Jerman semakin menarik bagi investor asing. Demikian hasil studi terbaru sebuah konsultan bisnis. Menurut peneliti, inilah dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa-Brexit yang positif bagi Jerman.
Iklan
Konsultan bisnis A.T. Kearney Rabu ini mempublikasikan hasil studi Foreign Direct Investment Confidence Index (FDI Confidence Index) untuk tahun 2017. Studi ini menyoroti perubahan persepsi investor tentang iklim bisnis di sebuah negara atau kawasan.
Para penulis studi mengungkap keterkejutan mereka atas hasil studi tahun ini, yang dikaitkan dengan kekhawatiran investor tahun lalu, tentang meningkatnya kebijakan bersifat populis setelah referendum Brexit, dan hasil pemilu presiden AS. "Tapi tahun ini, walaupun Brexit sudah jelas dan hasil pemilu AS tidak seperti dugaan sebelumnya, AS tetap berada di posisi pertama indeks, dan Inggris naik satu tingkat ke posisi keempat." Demikian dikatakan Paul Laudicina dari A.T. Kearney dalam situs konsultan tersebut.
Tidak seburuk dugaan?
Menurut studi, diskrepansi tersebut bisa dijelaskan dengan fakta, bahwa pasar AS dan Inggris sangat besar dan bersifat ekonomi terbuka dengan peraturan efisien, sistem pajak transparan dan kemampuan teknologi kuat. Menurut penulis studi, para investor jelas mementingkan semua karakteristik ini, jika memperhitungkan di mana harus menanam modal.
Reaksi Inggris Saat Cerai Dengan Uni Eropa
Mayoritas rakyat Inggris memilih hengkang dari Uni Eropa. Bagaimana reaksi mereka saat penghitungan hasil referendum ?
Foto: Getty Images/AFP/P. Faith
Lempar ciuman ke udara
Dari balik jendela mobil bertempel slogan Leave EU yang melintasi Parliament Square di London , seorang pria melemparkan ciuman ke udara setelah hasil referendum di Inggris menunjukkan hasil sementara, dengan suara mayoritas memilih hengkang dari Uni Eropa
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Dunham
Kubu Pro-Brexit Bergembira
Para pendukung ‘hengkang’ dari Uni Eropa alias Brexit bergembira merayakan kemenangan mereka. Mereka bersama-sama menyaksikan proses penghitungan suara di ibukota London.
Foto: picture alliance/AP Photo/S. Rousseau
Reaksi Nigel Farage
Inilah reaksi Nigel Farage, pemimpin UKIP yang mendukung Inggris meninggalkan Uni Eropa, atas hasil referendum.
Foto: picture-alliance/empics/S. Rousseau
Nonton bareng
Dengan antusias warga Inggris bersama-sama menyaksikan hasil referendum yang digelar hari Kamis (23/06) di seluruh pelosok negeri.
Foto: picture alliance/empics/S. Rousseau
Kubu Pro-Uni Eropa Kecewa
Sementara di lain pihak, para pendukung untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa tampak kecewa dengan hasil penghitungan suara yang menunjukan bahwa kubu mereka asor dibanding pendukung Britain Exit alias Brexit.
Foto: Reuters/R. Stothard
Tidak puas
Kubu pro Uni Eropa atau 'Remain' yang memiliki slogan 'Britain Stronger in Europe' dalam kampanyenya, tampak tidak puas dengan hasil referendum.
Foto: Getty Images/R. Stothard
Hasil final
Hasil yang mendukung Brexit alias hengkangnya Inggris dari Uni Eropa ini merupakan pengumuman penghitungan suara final referendum bersejarah di Inggris.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Delvin
Bursa bereaksi negatif
Pasar bursa bereaksi negatif atas hasil referendum Brexit ini. Nilai mata uang Pound langsung anjlok. Para pemimpin Uni Eropa masih menahan diri dan menunggu perkembangannya lebih lanjut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Young-joon
8 foto1 | 8
Selain itu ada persepsi, bahwa Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS akan membawa keuntungan bagi bisnis, setidaknya untuk jangka pendek. Ini didasari prospek bahwa Inggris nantinya tidak perlu memperhatikan regulasi Uni Eropa yang rumit, danbisa menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih rasional.
Studi itu juga mengemukakan, bahwa Donald Trump menjanjikan pajak perusahaan yang lebih rendah dan penanaman modal besar pada sektor infrastruktur AS.
Jerman jadi pemenang
Indeks tahun ini membawa sejumlah berita bagus bagi Jerman, karena posisinya naik ke ranking ke dua, tepat di bawah AS. Ini adalah ranking tertinggi yang pernah diduduki Jerman dalam 20 tahun sejarah FDI Confidence Index.
Menurut A.T. Kearney perbaikan peringkat ini menunjukkan lingkup regulasi Jerman yang bersifat bersahabat, dan struktur pasaran tenaga kerja yang kuat. Banyak investor memperkirakan Jerman akan meraup keuntungan dari keluarga Inggris dari Uni Eropa.
Sementara itu, minat investor di kawasan lain Eropa nampaknya menurun. Namun demikian, lima ekonomi terkuat Eropa rankingnya naik tahun ini.
Penulis: Hardy Graupner (ml/as)
Pemain Utama Pemilu Inggris
PM Inggris May mengumumkan digelarnya pemilu Majelis Rendah yang dipercepat pada 8 Juni. Inilah aktor utama yang tampil dalam pemilu untuk perebutkan 650 kursi di saat proses Brexit.
Foto: picture alliance/dpa/PA Wire
Theresa May, Partai Konservatif
Theresa May gantikan PM David Cameron yang mundur setelah hasil referendum mayoritasnya memilih keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Pemilu yang dipercepat menurut May diperlukan untuk imbangi permainan politik oposisi dalam proses Brexit. Pemilu juga bertujuan memperkokoh popularitas dan mandatnya sebagai kepala pemerintahan.
Foto: Reuters/N. Hall
Partai Konservatif, Incar Keuntungan
Partai Konservatif yang memerintah, berharap meraih keuntungan tambahan kursi di Majleis Rendah. Pasalnya, posisi partai opisisi saat ini amat lemah. Mayoritas partai konservatif dukung kepemimpinan May untuk mengarahkan Inggris pada proses "hard Brexit." Termasuk hengkangnya Inggris dari pasar tunggal Uni Eropa.
Foto: Reuters/N. Hall
Jeremy Corbyn, Partai Buruh
Pimpinan Partai Buruh, Jeremy Corbyn mendukung seruan May untuk pemilu tanggal 8 Juni. Corbyn ingin menaikan posisinya sebagai alternatif efektif bagi Partai Konservatif. Tema kampanye Partai Buruh adalah membatalkan politik penghematan, melakukan nasionalisasi perusahaan kereta api dan menaikkan gaji serta upah.
Foto: Reuters/P. Nicholls
Partai Buruh, Dibayangi Perpecahan Internal
Partai Buruh beroposisi lemah karena perpecahan internal. Sejumlah anggota Majelis Rendah dari Partai Buruh berusaha menentang pemilu yang dipercepat. Anggota parlemen Tom Blenkinsop (foto) nyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi, akibat perbedaan pendapat dengan Corbyn.
Foto: picture alliance/NurPhoto/S. Baker
Tim Farron, Demokrat Liberal
Tim Farron, pimpinan partai Demokrat Liberal menyatakan, hanya partainya yang mampu mencegah Konservatif raih mayoritas. Demokrat Liberal adalah mitra koalisi Konservatif dalam pemerintahan Cameron. Pada pemilu 2015 partai ini hanya raih 9 kursi. Faron menilai pemilu yang dipercepat bisa menaikan lagi secara signifikan raihan kursi di parlemen.
Foto: picture alliance/dpa/R.Pinney
Partai Demokrat Liberal, Oposisi Sejati
Demokrat Liberal yang pro Uni Eropa memanfaatkan seruan May untuk meminta referendum Brexit kedua. Partai ini mengharapkan dukungan dari pemilih Partai Buruh pro Eropa serta pendukung "soft Brexit" yang tetap mempertahankan posisi Inggris dalam pasar tunggal Uni Eropa.
Nicola Sturgeon, Partai Nasional Skotlandia
Nicola Sturgeon menteri utama di pemerintahan Skotlandia yang juga ketua Partai Nasional Skotlandia memposisikan diri sebagai lawan May. Ia menyebut langkah PM itu sebagai salah besar kalkulasi politik. Kedua tokoh politik itu bersengketa mengenai apakah referendum kedua di Skotlandia bisa digelar, sebelum Brexit diberlakukan.
Foto: Reuters/R. Cheyne
Partai Kemerdekaan Inggris UKIP
UKIP adalah pemain utama dalam kampanye keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit. Tapi partai anti Eropa ini hanya raih satu kursi di parlemen. Ketua UKIP, Paul Nuttall ingin memanfaatkan basis pendukung untuk mencitrakan May sebagai oportunis politik, langkah ini diragukan akan mampu menambah jumlah kursi, karena banyak eks pemilih UKIP kini mendukung politik Brexit frontal.
Foto: Getty Images/J. Taylor
Partai Lain
Partai-partai lain di Majelis Rendah juga harapkan perubahan. Partai Hijau (1 kursi), Partai Uni Demokratik Irlandia Utara (8 kursi), Sinn Fein (4 kursi) dan Plaid Cymru Wales(3 kursi). Pemilu Inggris 8 Juni diapit pemilu di Perancis (April/Mei) dan Permilu di Jerman (September). Hasil 3 pemilu akan jadi indikator penting bagi masa depan Eropa.