1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dampak Kebakaran di Yunani

4 September 2007

Lebih dari 60 orang tewas akibat bencana kebakaran di Yunani sekitar dua pekan lalu. Hampir 190 ribu hektar lahan terbakar, ribuah rumah dan puluhan desa dilalap si jago merah.

Setelah kebakaran hutan di Yunani
Setelah kebakaran hutan di YunaniFoto: AP

Pekan lalu ribuan warga Yunani turun ke jalan memprotes pemerintah di Athena yang dianggapnya tidak mampu mengatasi bencana secara cepat. Sementara itu di dekat kota Pyrgos, sebuah kota yang terletak di kawasan Ilia, bekas kebakaran hutan masih jelas tampak. Bau kayu yang hangus, langit yang kelabu dipenuhi partikel jelaga yang beterbangan, menghalangi cahaya matahari. Para pria tengah duduk dengan gelas berisi bir yang panas, karena tidak ada listrik untuk mendinginkan minuman dan makanan. Sejak berhari-hari mereka tidak dapat mandi, karena masih belum ada air. Dan mereka marah terhadap pemerintah, yang dipandangnya gagal mengatasi bencana besar seperti yang diungkapkan seorang pria

„Kami ada di sini, tapi negara tidak. Seseorang yang mengkoordinir pemadam kebakaran, yang memberi kami petunjuk atau semangat, tidak ada!”

Kawasan Ilia di barat Semenanjung Peloponnes menderita paling parah akibat bencana kebakaran, dengan jumlah korban tewas terbesar. 44 orang tewas saat berupaya menyelamatkan harta bendanya, atau karena panik atau terjebak api yang tidak terkendali. Sejumlah petugas pemadam kebakaran tampak mengontrol lereng gunung. Satu pekan setelah kebakaran datang Tim dari kota Korintus. Mereka menggantikan pemadam kebakaran lainnya yang bekerja berhari-hari tanpa henti. Seorang penduduk setempat menunjukkan jalan kepada tim tersebut dan merupakan satu-satunya orang yang menghargai andil para pemadam kebakaran

„Penduduk desa meneriakkan: Tidak dilakukan apa-apa! Seorang pemadam kebakaran pingsan dan mereka memakinya: Ia di sini hanya duduk saja! Padahal para pemadam kebakaran bersama-sama kami berusaha memadamkan api, dengan dahan atau garpu untuk jerami.“

Semakin tinggi orang menaiki gunung, semakin jelas kerusakan yang ditimbulkan kebakaran. Seluruh kawasan punggung gunung tampak hitam, terlihat juga rongsokan mobil dan bangkai binatang yang terbakar.

Kecemasan Pasca Kebakaran

Sementara itu 40 kilometer dari Pyrgos terletak Kallithea. Salah satu kawasan pertama yang dilanda bencana kebakaran. Desa ini berhasil dievakuasi pada saat-saat terakhir. Sekarang penghuninya sudah berdatangan kembali. Siapa yang tidak lagi memiliki rumah menumpang pada kenalan dan menunggu container yang dijanjikan. Seorang janda perempuan tampak membersihkan rumahnya. Ia tidak ingin ke Athena untuk ikut dengan anaknya. Bencana kebakaran memusnahkan 500 pohon zaitun dan 800 pohon anggur miliknya

“Saya hanya tinggal punya kambing. Yang tinggal di bawah teras rumah karena di situ saja tempat yang teduh. Kambing-kambing itu sangat hitam kena jelaga. Gelondongan jerami semuanya terbakar. Saya memberi makan mereka dengan jagung.”

Meskipun demikian warga Kallithea sangat ramah terhadap orang asing yang meninjau. Kedatangan ini membuat mereka merasa terhibur. Namun rasa shock tampak jelas terlihat. Bantuan pun mulai berdatangan, air dan makanan yang merupakan sumbangan. Tapi masa depan mereka tidak jelas

“Masalahnya bukan hanya api, sebentar lagi datang musim hujan. Yang akan menimbulkan tanah longsor. Desa-desa akan terbelah, dan akan timbul banjir. Apa yang akan terjadi ke depan lebih mencemaskan kami daripada api yang terjadi sekarang.“

Hal yang juga dikhawatirkan komisaris masalah lingkungan Yunani untuk Stavros Dimas. Tindakan reboisasi harus segera dilakukan. Jumlah kerugian seluruhnya masih belum diketahui, karena dasar eksistensi banyak orang benar-benar musnah terbakar.

Kebakaran Yunani Musnahkan Eksistensi Hutan

Pakar ekologi di institut geofrafi WWU Münster, Pagenkopf yang 7 tahun lalu bersama ilmuwan lainnya meneliti kebakaran hutan di Pulau Samos Yunani tahu seberapa besar dampak kebakaran tersebut

„Dampaknya tentu saja akan mirip. Kami telah meneliti pengaruhnya terhadap sosial ekonomi maupun kehidupan ekologi. Dan sekarang dari komentar orang-orang yang menjadi korban bahwa pengaruh ekonomi akibat terbakarnya pohon zaitun, pohon anggur sangat besar dan tragis.“

Selain itu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk regenerasi hutan

Pagenkopf: „Jika suatu hutan musnah terbakar adalah sulit terbentuknya kembali hutan di tempat yang sama. Itu karena hutan membentuk iklim setempat dan struktur tanah tersendiri, dan jika satu kali semua ini musah sangat sulit untuk membangunnya kembali.“

Antisipasi Uni Eropa

Sebagai konsekuensi dari kebakaran di Yunani Komisi Eropa mempertimbangkan penugasan satuan pemadam kebakaran khusus di masing-masing negara anggota Uni Eropa. Tapi bukan berarti Uni Eropa membentuk satuan pemadam kebakaran yang terpusat di Brussel dan siaga setiap saat. Menurut juru bicara Komisi Eropa Barbara Helfferich itu tidak akan membuat kerja lebih efektif

„Kami membantu sejumlah satuan di negara-negara anggota, dimana mereka tidak hanya mengintervensi atau dapat ditugaskan, tapi juga dapat membantu secepatnya di tempat lain. Mereka akan mendapat pendidikan spesialisasi dan jika terjadi kebakaran hutan segera menuju lokasi kebakaran tanpa adanya kesulitan koordinasi di antara 27 negara anggota.”

Anggota Uni Eropa hanya akan menyediakan satuan pemadam kebakaran ini berdasarkan kerelaan juga biayanya ditanggung oleh masing-masing negara. Tapi menurut pengalaman sulit menyediakan kapasitas nasional di bawah pengawasan Uni Eropa. Namun selama ini dalam koordinasi jika terjadi bencana Komisi Eropa sudah membentuk pusat pengawasan dan informasi di Brussel. Negara anggota dapat mengajukan permohonan bantuan. Permintaan ini akan diteruskan kepada anggota-anggota lainnya yang berada dalam daftar negara yang menawarkan bantuan. Demikian disampaikan pimpinan pusat krisis Uni Eropa Peter Billing.

Permohonan dari Yunani dalam beberapa hari mencapai hasil yang memuaskan. 10 pesawat udara dan 20 helikopter dengan petugas bantuan disediakan untuk memadamkan api. Peter Billing juga tidak melihat perlunya satuan pemadam kebakaran yang siaga terus menerus. Yang penting adalah Yunani membentuk kapasitas satuan pemadam kebakarannya sendiri, melakukan koordinasi lebih baik dan mengolah rencana evakuasi. Seperti jalan yang sudah ditempuh Portugal

“Kami dalam dua tiga tahun terakhir mendapat permohonan teratur dari Portugal. Portugal memiliki kepentingan memperkuat kapasitasnya sendiri dan tahun ini untuk pertama kalinya mampu menawarkan bantuan bagi negara lain.”

Itulah hal yang sebaiknya, demikian dikatakan pimpinan pusat badan masalah bencana Eropa Billing.