Danau Toba: Bidadari Cantik Yang Jadi Toilet Raksasa
31 Januari 2019
Pencemaran air di Danau Toba semakin mengkhawatirkan. Pembuangan limbah secara ilegal oleh sentra produksi dan hotel-hotel di sekitar turut mengancam kesehatan penduduk setempat.
Iklan
Pujian sempat mengalir dari ucapan Presiden Joko Widodo tentang keindahan Danau Toba dalam kunjungannya pada 2017 silam. Dia ingin mengubah kawasan itu menjadi destinasi pariwisata andalan Indonesia. Namun masalah lingkungan mengancam ambisi pemerintah.
Pasalnya kondisi Danau Toba saat ini dianggap kian memperihatinkan, lantaran maraknya pencemaran limbah dan polusi dari sentra produksi yang berada di sekitar danau. Terutama kasus pembuangan bangkai ikan oleh perusahaan budidaya perikanan milik Swiss, PT. Aquafarm Nusantara sedang menjadi buah bibir di kalangan aktivis lingkungan.
Kasus ini berawal dari kisah seorang penyelam yang pekan lalu menemukan beberapa karung berisikan bangkai ikan di dasar danau di dekat Ajibata. Karung-karung tersebut sudah dibebani agar tidak mengapung. PT. Aquafarm yang memiliki keramba jaring apung terbesar di kawasan itu pun dituding jadi tersangka utama.
Ironisnya PT. Aquafarm Nusantara yang dimiliki Regal Springs asal Swiss itu masih mengantongi sertifikat berkelanjutan dari Aquaculture Stewardship Council yang antara lain masih berlaku hingga 2021. Lembaga independen ini mengawasi metode produksi berkelanjutan pada setiap sentra produksi budidaya ikan air tawar.
Monster Pembunuh dari Sumatera
Siapa nyana di balik keindahan danau Toba tersimpan monster pembunuh yang bisa mengamuk setiap saat. Ilmuwan meyakini, Toba adalah gunung supervulkan yang jika meletus bisa mengubah wajah Bumi untuk selamanya.
Foto: flickr/Stuck in Customs
Api di Perut Bumi
Ledakan supervulkan bisa mengubah wajah Bumi dan menyeret manusia kembali ke zaman batu. Tidak cuma perubahan iklim drastis, ledakan supervulkan bisa memangkas populasi manusia menjadi tinggal segelintir saja. Saat ini terdapat 11 gunung api super di seluruh dunia yang bisa meletus setiap saat. Dan salah satunya terdapat di Indonesia.
Foto: Getty Images/AFP/J. Ordonez
Kematian di balik Keindahan
Siapa nyana di balik keindahan danau Toba tersimpan monster pembunuh. Sekitar 75.000 tahun silam langit Bumi menghitam oleh abu vulkanik yang dimuntahkan oleh gunung Toba. Letusan vulkan purba itu diyakini 100 kali lipat lebih besar ketimbang erupsi terbesar dalam sejarah manusia modern, yakni gunung Tambora, yang menyebabkan tahun tanpa musim panas di langit utara pada 1816.
Foto: picture-alliance/dpa/Francis
Hujan Lahar
Letusan Toba adalah erupsi terbesar dalam 2,5 juta tahun terakhir. Jejak abu vulkanik dari ledakan Toba misalnya tersebar di sepanjang Samudera Hindia hingga ke Afrika Timur. Menurut penelitian Michigan Technological University, letusan Toba memuntahkan 2800 kilometer kubik debu vulkanik hingga ketinggian 80 kilometer. Jumlah sebesar itu bisa dipakai buat membangun 19 juta gedung 100 tingkat.
Maut dari Langit
Toba tidak cuma membuat populasi nenek moyang manusia menyusut menjadi tinggal belasan ribu, tetapi juga mengubah iklim Bumi sepenuhnya. Diperkirakan awan vulkanik yang menutupi matahari menyebabkan penurunan suhu global antara 3 hingga 5 derajat Celcius. Ilmuwan mencatat letusan Toba menyebabkan tahun terdingin pada periode glasial terakhir di Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/I.Damanik
Kamar Api
Kamar magma Toba kini diyakini telah kembali terisi penuh. Salah satu buktinya adalah pulau Samosir yang tumbuh setinggi 450 meter sejak erupsi dahsyat 75.000 tahun silam. Selain itu sejumlah gempa bumi di kawasan juga menandai aktivitas di kamar magma, seperti gempa bumi tahun 1987 di pantai selatan danau Toba.
Foto: picture-alliance/dpa/A.Owen
Potensi Ledakan
Ilmuwan meyakini danau Toba saat ini berpotensi menjelma menjadi supervulkan. Pasalnya Toba terletak di tepi Patahan Sumatera. Setiap aktivitas seismik pada patahan itu bisa memicu tekanan terhadap ruang magma di perut Toba. Potensi ledakan bertambah besar lantaran gerak lempeng Australia yang mendesak lempeng Sunda sebanyak 5,5 cm per tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/A.Owen
Semut di Mata Gajah
Ledakan lain yang mengubah Bumi adalah letusan gunung Krakatau. Berkekuatan 200 megaton TNT atau setara dengan 13.000 kali lipat bom Hiroshima, letusan Krakatau terdengar hingga jarak 4800 kilometer dan menyebabkan gelombang tsunami yang membunuh 36.000 orang. Tapi dibandingkan Toba, gunung Krakatau cuma memuntahkan 25 kilometer kubik abu vulkanik, 200 kali lipat lebih sedikit ketimbang Toba
Foto: Getty Images/Hulton Archive
Yellowstone Mengancam
Gunung supervulkan lain yang tak kalah mengancam adalah rantai pegunungan Huckelberry di taman nasional Yellowstone, Amerika Serikat. Serupa Toba, ruang magma di kawasan ini menyimpan batuan cair sebanyak 2.500 kilometer kubik. Ilmuwan menghitung probabilitas ledakan Yellowstone sebesar 1:700.000. Jika meletus, diyakini 90.000 orang akan meninggal dunia sebagai dampak langsung.
Foto: flickr/Stuck in Customs
8 foto1 | 8
PT. Aquafarm tidak sendirian dalam memanfaatkan Danau Toba sebagai tempat pembuangan akhir. PT Alegrindo Nusantara yang merupakan perusahaan peternakan babi juga dituding membuang limbah kotoran ternak ke dalam danau. Tidak cuma itu, "sekitar 80% hotel di sekitar Danau Toba belum memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah," kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumut, Dana Tarigan.
"Kalau saya menyebutnya, Danau Toba tidak lagi seperti bidadari yang cantik," kata dia kepada Deutsche Welle. "Kalau kata saya bilang malah seperti toilet raksasa, karena semuanya dibuang di situ dan dibiarkan oleh pemerintah," imbuhnya.
Pencemaran air di Danau Toba, kata Dana, sudah mencapai ambang batas yang diizinkan. Jangankan untuk pariwisata, bak air di sekitar sentra produksi bahkan tidak lagi layak dikonsumsi untuk penduduk lokal. "80% masih digunakan untuk air minum oleh masyarakat."
Saat ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumatera Utara masih menyelidiki limbah ikan busuk yang dibuang ke dasar Danau Toba di areal PT Aquafarm Nusantara. Seperti dilaporkan Tribun Medan, bangkai ikan yang ditenggelamkan itu berada persis di depan Pos PT. Aquafarm yang juga tidak jauh dari Gudang dan Keramba Jaring Apung milik perusahaan.
Menurut Dana Tarigan, lemahnya penegakan hukum dan perlindungan lingkungan perlahan membunuh ekosistem danau. Kajian Bank Dunia yang dibuat pada 2017 silam menyebut upaya pemulihan Danau Toba bisa membutuhkan waktu hingga 80 tahun dengan dana yang tidak sedikit. "Jika sudah selama itu waktu pemulihannya, bisa Anda bayangkan separah apa kotornya air Danau Toba itu," kata dia.
Polisi saat ini dikabarkan sudah menindaklanjuti laporan terkait dugaan pembuangan limbah oleh PT. Aquafarm Nusantara.
rzn/hp (dari berbagai sumber)
Metode Penangkaran Ikan Laut Lebih Ramah Lingkungan