Dampak Penurunan Peringkat AS Terhadap Pasar Global
6 Agustus 2011Memang pekan ini Amerika Serikat berhasil mencapai kesepakatan di detik-detik terakhir dalam hal peningkatan batas maksimal hutang. Namun perdebatan masalah tersebut adalah alasan bagi lembaga pemeringkat Standard & Poor's untuk menurunkan peringkat kelayakan kredit Amerika Serikat. Tidak berhenti disitu, menurut John Chambers, pimpinan Standard & Poor's, hutang Amerika dibandingkan dengan produk domestik bruto akan terus bertambah. Ini menjadikan Amerika Serikat tidak bisa lagi disamakan dengan kandidat berperingkat "AAA". Chambers mengatakan, "Ini berkaitan dengan situasi keuangan jangka menengah dan panjang dari Amerika Serikat. Tidak hanya berdasarkan situasi sekarang."
Beberapa pakar keuangan telah memperkirakan penurunan peringkat tersebut sejak beberapa minggu lalu. Walaupun, lembaga pemeringkat sering dikritik terlalu ketat menilai negara-negara Eropa dibandingkan Amerika Serikat.
Usai jatuhnya indeks saham di bursa pekan ini dan merebaknya ketidakyakinan terhadap pasar, pengumuman penurunan peringkat Amerika datang pada waktu yang tidak menguntungkan. Ini menurut Robert Halver dari Baader Bank AG. "Waktunya tidak tepat. Amerika butuh ketenangan. Tetapi, Standard & Poor's juga selalu mengatakan, perdebatan masalah batas hutang dan peningkatannya, hal yang kita alami dalam beberapa minggu dan bulan terakhir, bukanlah hal yang menyenangkan."
Pertentangan yang ada tidak menyenangkan. Begitu juga solusi sementaranya. Karena peningkatan batas maksmimal hutang juga berarti, bahwa hutang akan terus bertambah. Selain itu, waktu pengumuman penurunan peringkat tidak menguntungkan, karena muncul ketakutan di pasar bursa akan resesi global dan peningkatan krisis hutang Eropa semakin menjatuhkan pasar keuangan. Bagi DAX ini adalah minggu saham terkelam sejak Oktober 2008, awal dari krisis keuangan setelah kebangkrutan Lehmann. Bagi pasar keuangan yang tengah krisis, penurunan peringkat Amerika Serikat juga berarti ketegangan akan berlanjut di pekan ini. Karena penurunan satu nilai kelayakan kredit Amerika dan pandangan negatif Standard & Poor's akan berdampak pada pasar keuangan di bidang yang berbeda-beda. Thorsten Polleit, pimpinan ekonom Barclays Capital mengatakan : "Jika kualitas kredit negara paling berkuasa di dunia diturunkan, maka ini tentu juga berarti suku bunga yang lebih tinggi. Berarti Amerika harus membayar bunga yang lebih besar untuk bisa membiayai pinjamannya. Dan pinjaman negara juga akan digunakan untuk membiayai produk keuangan lain. Dan ini akan menyebabkan perubahan luas dalam susunan harga di pasar keuangan internasional."
Posisi Dollar juga bisa terpengaruh dari penurunan kelayakan kredit Amerika Serikat. Pemerintah Cina telah mengungkapkan kekhawatirannya dan berhak untuk menuntut solusi masalah hutang di Amerika Serikat. Cina memiliki obligasi Amerika Serikat senilai satu milyar Dollar dan adalah kreditor terbesar negara itu. Robert Halver dari Baader Bank AG berpendapat, penurunan peringkat Amerika Serikat akan membuat situasi bursa terus bergolak. "Saya menantikan bursa yang tidak tenang. Menurut saya, keadaan tidak akan lebih buruk dari pekan ini. Tetapi kita menghadapi era baru, di mana Amerika Serikat telah terpuruk."
Mischa Ehrhardt / Vidi Legowo-Zipperer
Editor : Christa Saloh-Foerster