1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dalai Lama Berjumpa dengan Barack Obama

18 Februari 2010

Walaupun diprotes Cina, Presiden AS menerima kedatangan pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama di Gedung Putih, Kamis (18/02). Pembicaraan antar keduanya menjadi tanda jelas bagi pemerintah di Beijing.

Foto: AP / AP /Montage

Presiden AS Barack Obama menerima kedatangan pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama di Gedung Putih, Kamis 18 Februari. Ketika tiba, Dalai Lama disambut sejumlah warga Tibet yang melantunkan nyanyian dan melambaikan bendera Tibet.

Kemarahan Cina

Pertemuan pertama Obama dengan Dalai Lama tersebut kemungkinan besar akan menyebabkan kemarahan Cina. Sejak beberapa waktu lalu, hubungan antara Washington dan Beijing kian menegang karena masalah perdagangan, penjualan senjata dari AS ke Taiwan dan tuduhan bahwa pemerintah Cina mengadakan sensor di internet.´

Padahal dalam kunjungan pertamanya ke Cina November lalu, Obama menunjukkan kerjasama dengan tuan rumah. Tahun lalu Obama juga menolak untuk bertemu dengan Dalai Lama, dan menyebabkan kritik dari dalam negeri. Di Shanghai ia berbicara dengan sejumlah mahasiswa terpilih tentang hubungan negaranya dengan Cina.

Barack Obama bersama sejumlah mahasiswa Cina di Shanghai (16/11/2009)Foto: AP

Ia mengatakan, "Kita memiliki hubungan yang positif, konstruktif dan menyeluruh, yang meratakan jalan menuju kemitraan dalam tema-tema penting. Yaitu perbaikan ekonomi, pengembangan energi bersih, pengurangan senjata nuklir, perdamaian dan keamanan di Asia dan seluruh dunia."

Hubungan Menegang

Juru bicara Gedung Putih, Robert GibbsFoto: AP

Belakangan ini keharmonisan itu tampaknya berubah. Namun demikian, ketegangan kemungkinan tidak akan menjadi konfrontasi langsung, mengingat kedua negara raksasa itu saling bergantung dalam bidang ekonomi. Tetapi kunjungan Dalai Lama dapat mempersulit upaya Obama untuk mendapat dukungan Cina dalam masalah penjatuhan sanksi lebih berat terhadap Iran, upaya menangani program nuklir Korea Utara dan kesepakatan bersama dalam masalah perubahan iklim.

Dengan menerima kedatangan Dalai Lama, Obama kemungkinan ingin menunjukkan sikapnya terhadap Beijing, juga sebagai reaksi atas kritik yang mengatakan sikapnya terlalu lemah dalam menghadapi para pemimpin Cina selama berkunjung November lalu. Sehari sebelum kedatangan Dalai Lama, jurubicara Gedung Putih, Robert Gibbs mengatakan, pemerintah Cina mengetahui rencana pertemuan itu, dan dapat memberikan reaksi sesuai keinginan mereka.

Pemimpin Gerakan Separatis?

Dalai Lama berbicara kepada reporter di luar Gedung Putih setelah pertemuan dengan Obama (18/02)Foto: AP

Walaupun dikagumi jutaan orang di seluruh dunia sebagai orang yang cinta damai, pemerintah di Beijing menuduh Dalai Lama sebagai pemimpin gerakan separatis, dan penyebab kerusuhan di Cina. Berkaitan dengan hal ini, Robert Gibbs menekankan, AS dan Cina memiliki hubungan erat seperti layaknya antara dua orang dewasa, sehingga mampu mengatasi perbedaan pendapat.

Seperti presiden-presiden yang lalu, Obama tidak mengadakan pembicaraan dengan Dalai Lama di kantornya, “Oval Office“, melainkan di ruangan lain yang disebut “Map Room“. Hal ini menjadi tanda bagi Beijing, bahwa pemimpin spiritual Tibet itu tidak diterima sebagai pemimpin politik. Pembicaraan juga diadakan secara tertutup, dan mereka tidak tampil bersama-sama di depan kamera.

Setelah pembicaraan Dalai Lama mengatakan, Obama menunjukkan kekuatirannya tentang keadaan rakyat Tibet. Ia menambahkan, mereka telah membicarakan upaya perdamaian, keharmonisan antar umat beragama dan nilai-nilai dasar kemanusiaan. Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs mengatakan, Obama mendorong tetap diadakannya dialog antara Tibet dan Cina. Obama juga menyatakan dukungan bagi pelestarian identitas agama, kebudayaan dan bahasa Tibet yang unik, serta perlindungan hak asasi warga Tibet di Cina.

ML/VL/rtr/dpa/epd