Ekonomi Cina Terpuruk ke Titik Terendah Dalam 27 Tahun
15 Juli 2019
Pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal kedua melambat jadi 6,2 persen. Ini adalah titik terendah dalam hampir tiga dekade dan mencerminkan adanya tekanan akibat perang dagang dengan AS serta lemahnya permintaan global.
Iklan
Dengan Produk Domestik Bruto yang menurun ke 6,2 persen dari sebesar 6.4 persen pada tiga bulan pertama tahun ini, perekonomian Cina dinilai telah kehilangan momentumnya pada kuartal kedua. Angka ini dirilis oleh Biro Statistik Nasional Cina (NBS), Senin (15/07).
Pertumbuhan ekonomi yang tercatat paling lambat setidaknya sejak 1992 ini mencerminkan meningkatnya tekanan terhadap kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Hal ini diakibatkan oleh berlarutnya perang dagang antara Cina-AS dan menurunnya permintaan barang-barang asal Cina dari seluruh dunia.
"Kondisi ekonomi baik di dalam maupun luar negeri masih parah, pertumbuhan ekonomi global melambat, ketidakstabilan dan ketidakpastian eksternal juga meningkat," ujar juru bicara NBS, Mao Shengyong.
Namun angka 6,2 ini masih berada dalam kisaran target Beijing pada 6,0 hingga 6,5 persen untuk 2019. Pada 2018 pertumbuhan ekonomi Cina tercatat pada 6,6 persen.
Gagalnya upaya perbaikan
Langkah yang diambil pemerintah Cina guna mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti pemotongan pajak besar-besaran senilai hampir 2 triliun yuan (€ 258 miliar), sejauh ini juga gagal mengimbangi perlambatan.
Pada hari Senin, bank sentral Cina juga merampungkan pemotongan rasio cadangan bank untuk bank-bank berukuran kecil hingga menengah.
Namun kemunduran tetap terjadi meski pada bulan Juni sempat terdapat beberapa titik terang dalam perekonomian, seperti kenaikan output industri sebesar 6,3 persen dari tahun sebelumnya, dan penjualan ritel melonjak 9,8 persen, tercepat sejak Maret 2018.
Dua raksasa ekonomi dunia ini telah memberlakukan hambatan tarif perdagangan dengan nilai mencapai 360 miliar dolar AS terhadap barang-barang yang berasal dari dua negara ini. Pembicaraan di tingkat tinggi sejauh ini belum berhasil menjembatani perbedaan antara kedua belah pihak.
ae/vlz (Reuters, AFP)
Pelabuhan Peti Kemas Terbesar di Dunia
Pelabuhan peti kemas menjadi indikasi kasat mata mengenai pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Tidak heran jika belakangan negara-negara Asia mendominasi transportasi kontainer dunia.
Foto: HHLA/T. Rätzke
Hamburg
Barang seberat 137,8 juta ton melewati pelabuhan peti kemas terbesar milik Jerman di Hamburg tahun 2015 silam, termasuk diantaranya sekitar 8,8 juta kontainer berukuran standar (TEU). Dengan angka tersebut Hamburg tercatat sebagai pelabuhan peti kemas terbesar ketiga di Eropa dan ke-19 di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius
Antwerpen
Pelabuhan Antwerpen adalah yang terbesar di Belgia. Kapasitasnya saat ini ditaksir mencapai 9,6 juta kontainer berukuran standar. Jika diukur berdasarkan volume kargo dalam ton, Antwerpen malah tercatat yang terbesar kedua di Eropa dan berada di posisi 15 di dunia. Keunikan terbesar Antwerpen adalah taman industri kimia yang terletak di dalam kompleks pelabuhan.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Waem
Rotterdam
Pelabuhan Rotterdam adalah yang terbesar di Eropa dan keduabelas di dunia. Kompleks pelabuhan membentang sepanjang 42 kilometer dan memiliki kapasitas 12,4 juta TEU. Rotterdam tercatat lebih banyak mengolah kontainer dengan tujuan Timur Tengah dan Amerika Utara ketimbang belahan dunia lain.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Murat
Los Angeles/Long Beach
Pelabuhan petikemas Los Angeles terletak di tepi Teluk San-Pedro, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Los Angeles. Pelabuhan ini cukup unik karena memiliki dua pelabuhan sekaligus, yakni Los Angeles dan Long Beach. Kedua pelabuhan memilki kapasitas 15,3 juta TEU, terbesar kesepuluh di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Masterson
Dubai
Pelabuhan Jebel Ali di Dubai tercatat sebagai pelabuhan dagang terbesar di Timur Tengah. Dibangun di atas pasir gurun akhir dekaden 1970an, kini pelabuhan Dubai memiliki kapasitas 15,6 juta TEU dan mendarat di posisi sembilan pelabuhan peti kemas terbesar sejagad
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Jebreili
Guangzhou
Pelabuhan Guangzhou adalah yang terbesar ketujuh di dunia. Uniknya pelabuhan ini adalah salah satu dari enam pelabuhan Cina yang masuk dalam daftar 10 besar pelabuhan peti kemas terbesar. Tahun 2015 silam pelabuhan Guangzhou mengolah barang sebanyak 17,5 juta kontainer berukuran standar (TEU).
Foto: picture alliance/dpa/Chinafotopress
Busan
Busan memang bukan kota terbesar di Korea Selatan, tapi pelabuhannya adalah pintu masuk bisnis buat negeri gingseng itu. Dengan kapasitas mencapai 19,4 juta TEU, pelabuhan yang dibangun tahun 1915 ini mendarat di posisi enam daftar pelabuhan terbesar sejagad.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Heon-Kyun
Hongkong
Pelabuhan Hongkong sudah meriah sejak era pendudukan Inggris. Lantaran letaknya yang berada di gerbang Laut Cina Selatan, Hongkong dipandang salah satu pelabuhan paling penting di Asia. Saat ini pelabuhan Hongkong memiliki kapasitas 20 juta TEU per tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Favre
Singapur
Dengan kapasitas lebih dari 31 juta TEU per tahun, tidak heran jika Singapura menjadi pelabuhan peti kemas terbesar kedua di dunia. Tidak hanya itu, saat ini pelabuhan di negeri jiran itu juga termasuk yang paling canggih. Saat ini Singapura adalah pintu masuk Eropa ke pasar Asia Tenggara.
Foto: picture-alliance/dpa
Shanghai
Sejak tahun 2010 pelabuhan Shanghai telah menempati urutan teratas daftar pelabuhan peti kemas terbesar sejahad. Tahun 2015 saja Shanghai mengolah 36,5 juta kontainer, hampir enam kali lipat lebih banyak ketimbang Tanjung Priok.