Dampak Corona pada Ekonomi Global Tak Seburuk Dugaan Awal
17 September 2020
Ekonomi global tidak akan menyusut seburuk yang sebelumnya diperkirakan akibat pandemi corona, kata OECD. Kebijakan fiskal dan moneter telah membantu menghindari skenario terburuk, tapi pemulihan perlu waktu lebih lama.
Iklan
Pukulan terhadap perekonomian global akibat dampak dari pandemi virus corona tidak akan sedrastis dari yang diperkirakan semula, kata Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi OECD dalam rilisnya hari Rabu (16/9). Namun OECD juga menekankan, pemulihan ekonomi kemungkinan akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
Upaya di berbagai negara untuk melawan dampak ekonomi akibat kebijakan lockdown dan pembatasan sosial berhasil meringankan pukulan finansial bagi perusahaan dan individu, kata forum kebijakan politik yang berbasis di Paris itu.
Menurut perkiraan terbaru, output ekonomi global akan berkontraksi sebesar 4,5 persen pada tahun 2020, lebih rendah dari perkiraan dari bulan Juni sebesar 6,0 persen.
Perkiraan itu mengasumsikan bahwa wabah corona akan diredam secara lokal dan tidak dengan lockdown secara nasional, kata OECD.
Dampak ekonomi tak seburuk yang disangka, tapi pemulihan juga lambat
Perdagangan global diperkirakan anjlok lebih dari 15 persen pada paruh pertama tahun 2020 dan pasar tenaga kerja yang dilanda kekacauan akibat pandemi corona memaksa bisnis di seluruh dunia untuk menutup pintu, menghentikan jalur produksi, dan mengurangi jam kerja.
Iklan
"Tanpa dukungan kebijakan yang cepat dan efektif yang diperkenalkan di banyak negara untuk meredam dampak guncangan pada pendapatan rumah tangga dan perusahaan, kontraksi dalam output dan pekerjaan akan jauh lebih besar," kata OECD.
Tetapi pemulihan pada tahun 2021 juga diperkirakan akan berlangsung lambat dan lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.
OECD mengatakan, output ekonomi global akan tumbuh sebesar 5,0 persen pada 2021, turun dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen.
"Prospek ekonomi tetap sangat tidak pasti, dengan pandemi COVID-19 terus memberikan dampak besar pada ekonomi dan masyarakat," OECD menekankan.
Dampak Virus Corona Terhadap Turisme
Pandemi COVID-19 mengancam kehidupan sehari-hari di seluruh dunia. Khususnya sektor turisme terpengaruh, demikian juga para wisatawan.
Foto: SeaLink Travel Group
Perbatasan Australia tetap tertutup sampai bulan Desember
Australia memperpanjang pembatasan perjalanan selama tiga bulan lagi. Perbatasan tetap ditutup untuk wisatawan dari luar negeri sampai tanggal 17 Desember. Namun, pemerintah mengumumkan bahwa perjalanan domestik akan diperbolehkan segera untuk penduduk Australia. Hanya di negara bagian Victoria dengan metropolis Melbourne ada pengecualian berdasarkan lockdown sejak awal Juli.
Foto: SeaLink Travel Group
“The Edge” di New York dibuka lagi
Sejak tanggal 2 September, wisatawan bisa menikmati lagi pemandangan dari geladak kaca di lantai ke-100 gedung “30 Hudson Yards” yang terletak di Manhattan barat. Hanya beberapa hari setelah dibuka bulan Maret, geladak harus ditutup karena pandemi Corona. Dengan ketinggian 335 meter (1099 kaki) “The Edge” adalah lokasi wisata luar ruangan tertinggi di dunia barat.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Horsten
Jerman memperluas peringatan perjalanan global
Pemerintah Jerman memperluas peringatan perjalanan untuk sekitar 160 negara di luar Uni Eropa sampai tanggal 14 September. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman keputusan dari hari Rabu tgl 26 Agustus berdasarkan kenaikan laju infeksi Corona. “Situasi tidak akan mereda sampai tengah September sehingga peringatan perjalanan di seluruh dunia belum bisa dicabut”.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Arnold
COVID-19 menghantam turisme di Berlin
Selama 6 bulan pertama 2020 angka wisatawan di Berlin berkurang 59% dari tahun sebelumnya. Kantor Statistik mengumumkan tgl 10 Agustus bahwa hanya 2,7 juta wisatawan datang ke Berlin, angka terendah sejak 2004. Bahkan kemerosotan wisatawan dari luar negeri lebih buruk lagi: angkanya anjlok sampai 70 persen. Sejak Juni, angka wisatawan mulai naik dan sekarang mencapai 30-40% dari tahun sebelumnya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Nietfeld
Tes COVID-19 wajib untuk masuk Jerman
Siapa saja yang memasuki Jerman dari daerah berisiko tinggi wajib tes virus corona sejak 8 Agustus, sesuai dengan perintah menteri kesehatan Jens Spahn. Sekarang, banyak negara tergolong sebagai daerah berisiko, termasuk Amerika Serikat dan Brasil. Di Uni Eropa, Luxembourg, daerah Belgia Antwerpen dan daerah Spanyol Aragon, Catalonia dan Navarre tergolong daerah berisiko tinggi sejak awal Agustus.
Foto: Reuters/F. Bensch
Nepal buka puncak Everest bagi para pendaki
Meskipun situasi virus Corona tidak jelas, Nepal membuka puncak Everest bagi para pemanjat dan pendaki gunung pada musim gugur. Untuk mendukung sektor turisme, pemerintah memperbolehkan pendaratan penerbangan internasional sejak tanggal 17 Agustus. Negara Himalaya itu menutup perbatasannya pada bulan Maret menjelang musim semi yang biasanya mengajak ratusan pendaki gunung ke Nepal.
Foto: Vittus Länger
Penerbangan dibayangi ketakutan
Jumlah penerbangan wisata di dalam Eropa meningkat lagi. Menurut statistik asosiasi transportasi udara internasional (IATA), 62% penumpang takut terkena infeksi oleh penumpang yang duduk di sebelahnya. Menurut IATA, inilah alasan utama penurunan jumlah penumpang wisata yang sekarang hanya 45% dari biasanya. (bo/hp)
Foto: picture-alliance/ANP/J. Groeneweg
7 foto1 | 7
Hanya Cina yang melihat pertumbuhan positif
Menurut perkiraan terbaru, ekonomi zona euro diperkirakan akan menyusut 7,9 persen tahun ini, dengan Jerman, ekonomi terbesar di kawasan itu, akan berkontraksi sebesar 5,4 persen.
AS, ekonomi terbesar dunia, akan melihat pertumbuhan negatif minus 3,8 persen, lebih baik dari perkiraan sebelumnya, minus 7,3 persen.
Hanya ekonomi Cina yang diperkirakan akan melihat pertumbuhan positif tahun ini, dengan analis sekarang memperkirakan pertumbuhan 1,8 persen, lebih baik dari perkiraan sebelumnya minus 2,6 persen.
Lebih jauh OECD mengatakan bahwa perkembangan ekonomi akan bergantung pada faktor-faktor seperti gelombang infeksi baru, langkah-langkah pembatasan, penyebaran vaksin, dan efek dari langkah-langkah kebijakan fiskal dan moneter selanjutnya.