Perjanjian hibah senilai € 5,3 juta antara LSM Eropa dan LSM Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk penanganan COVID-19. Salah satu LSM yang terlibat, CISDI, akan berfokus pada emergency response di lima provinsi.
Iklan
Uni Eropa telah menandatangani tiga perjanjian hibah senilai € 5,3 juta atau setara Rp 86 miliar dengan LSM Eropa dan mitra LSM Indonesia untuk membantu Indonesia mengatasi wabah COVID-19 dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan.
Tiga LSM Eropa, yakni Stichting World Vision Nederland, Asosiasi Federasi Handicap International, dan Stichting Hivos bekerja sama dengan delapan LSM Indonesia, di antaranya Yayasan Wahana Visi Indonesia, Perkumpulan Relawan CIS Timor, Perkumpulan Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Perkumpulan Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan (KAPAL Perempuan), Perkumpulan Pamflet Generasi, Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Yayasan Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA).
“Kami dengan bangga mengumumkan penandatanganan tiga perjanjian hibah baru melalui program dukungan bagi masyarakat sipil untuk mengatasi krisis kesehatan yang disebabkan oleh COVID-19 dan untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat miskin dan kelompok rentan. Kami berharap bahwa aksi bersama dari LSM akan bermanfaat bagi lebih dari 2,9 juta warga Indonesia di 8 provinsi sasaran,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket.
Kepada DW, Direktur Kebijakan CISDI, Olivia Herlinda menjelaskan terjalinnya kerjasama dengan EU sudah berjalan sejak April 2020 hingga akhirnya pada beberapa hari lalu tiga perjanjian hibah selesai ditandatangani.
“Ya, kemarin CISDI diajak Stichting Hivos sebagai lembaga utama yang membuat koalisi dengan beberapa NGO lain, yang salah satunya adalah CISDI,” jelas Olivia saat diwawancarai DW melalui sambungan telepon.
Skema pendanaan perjanjian hibah
Perjanjian hibah senilai Rp 86 milyar tidak lantas dibagikan secara rata ke delapan LSM di Indonesia, melainkan terbagi ke dalam tiga skema besar sesuai fokus proyek masing-masing.
Adapun skema pendanaan diakui Olivia, dilakukan sama seperti pendanaan hibah pada umumnya.
“Jadi sebenarnya pendanaan yang kemarin di berita, Rp 86 milyar itu untuk tiga skema. Ada yang dibawahi Stichting World Vision Nederland, Asosiasi Federasi Handicap International, dan Stichting Hivos. Kalau CISDI sendiri dibawahi Hivos bersama empat LSM lain, yaitu Perkumpulan Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan (KAPAL Perempuan), Perkumpulan Pamflet Generasi, Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Yayasan Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA),” kata Olivia.
“Untuk CISDI sendiri besarannya € 450 ribu (sekitar Rp 7,4 milyar) dan akan mengerjakan proyek berkaitan emergency response, dengan fokus public health, penguatan puskesmas dan masyarakat, gugus tugas di daerah, fokus pencegahan, dan penanganan COVID-19,” tambahnya.
Olivia menjelaskan surveilans kesehatan ini menitikberatkan pada kampanye di tingkat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Bentuk kegiatan dari proyek yang akan mulai berjalan pada Agustus 2020 ini akan mencakup pelatihan, pendampingan, penguatan untuk tes, pelacakan kontak dari para pasien, isolasi, kampanye public awareness, pelatihan pembuatan alat pelindung diri (APD), dan sanitasi dasar.
“Jadi memang target utamanya adalah masyarakat kelompok populasi rentan yang berisiko tinggi dan kelompok-kelompok marjinal, memastikan mereka mendapatkan akses kesehatan,” papar Olivia.
CISDI akan melaksanakan proyek mengatasi wabah COVID-19 di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, NTB, dan Sulawesi Selatan dengan fokus dua kecamatan dan tiga desa di tiap provinsi. (ha/hp)
Eropa Perlahan Kembali Normal setelah Lockdown
Kehidupan publik di Eropa perlahan-lahan kembali normal setelah pemberlakuan lockdown berminggu-minggu. Kini sekolah, toko, dan restoran sudah kembali dibuka. Berikut negara-negara yang melonggarkan lockdown.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Selamat Datang Kembali!
Toko-toko di seluruh Eropa terpaksa ditutup untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk toko pakaian ini di Makarios Avenue di Nikosia, Siprus. Perintah untuk tetap di rumah juga diberlakukan sejak akhir Maret. Namun, Presiden Nicos Anastasiades sekarang mengizinkan situs konstruksi dan toko retail kembali dibuka mulai tanggal 4 Mei. Warga juga dapat bergerak secara bebas lagi mulai 21 Mei.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Bermain Kembali di Pantai
Setelah penyebaran COVID-19 secara global, pantai, toko, dan restoran di Protugal ditutup pada tanggal 18 Maret, namun masyarakat masih diizinkan ke luar dan berolahraga. Sekarang, orang sudah bisa berjalan-jalan lagi di pantai. Mereka juga dapat pergi ke toko-toko dan penata rambut secara bebas, tetapi wajib menggunakan masker di ruang tertutup.
Foto: picture-alliance/Zuma/SOPA Images/Diogo Baptista
Gaya Rambut Baru setelah Lockdown
Penata rambut di Yunani diizinkan kembali berbisnis pada 4 Mei. Bisnis lain yang dibuka termasuk toko bunga, toko buku, dan toko kecil lainnya. Namun restoran dan bar baru bisa beroperasi kembali akhir Mei. Masyarakat Yunani juga dapat keluar rumah tanpa surat izin, tetapi masyarakat wajib mengenakan masker saat menggunakan transportasi umum.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Stavrakis
Wajib Mengenakan Masker
Peraturan yang mewajibkan warga untuk mengenakan masker pada saat naik transportasi umum kini diberlakukan di seluruh Eropa. Di ibu kota Hungaria, Budapest, pekerja transportasi menawarkan masker bagi para pelancong di alun-alun Nyugati. Budapest. Kota-kota lain di Hungaria juga mulai membuka sebagian toko, museum, dan ruang publik.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Z. Balogh
Berolahraga di Ruang Publik
Ruang publik di Spanyol ditutup selama 48 hari untuk mengurangi penyebaran virus. Penduduk tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli makanan, alasan medis, atau berjalan-jalan dengan anjing. Sekarang warga Spanyol dibolehkan keluar untuk berolahraga, walaupun pembatasan dan aturan social distancing tetap berlaku secara ketat.
Foto: Reuters/J. Medina
Kembali Bekerja
Italia, negara Eropa yang paling parah terkena dampak virus corona, telah mengalami lockdown mulai awal Maret. Warga hanya diizinkan keluar karena alasan yang mendesak. Mulai 4 Mei, warga mulai kembali bekerja. Para pekerja di pabrik sepatu di Castelnuovo Vomano, di Provinsi Teramo, diwajibkan mengenakan masker dan dipisahkan oleh tirai plastik.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Stinellis
Menghadiri Pemakaman
Meskipun Italia mulai melonggarkan lockdown, pemerintah hanya mengizinkan 15 orang menghadiri pemakaman dan mereka wajib mengenakan masker. Selama lockdown, Italia melarang acara pemakaman dan melarang warga mengucapkan selamat berpisah kepada orang yang dicintai.
Foto: Reuters/A. Parrinello
Sekolah Kembali Dibuka
Pemerintah Austria memastikan 100.000 siswa di tahun terakhir dapat kembali ke sekolah sebelum masa ujian. Guru-guru seperti Richard Fischer di Wina membagikan masker kepada siswa sebelum pelajaran dimulai. Pemerintah Austria sekarang juga mengizinkan warga mengunjungi kerabat di rumah perawatan. Toko-toko kecil dan bisnis lain sudah mulai dibuka kembali pada tanggal 14 April.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Punz
Bundesliga Jerman Dilanjutkan
Pemain sepak bola profesional di Jerman tetap berlatih meskipun saat ini pertandingan sedang dihentikan. Juara Bundesliga, Bayern München, mulai berlatih kembali dalam kelompok kecil. Bundesliga akan dimulai lagi tanggal 15 Mei. Namun penggemar belum diizinkan menonton pertandingan di dalam stadion. (fs/hp)