Jerman menggelar salah satu studi terbesar di dunia tentang pendapatan dasar tanpa syarat. Apa hasil mengejutkan dari eksperimen ini terhadap cara orang hidup dan bekerja?
Pendapatan dasar universal, atau yang kerap disebut sebagai “uang gratis” untuk semua orang tanpa kewajiban bekerja, mungkin terdengar seperti mimpi yang utopis. Namun, ide ini telah lama menjadi bahan diskusi serius para ekonom di berbagai belahan dunia. Mereka tidak hanya mempertimbangkan potensi manfaatnya, tetapi juga mulai merancang model-model yang memungkinkan implementasinya. Tokoh-tokoh yang mendukung gagasan ini pun beragam, mulai dari pemikir Marxis, Paus Fransiskus, hingga Elon Musk.
Di Jerman, konsep ini telah menjadi topik perbincangan sejak tahun 1970-an. Negara itu bahkan sudah menerapkan bentuk bantuan bagi pengangguran yang dianggap cukup tinggi dibandingkan standar internasional. Namun, berbeda dengan sistem tunjangan yang bersifat selektif dan berbasis kebutuhan, penghasilan dasar universal dirancang sebagai bantuan bulanan tanpa syarat—diberikan kepada siapapun, terlepas dari latar belakang ekonomi atau pekerjaan mereka. Artinya, orang tetap dapat bekerja dan memperoleh penghasilan tambahan jika mereka menginginkannya.
Pertanyaannya kemudian muncul: apakah orang akan tetap memilih untuk bekerja?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sekelompok peneliti di Jerman meluncurkan studi jangka panjang yang dinamai Proyek Perintis Penghasilan Dasar. Ini merupakan salah satu penelitian paling luas di dunia yang menguji dampak penghasilan dasar tanpa syarat secara empiris.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Hasil penelitian ini kini telah dipublikasikan, bersamaan dengan peluncuran serial dokumenter berjudul "Der große Traum: Geld für alle" (“Mimpi Besar: Uang untuk Semua Orang”), yang disutradarai oleh Alexander Kleider.
Iklan
Sebuah penelitian dilakukan
Penelitian ini diprakarsai oleh organisasi nirlaba Mein Grundeinkommen dan dijalankan oleh berbagai lembaga penelitian, termasuk Institut Penelitian Ekonomi Jerman (DIW Berlin). Dari lebih dari dua juta pendaftar, 122 orang dipilih secara acak untuk menerima €1.200 (sekitar Rp21 juta) per bulan selama tiga tahun, dimulai pada Juni 2021.
Sebagai pembanding, kelompok kontrol yang terdiri dari 1.580 orang menjawab pertanyaan yang sama selama penelitian berlangsung, tanpa menerima bantuan finansial. Semua peserta berusia antara 21 hingga 40 tahun, tinggal sendiri, dan memiliki pendapatan bersih bulanan antara €1.100 dan €2.600.
5 Pekerjaan Paling Menyenangkan di Dunia
Pekerjaan seperti apa yang menyenangkan? Apakah pekerjaan dengan gaji besar menjadi pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia? Berikut lima pekerjaan yang paling menyenangkan, menurut hasil survei Guardian.
Foto: Fotolia/alphaspirit
Pembuat Desain Teknis
“Mengemukakan desain baru yang menawarkan solusi bagi problem industri, dan melihat desain saya direalisasikan dan dijual.” Menurut Stuart Berry itu membuatnya senang. Ditambahkannya, “Saya mendapat banyak kebebasan untuk menguji ide, mendapat akses ke teknologi paling mutakhir dan belajar ilmu baru setiap hari.
Foto: Fotolia/Andre
Guru
Apa yang membuat Anda senang? Pendapat Karina Thompson bisa mewakili sebagian besar guru: “Momen ketika cahaya muncul di mata anak-anak karena berhasil mempelajari sesuatu”. Selain itu, katanya, bekerja dengan dengan anak-anak membuatnya selalu muda. “Sepanjang hari saya banyak tertawa. Saya juga senang dengan variasi dan kreativitas dalam pekerjaan ini."
Foto: Fotolia/Estudi M6
Perawat di Rumah Sakit
Ia senang jika bisa memberikan bantuan konkret bagi pasien, kata Joanne Upton. Ia bekerja pada Clatterbridge Cancer Centre di Inggris, sebagai suster perawat pasien penderita kanker kulit. “Saya bertemu orang-orang yang mengagumkan setiap hari. Walaupun kedengaran klise, mereka benar-benar orang-orang yang memberikan inspirasi positif.”
Foto: picture-alliance/dpa
Dokter
Profesor David Gartry, spesialis bedah mata di Moorfields Eye Hospital, London mengatakan,"Memperbaiki atau memberikan kembali penglihatan kepada pasien adalah operasi paling memberi kepuasan bagi dokter”. Dr. Dan Cooper yang bertugas di International Medical Corps’ Ebola Treatment Centre di Sierra Leone setuju, pekerjaan sebagai dokter memberikan kepuasan.
Foto: picture-alliance/dpa
Tukang Kebun
Tukang kebun penghasilannya tidak besar. Tetapi: “Bekerja di kebun memberi kebebasan. Berada di luar, bekerja dengan alam dan melihat perubahan musim,” kata Susie Atterbury, yang bekerja di taman Therapy Garden, dekat Guildford, Inggris. Innes Smith setuju, “Saya suka variasinya.” Ia bekerja di Atholl Palace Hotel. “Setiap jam dalam setiap hari situasi berbeda. Pemandangannya juga spektakuler.”
Foto: Fotolia/Stefan Körber
5 foto1 | 5
Ketika gagasan utopis bertemu realitas
Dokumenter ini mengikuti kisah lima penerima tunjangan yang dipilih mewakili latar belakang dan gaya hidup yang beragam. Dua di antaranya tinggal di Berlin, sementara tiga lainnya berasal dari kota-kota kecil di Jerman.
Film ini tidak hanya menyajikan pengalaman pribadi para peserta, tetapi juga menampilkan dinamika antara idealisme para penggagas ide seperti Michael Bohmeyer, pendiri Mein Grundeinkommen, dan kenyataan perilaku konsumtif beberapa penerima bantuan.
Bohmeyer, yang dulunya adalah pendiri perusahaan rintisan sukses, mendirikan organisasi ini pada tahun 2014 setelah memutuskan mundur dari dunia usaha dan tetap memperoleh pemasukan pasif sekitar €1.000 (sekitar Rp18 juta) per bulan. Ia menyebut uang itu sebagai “pendapatan dasar pribadinya” dan mulai memperjuangkan gagasan bahwa semua orang seharusnya mendapat kesempatan serupa.
Meskipun tidak semua peserta menggunakan dana tambahan dengan bijak, dokumenter ini membuka diskusi yang penting: apakah uang tanpa syarat bisa membangun masyarakat yang lebih mandiri dan bahagia?
Salah satu temuan utama dari studi ini adalah bahwa sebagian besar penerima penghasilan dasar tetap bekerja, dengan rata-rata waktu kerja 40 jam per minggu. Hal ini mematahkan anggapan bahwa bantuan tanpa syarat akan membuat orang malas.
Menariknya, lebih banyak peserta dari kelompok penerima tunjangan yang berganti pekerjaan dibandingkan kelompok kontrol. Kemungkinan besar, rasa aman secara finansial mendorong mereka untuk berani mengambil risiko dan mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat atau nilai pribadi mereka.
Selain itu, lebih banyak peserta yang melanjutkan pendidikan atau pelatihan, bahkan sambil tetap bekerja. Sebagian besar perubahan karier terjadi dalam 18 bulan pertama pemberian bantuan. Setelah periode itu, mereka cenderung merasa lebih puas dengan kondisi pekerjaan, baik mereka berganti pekerjaan maupun tidak.
Dari sisi psikologis, para peserta juga melaporkan peningkatan kepuasan hidup secara signifikan, sebuah aspek yang dianggap penting oleh Susann Fiedler, Kepala Institut Kognisi dan Perilaku yang turut terlibat dalam penelitian ini.
Profesi Dengan Kondisi Terburuk
Atmosfir kerja, gaji, peluang karir dan stres jadi empat kriteria utama tentukan pekerjaan mana yang kondisinya paling buruk di Amerika Serikat. Kerja yang kelihatannya bergengsi realitanya sering tidak begitu.
Foto: Colourbox
10. Pemadam Kebakaran
Jadi petugas pemadam kebakaran adalah impian kebanyakan anak-anak di Amerika atau Eropa. Tapi realitanya profesi ini tergolong buruk kondisinya. Gajinya memang menggiurkan 46.000 USD setahun. Tapi faktor stresnya paling tinggi dan atmosfIr kerjanya tidak nyaman.
Foto: Getty Images/J. Sullivan
9. Sopir Taksi
Pendapatan sopir taksi hanya separuh petugas pemadam kebakaran, yakni 23.000 USD setahun. Tapi faktor stresnya tinggi, risiko keamanan dari ancaman kejahatan juga besar. Tidak ada atmosfir kerja dan tak ada peluang berkarir lebih tinggi.
Foto: picture alliance/dpa/D. Gammert
8. Marketing Iklan
Tampilannya harus selalu necis dan gajinya sekitar 47.000 USD setahun. Tapi atmosfir kerjanya tak nyaman dengan persaingannya keras dan faktor stresnya tinggi. Peluang berkarir nyaris tidak ada, dan saat ini tidak ada harapan naik gaji, bahkan ada kemungkinan gaji turun hingga 3 persen.
Foto: Fotolia
7. Pramuniaga
Pegawai ritel alias pramuniaga harus selalu berpakaian necis, tapi gajinya untuk ukuran rata-rata AS tergolong rendah, sekitar 21.000 USD per tahun. Kerjanya tidak menyenangkan, peluang berkarir tidak banyak, faktor stres tinggi. Yang positif, pekerja sektor ritel bisa mengharap kenaikan gaji hingga 7 persen.
Foto: picture-alliance/dpa/Xinhua/T.Jin
6. Pembasmi Wabah
Petugas pembasmi dan pengendali wabah punya risiko tinggi tertular penyakit mematikan dengan gaji relatif rendah hanya 30.000 USD setahun. Profesi dengan kadar stres tinggi, atmosfir kerja tak nyaman dan tidak ada peluang berkarir. Harapan naik gaji tak ada, bahkan bisa turun sekitar 1 persen.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Sangnak
5. Anggota Militer Rendahan
Para prajurit di AS gajinya berkisar pada 28.000 USD setahun. Karirnya tidak terlalu cerah, dan biasanya berhenti di kisaran pangkat tamtama. Stres tinggi, atmosfír kerja tegang dan nyaris tak ada harapan naik gaji.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Kallinikov
4. Disc Jockey
Tampilannya selalu keren dan trendy. Tapi gajinya hanya sedikit di atas sopir taksi sekitar 29.000 USD setahun. Kerjanya tak nyaman dan penuh stres karena biasanya malam hari. Atmosfirnya bagus, tapi tak ada peluang berkarir. Pendapatan mereka bahkan cenderung turun drastis hingga 11 persen.
Foto: maxoidos/Fotolia
3. Penyiar Radio
Penyiar radio kedengarannya profesi keren. Realitanya ini kerja penuh stres, walau atmosfir kerjanya relatif menyenangkan. Peluang berkarir nyaris tak ada. Walau gajinya lumayan untuk ukuran AS, yakni 37.000 UDS setahun, namun harapan naik gaji tak ada. Justru kemungkinan turun gaji hingga 9 persen.
Foto: IIPM – International Institute of Political Murder/Daniel Seiffert
2. Penebang Kayu
Kerja berbahaya tanpa persepektif karir. Atmosfir kerja membosankan dan penuh stres. Kisaran gajinya lumayan menurut ukuran AS, yakni 35.000 USD per tahun, tapi kini kecenderungannya turun gaji hingga
Foto: picture-alliance/dpa/W. Rudhart
1. Wartawan Surat Kabar
Walau predikatnya cukup bergengsi, selama 3 tahun berturut-turut profesi wartawan koran menjadi pemuncak ranking pekerjaan paling tidak menyenangkan. Gajinya hanya sedikit diatas penebang kayu, yakni 37.000 USD per tahun. Risiko kerja tinggi hingga bisa terbunuh, stres juga tinggi. Ironisnya tingkat gaji berpeluang turun sekitar 9 persen.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Vennenbernd
10 foto1 | 10
Tantangan pembiayaan
Mulai 1 Mei mendatang, Mein Grundeinkommen akan kembali mengundi sejumlah penerima penghasilan dasar untuk jangka waktu satu tahun. Dana sebesar lebih dari €500.000 (sekitar Rp8,5 miliar) telah terkumpul melalui donasi publik.
Namun, jika ingin diterapkan secara nasional, bagaimana penghasilan dasar ini akan dibiayai?
Para pendukungnya mengusulkan sistem pajak progresif sebagai solusi, di mana 10% warga Jerman dengan penghasilan tertinggi akan menyumbangkan sebagian kekayaan mereka. Dalam simulasi mereka, sekitar 83% masyarakat akan memperoleh lebih banyak uang, sementara 7% kelas menengah sisanya tidak akan mengalami perubahan signifikan.
Di tengah meningkatnya populisme, para aktivis percaya bahwa pendapatan dasar bisa menjadi solusi untuk memperbaiki ketidakadilan struktural.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa penghasilan dasar bukanlah kemunduran, melainkan batu loncatan sosial,” ujar Klara Simon, Ketua Mein Grundeinkommen, dalam konferensi pers peluncuran hasil penelitian. “Mereka yang menolak bertindak setelah melihat hasil ini berarti menentang potensi kolektif masyarakat kita, menentang inovasi, kesetaraan, dan demokrasi yang lebih kuat.”
*Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Fika Ramadhani
Editor: Yusuf Pamuncak