Dalam satu hari, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil melakukan dua operasi tangkap tangan (OTT) dugaan korupsi. Salah satu yang ditangkap adalah Ketua Komisi D DPRD DKI. M. Sanusi dari Fraksi Gerindra.
Iklan
Operasi tangkap tangan (OTT) pertama yang dilakukan KPK hari Kamis (31/03), terkait dengan dugaan suap penghentian investigasi kasus PT. Brantas Abdipraya (BA) di Kejaksaan Tinggi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Ketiganya ditahan di lokasi-lokasi terpisah.
Transaksi di hotel
Dalam kasus ini, KPK menetapkan tiga orang tersangka, masing-masing Direktur Keuangan PT. BA, Sudi Wantoko dan manajer senior PT.BA Dandung Pamularno, serta seseorang yang disinyalir berperan sebagai perantara berinisial Marudut.
Ketiganya ditangkap saat bertransaksi di sebuah hotel di Jakarta Timur , dimana PT BA menyerahkan uang sebesar 148 ribu Dollar AS kepada Marudut sang perantara, agar kasus yang tengah diusut di Kejaksaan Tinggi DKI dapat dihentikan. Namun KPK tidak menyebutkan nama penerima suap.
Daftar Tangkapan Kakap KPK
Sekali berada dalam jeratan Komisi Pemberantasan Korupsi, nyaris tidak ada yang berhasil membebaskan diri. Reputasi lembaga antirasuah itu cukup mentereng. Berikut daftar pejabat negara yang dibui berkat kerja KPK
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Djoko Susilo
Kasus bekas kepala korps lalu lintas Polri ini banyak dikutip setelah calon Kapolri Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka. Serupa dengan Gunawan, Irjen Pol. Djoko Susilo yang terjerembab lantaran kasus korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi itu sempat melawan KPK yang kemudian memicu perang Cicak versus Buaya jilid pertama. Djoko Susilo divonis hukuman penjara selama 18 tahun
Foto: picture-alliance/dpa/Mast Irham
Anas Urbaningrum
Penangkapan terhadap Anas antara lain berhasil berkat "nyanyian" Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat. Pria yang kala itu masih menjabat Ketua Umum Partai tersebut kemudian divonis delapan tahun penjara oleh pengadilan. Tapi ia bukan petinggi Demokrat terakhir yang dijerat oleh KPK terkait kasus Hambalang.
Foto: picture-alliance/dpa
Ratu Atut Chosiyah
Ratu asal Banten ini sedang menancapkan kekuasaannya yang menggurita di provinsi Banten ketika KPK mengubah statusnya menjadi tersangka. Sang gubernur terjungkal kasus pengadaan alat kesehatan dan dugaan suap terkait penanganan sengketa pilkada Lebak, Banten. Ratu Atut dovinis empat tahun penjara.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Suryadharma Ali
Bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji. Penetapan tersebut diumumkan di tengah sengitnya masa kampanye jelang Pemilihan Umum Kepresidenan 2014. Hingga kini kasus yang menjerat bekas menteri agama itu masih diproses KPK.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Andi Malarangeng
Andi Malarangeng dan Anas sejatinya adalah dua bintang politik Indonesia yang tengah meroket. Namun tragisnya kedua sosok muda itu terjerembab oleh kasus yang sama. Berbeda dengan Anas, Andi pergi dengan diam setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, sebelum kemudian divonis empat tahun penjara oleh pengadilan Tipikor.
Foto: STR/AFP/Getty Images
Jero Wacik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik ditetapkan sebagai tersangka, September 2014 karena diduga melakukan tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan proyek di Kementerian ESDM pada 2011-2013. Sejauh ini belum ada kejelasan mengenai kelanjutan kasus yang melibatkan Jero.
Foto: ROMEO GACAD/AFP/GettyImages
Burhanuddin Abdullah
Bekas Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dinyatakan bersalah karena menggunakan dana milik Yayasan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) senilai Rp 100 miliar untuk bantuan hukum lima mantan pejabat BI, penyelesaian kasus BLBI, dan amandemen UU BI. Kendati tidak terbukti mencoba memperkaya diri sendiri, Abdullah divonis lima tahun penjara
Foto: Getty Images/Adek Berry
Miranda S. Goeltom
Perempuan ambisius yang sudah malang melintang di Bank Indonesia ini resmi menjadi tersangka pada Januari 2012. Ia tersandung kasus suap cek pelawat buat anggota DPR. Duit tersebut dikucurkan selama berlangsungnya pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Periode 2004. Miranda kemudian divonis menginap tiga tahun di balik jeruji besi.
Foto: Getty Images/Adek Berry
Akil Mochtar
Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, tertangkap tangan di rumah dinasnya saat seorang pengusaha dan anggota DPR sedang menyerahkan duit sekitar Rp 3 milyar. Dana tersebut terbukti adalah uang suap dalam sengketa hasil Pilkada di kabupaten Gunung Mas, Kalimantan. Akil adalah satu-satunya tangkapan KPK yang mendapat vonis hukum seumur hidup dari Tipikor.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
9 foto1 | 9
KPK Tahan Anggota DPRD DKI
OTT berikutnya, adalah penangkapan terhadap Ketua Komisi D DPRD M. Sanusi dari Fraksi Gerindra. Ikut diamankan bersamanya, sebuah mobil Jaguar B 123 RX. M.
Sanusi yang dikenal dengan sebutan Uci juga merupakan adik Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra M. Taufik. Tak hanya ruang Sanusi yang disegel KPK, namun juga ruang kerja M. Taufik.
Ketua KPK, Agus Rahardjo menjelaskan, poitisi Gerindra itu diduga terlibat skandal Raperda Reklamasi. Selain Sanusi, KPK juga menangkap GER dari pihak swasta. Agus menceritakan, penangkapan dilakukan di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.
Menurut KPK, GER memberi uang terkait dengan urusran Raperda Zonasi wilayah laut pulau kecil dan Raperda tata ruang kawasan strategis Pantai Utara Jakarta.
Penyidik menangkap Sanusi, setelah ia menerima dana dari perusahaan swasta PT. APL. Dari penangkapan ini, KPK menyita sejumlah uang tunai yang diterima Sanusi.
Negara-negara Paling Bersih Korupsi 2015
Negara-negara Skandinavia kembali merajai daftar teratas bersih korupsi, dalam indeks persepsi korupsi, barometer global Transparansi Internasional 2015 yang disusun berdasarkan opini para ahli.
1. Denmark
Dengan sistem penilaian 100 menunjukkan sangat bersih, dan 0 sangat korup, Denmark menduduki peringkat pertama negara paling bersih di dunia dengan skor 91.
Foto: Sandra E. Hausman
2. Finlandia
Skor yang diperolehnya kali ini 90, naik satu peringkat dari tahun lalu. Sejak tahun 1999 sampai dengan 2012 Finlandia selalu menempati peringkat tiga besar. Pada tahun 2012 Finlandia berada di peringkat 1 dari 176 negara. Pada tahun 2000, Finlandia mendapatkan nilai nilai maksimal. Selain Finlandia sampai saat ini hanya Denmark yang bisa capai prestasi ini.
Foto: nyiragongo/Fotolia
3. Swedia
Pada abad ke-19 Swedia pernah menyandang predikat sebagai salah satu negara termiskin di Eropa. Namun tahun 2015, ia masuk tiga besar dengan angka 89. Kebijakan, kerangka hukum dan kelembagaan transparan di di Swedia dianggap sangat efektif dalam memerangi korupsi di lembaga pemerintahan negara ini.
Foto: Fotolia/igor
4. Selandia Baru
Skor Selandia baru turun dari 91 ke 88. Meski demikian jumlah tindak korupsi di negara ini tergolong sedikit. Budaya jujur masyarakat dan transparansi para pejabatnya dianggap berkontribusi pada tingginya skor bersih korupsi di negara ini.
Foto: Fotolia/Christopher Meder
5. Belanda dan Norwegia
Ada dua negara di peringkat ini. Negeri kincir angin masuk lima besar dengan meraih skor 87 bersama Norwegia, yang konsisten menduduki lima besar posisi teratas negara-negara yang bersih dari praktik korupsi.
Foto: Fotolia/samott
7. Swiss
Mendapat skor 86, Swiss dengan konsisten menerapkan metode pemberantasan korupsi dengan aturan sangat ketat bagi perusahaan dalam melakukan bisnis. Praktik suap dan transaksi ilegal dalam bentuk apapun tidak mendapat tempat di negara ini.
Foto: Fotolia
8. Singapura
Skor indeksnya tahun 2015 adalah 85. Lagi-lagi Singapura menjadi negara Asia yang masuk dalam 10 besar. Di negara ini, ketegasan pemerintah dalam membasmi korupsi bergandeng mesra dengan kesadaran masyarakatnya yang mendukung kerja-kerja Badan Investigasi dan Penyidikan Korupsi (CPIB) di negara mini tetangga Indonesia itu.
Foto: Reuters
9. Kanada
Baru-baru ini Kanda pun terpilih sebagai negara terbaik kedua di dunia dalam pengumuman riset US News di Davos. Kini dalam skor Transparansi Internasional, negara industri berteknologi tinggi dengan standar hidup yang tinggi ini, meraih angka 83.
Foto: Konstantin Yuganov/Fotolia
10. Jerman, Luksemburg dan Inggris
Ketiga negara Eropa ini meraih skor sama yakni 81 dalam indeks persepsi korupsi (Corruption Perception Index) Transparansi Internasional untuk tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
88. Indonesia
Kali ini, Indonesia meraih skor 36, yang artinya meningkat sedikit dari skor 34 tahun sebelumnya. Dengan kenaikan skor tersebut, peringkat korupsi Indonesia turun dari posisi 107 ke peringkat 88, dari 168 negara. Yang berada di posisi sejajar Indonesia tercatat: Suriname, Mesir, Aljazair, dan Albania.