1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dalai Lama Melawat Korban Angin Taufan di Taiwan

31 Agustus 2009

Dalai Lama menepis tudingan Cina bahwa kunjungannya ke Taiwan bermuatan politik. Pemimpin spiritual Tibet itu menyatakan kunjungannya ke Taiwan, dimaksudkan mengunjungi korban angin taufan dan longsor di Hsiaolin.

Dalai Lama, dalam perjalanan sebelum bertolak ke TaiwanFoto: AP

Dalam lawatannya ke Taiwan, Dalai Lama memuji demokratisasi yang tumbuh di negara itu. Lawatan pemimpin spiritual Tibet dilakukan di tengah ancaman Cina bahwa kunjungan itu dapat mengganggu hubungan antara Cina dengan Taiwan.

Di Taiwan, Dalai Lama mengunjungi para korban angin taufan Morakot dan longsor di Hsiaolin, yang telah mengakibatkan ratusan orang tewas, awal Agustus lalu. Ia menekankan bahwa kunjungan lima harinya ini didasari semata-mata oleh rasa kemanusiaan, bukan agenda politik. Konferensi pers yang sedianya digelar sehubungan dengan lawatan penerima Nobel Perdamaian ini, Senin kemarin sempat dibatalkan, setelah seorang pejabat senior partai penguasa Koumintang menyuarakan bahwa isu ini sensitif bagi Cina.

Meski telah menandaskan bahwa kunjungannya kali ini didasari rasa kemanusiaan, terhadap korban bencana alam, tak urung, puluhan orang berdemonstrasi di depan hotel tempat ia menginap, menudingnya memiliki maksud politik. Salah seorang pengunjuk rasa mengatakan: „Menyumbangkan dana atau membangun kembali rumah-rumah yang rusak mungkin jauh lebih berarti. Apa yang dia lakukan di hotel ini? Jika ingin membantu korban bencana dan menunjukan respek, seharusnya ia tinggal di desa yang terkena bencana.? Bagaimana dia bisa mendoakan?”

Namun ketika Dalai Lama mengunjungi wilayah yang dilanda bencana itu, masyarakat menyambut dengan hangat. Mereka bergabung mendoakan mereka yang terenggut nyawanya akibat taufan. Dalam upacara sederhana, ia melemparkan kelopak-kelopak bunga Kristal kuning. Masyarakat desa pun menerima berkatnya.

Sementara itu, Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou yang menyetujui kunjungan Dalai Lama, tidak diagendakan untuk bertemu dengan tokoh spiritual Tibet tersebut. Begitu pula para pejabat pemerintahan lainnya. Dalai Lama sendiri hadir di Taiwan, memenuhi undangan dari partai oposisi Partai Progresif Demokratik Taiwan, yang ingin Taiwan merdeka secara resmi dari Cina.

Kalangan pengamat menilai Presiden Ma dalam posisi terjepit mengizinkan penerima Nobel Perdamaian itu ke Taiwan. Dengan mengizinkan Dalai Lama ke Taiwan, pemerintah baru Taiwan ingin mendongkrak citranya yang jatuh, karena terlambat menyalurkan bantuan bagi korban bencana. Meski mengizinkan kedatangan Dalai Lama, Presiden Ma dan partainya KMT sepenuhnya berupaya menjaga agar kontroversi lawatan itu tidak merebak.

Cina selama ini menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Lawatan Dalai Lama, pemimpin Tibet yang para pendukungnya ingin memisahkan diri dari Cina, memunculkan kemarahan pemerintahan di Beijing. Sesaat sesampainya Dalai Lama di Taiwan, pemerintah Cina mengeluarkan lagi pernyataan keras kedua kalinya. Menurut juru bicara pemerintah Cina, kunjungan Dalai Lama ini bermaksud untuk memberikan pengaruh negatif hubungan antara Cina dengan Taiwan. Cina menentang kunjungan ini dan akan memantau seksama situasi di Taiwan. Meski demikian Cina tidak secara langsung mengecam Presiden Ma dan partai pendukungnya. Ini mungkin merupakan indikasi bahwa Cina tidak ingin ada eskalasi dalam isu Tibet dan Taiwan.

(AP/HP/afp/dpa/ap/rtr/channelnewsasia)