss sebagai buruh pabrik di dekat Lausanne dan menabungkan sebagian upahnya untuk berwisata," kata dia. "Di Swiss, dia tidak punya rumah atau mobil. Satu-satunya barang miliknya adalah buku dan album musik."
rzn/hp (Associated Press)
Jokowi Blusukan di Papua
Presiden Joko Widodo membawa Ibu Negara Iriana dan sejumlah menteri dalam kunjungan kerja ke Papua. Ini adalah kedelapan kalinya Jokowi melawat ke provinsi di ufuk timur tersebut.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Delapan Kali di Papua
Selama lima jam Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo menumpang pesawat kepresidenan ke Papua. Ini adalah kali ke-delapan presiden mengunjungi provinsi di ufuk timur Indonesia itu sejak dilantik Oktober 2014 silam.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Sertifikat Tanda Kemakmuran
Dalam kunjungannya kali ini presiden mendapat agenda ketat. Setibanya di Jayapura, Jokowi dijadwalkan menyerahkan 3.331 sertifikat hak atas tanah kepada penduduk setempat. Ia berpesan agar penduduk menyimpan dokumen penting tersebut dengan aman. "Dimasukkan ke plastik, difotokopi, jadi kalau hilang ngurus-nya lebih gampang," ujar Presiden.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Kepemilikan Permudah Pinjaman
Penyerahan sertifikat tanah dinilai penting sebagai pondasi kemakmuran. Kini penduduk bisa menggunakan sertifikat tersebut untuk menambah pinjaman usaha. "Tapi hati-hati untuk agunan ke bank tolong dihitung, dikalkulasi bisa mencicil, bisa mengembalikan ndak setiap bulan? Kalau ndak, jangan," ucap Presiden.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Sertifikat Kurangi Konflik Tanah
Tahun 2017 silam pemerintah membagi-bagikan 70.000 sertifikat kepada penduduk Papua. Tahun ini Badan Pertanahan Nasional menargetkan penyerahan 20.000 sertifikat tanah tambahan.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Rombongan Menteri di Jayapura
Selain presiden dan ibu negara, rombongan kenegaraan ini juga dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri Seketaris Negara Pratikno, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Blusukan Infrastruktur
Selain bertemu penduduk, rombongan presiden juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah proyek infrastruktur vital, antara lain Pasar Mama Mama yang khusus dibangun buat kaum perempuan dan jembatan Holtekamp di atas Teluk Youtefa.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Jembatan Memangkas Jarak
Jembatan sepanjang 732 meter ini menghubungkan Jayapura dengan Muara Tami. Keberadaan jembatan di atas Teluk Youtefa memangkas waktu perjalanan dari yang semula 2.5 jam menjadi hanya satu jam saja.