Inggris berencana larang penjualan produk tembakau kepada mereka yang lahir setelah tahun 2009. Negara-negara lain juga membatasi penjualan rokok dan produk tembakau.
Iklan
Menurut pemerintah, jika usulan undang-undang tersebut disahkan di Inggris, untuk pertama kalinya seluruh generasi diharapkan akan tetap bebas rokok. Hal ini karena siapa pun yang lahir setelah tanggal 1 Januari 2009, yaitu yang kini berusia 15 tahun atau lebih muda, tidak boleh lagi membeli produk tembakau secara legal di Inggris seumur hidup.
Larangan tembakau yang kini direncanakan di Inggris menyebabkan perdebatan sengit tidak hanya di dalam negeri namun juga secara internasional. Bagi sebagian orang, manfaat kesehatan dan bantuan sosialnya memang akan lebih dominan. Namun ada pula yang merasa terlalu dikekang dan kebebasan individunya terancam.
Larangan total merokok dinilai tidak efektif
Di Jerman, di mana ganja baru saja dilegalkan, komisioner pemerintah federal terkait obat-obatan terlarang, Burkhard Blienert, mengatakan bahwa negara-negara lain dapat mengikuti contoh dan mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap konsumsi tembakau.
Namun Menteri Kehakiman Federal Marco Buschmann (FDP), justru berpendapat sebaliknya. Ia menentang larangan merokok seperti di Inggris Raya. Dia berpendapat "bahwa kita tidak boleh mensosialisasikan individu sedemikian rupa sehingga pada titik tertentu setiap keputusan sehari-hari ditentukan oleh negara dan politik."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Bernd Werse, salah satu pendiri dan kepala Pusat Penelitian Obat-obatan dan Universitas Goethe di Frankfurt am Main, berpendapat serupa. "Bagi saya, ini terdengar seperti Larangan 2.0. Saya pikir larangan total seperti itu problematik dan tidak terlalu menjanjikan hasil tertentu."
Tidak hanya tentang tembakau. Terkait zat-zat lain, masyarakat semakin cenderung menyimpulkan bahwa kebijakan pelarangan tidak banyak manfaatnya. Obat-obatan terlarang tetap dikonsumsi, baik legal maupun tidak.
"Jika tembakau tidak lagi tersedia secara bebas di Inggris, hal ini mungkin menghalangi sebagian orang untuk mulai merokok,” prediksi sosiolog Werse. "Tetapi sebenarnya tidak sulit mendapatkan rokok dan lain-lain secara ilegal, terutama jika rokok tersebut masih legal untuk orang lanjut usia dan tersedia secara bebas di negara-negara tetangga.”
Iklan
Epidemi tembakau
Werse juga tidak melihat adanya kontradiksi antara pengetatan peraturan untuk tembakau dan pelonggaran beberapa zat yang sebelumnya ilegal, seperti ganja di beberapa negara atau obat-obatan keras di Kanada.
"Bagi saya itu bukan sebuah kontradiksi karena situasi awalnya benar-benar berbeda." Meskipun alkohol dan rokok biasanya tersedia dan dapat dikonsumsi di mana saja, bahkan iklan diperbolehkan sampai batas tertentu dan tidak ada batasan jumlah yang diizinkan, jual-beli obat-obatan terlarang dapat dipidana.
Ia juga berpendapat bahwa pada prinsipnya, memperketat peredaran tembakau masuk akal. Merokok sudah sangat meluas dan berbahaya bagi kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut terjadinya "epidemi tembakau." Delapan juta orang meninggal karena merokok setiap tahunnya, dan 1,3 juta di antaranya adalah perokok pasif.
Inilah Negara Surga Perokok di Dunia
Satu miliar manusia saat ini tercatat sebagai perokok aktif. Uniknya, negara yang mencatat konsumsi rokok tertinggi kebanyakan berada di kawasan Eropa Timur dan Balkan. Sementara Indonesia berada di urutan tengah.
Foto: Colourbox/A. Armyagov
1. Serbia - 2.861 Batang per Kepala/Tahun
Badan Kesehatan Dunia, WHO, mencatat 41% penduduk Serbia merokok secara berkala. Jumlahnya mencapai 3,3 juta orang. Jika program anti rokok oleh pemerintah terus berlanjut, badan dunia itu memperkirakan jumlah perokok di Serbia akan berkurang menjadi 35% atau 2,7 juta penduduk pada tahun 2025. Tapi untuk sementara ini, rata rata konsumsi rokok di Serbia mencapai tiga bungkus per minggu
Foto: Getty Images/C. Hondros
2. Bulgaria - 2822 Batang per Kepala/Tahun
Lima tahun silam jumlah perokok aktif di Bulgaria mencapai 35% dari total populasi, atau sekitar 2,2 juta orang. Sepuluh tahun ke depan, WHO memperkirakan jumlah perokok di negara di timur Eropa ini akan berkurang menjadi 24% atau sekitar 1,3 juta orang. Angka ini tergolong tinggi, terutama jika melihat harga sebungkus rokok rata.rata berkisar 3,24 US Dollar.
Foto: Getty Images/N. Doychinov
3. Yunani - 2795 Batang per Kepala/Tahun
Dari 10,7 juta penduduk Yunani, 44% di antaranya menghembuskan asap rokok secara rutin. Negara ini juga punya harga rokok tertinggi dibandingkan negara lain dalam daftar 10 besar, yakni sekitar 5,21 Dollar AS. Menurut WHO, kelompok masyarakat yang paling getol mengepul asap adalah penduduk di usia antara 40 hingga 54 tahun.
Foto: Getty Images/A. Messinis
4. Rusia - 2786 Batang per Kepala/Tahun
WHO mencatat saat ini terdapat 38% penduduk Rusia yang merokok. Jumlahnya sekitar 46,9 juta orang. Angka ini tidak mengherankan, terutama jika mengingat harga rata rata sebungkus rokok di Rusia termasuk yang paling murah di Eropa, yakni berkisar 1,74 Dollar AS.
Foto: Getty Images/A. Utkin
5. Ukraina - 2401 Batang per Kepala/Tahun
Hampir 12 juta penduduk Ukraina tercatat sebagai perokok aktif. Kelompok usia yang paling banyak mengepulkan asap adalah antara 25 hingga 39 tahun. Ukraina juga mencatat peningkatan signifikan perokok perempuan. Selain itu penduduk di timur Eropa ini rata-rata menghabiskan 151 Dollar AS atau sekitar 2 juta Rupiah per tahun untuk membeli rokok.
Foto: Getty Images/A. Stepanov
6. Bosnia - 2278 Batang per Kepala/Tahun
Sebanyak 1,2 juta orang merokok di Bosnia Herzegovina atau sekitar 40% dari total populasi. Uniknya, produsen rokok terbesar di negeri yang carut marut oleh perang ini dimiliki oleh pemerintah. Hingga kini Fabrika Duhana Sarajevo (FDS) masih tercatat sebagai salah satu produsen rokok terbesar di kawasan Balkan.
Foto: Imago/Invision
7. Belarusia - 2266 Batang per Kepala/Tahun
Sekitar 29% dari populasi Belarusia mengepulkan asap rokok secara rutin. Jumlahnya mencapai 2,3 juta orang. Uniknya, negara diktatur terakhir di Eropa ini juga mencatat angka penyeludupan rokok tertinggi di Eropa, yakni mencapai 6,9 miliar batang per tahun.
Foto: Imago/fotoimedia
8. Rep. Ceko - 2125 Batang per Kepala/Tahun
Republik Ceko termasuk negara dengan program anti rokok paling ketat di timur Eropa. Jumlah perokok di sini mencapai 32% dari total populasi, atau sekitar 2,8 juta orang. Ceko juga mencatat angka perokok perempuan yang tinggi, yakni sekitar 27%.
Foto: FaceMePLS
9. Korea Selatan - 1958 Batang per Kepala/Tahun
Pemerintah Korea Selatan baru-baru ini menggandakan harga rokok dari 2000 Won menjadi 4500 Won atau sekitar 52 Ribu Rupiah per bungkus. Namun tidak jelas apakah langkah itu akan menurunkan jumlah perokok yang saat ini mencapai 45% dari total populasi. Menurut Kementrian Strategi dan Keuangan, tahun lalu saja penduduk Korsel menghabiskan dana 10,7 Miliar Dollar AS untuk membeli rokok.
Foto: Getty Images/AFP/J. Yeon-Je
10. Kazakhstan - 1934 Batang per Kepala/Tahun
Menurut Kementerian Kesehatan, sekitar 25000 orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat konsumsi rokok. Saat ini tercatat 27% penduduk mengkonsumsi produk tembakau secara rutin. Jumlahnya mencapai 4,2 juta orang.
Foto: DW/Anatoliy Weißkopf
28. Indonesia - 1085 Batang per Kepala/tahun
WHO memperkirakan saat ini 36% atau sekitar 60 juta penduduk Indonesia merokok secara rutin. Berbeda dengan konsumsi rokok di banyak negara lain yang diprediksi bakal menurun, angka perokok aktif di Indonesia diyakini akan naik menjadi 90 juta orang pada tahun 2025.
Foto: Getty Images/AFP/O. Siagian
11 foto1 | 11
"Ini tidak lagi ada hubungannya dengan keinginan bebas atau kesenangan," ujar Werse.
Rokok, masalah kesehatan yang mahal
Salah satu orang yang sangat memahami sisi gelap konsumsi tembakau adalah Karin Vitzthum, Kepala Institut Vivantes untuk Penghentian Tembakau dan Pencegahan Merokok di Berlin.
"Jika ada 100 perokok, 90 akan menjadi kecanduan. Awalnya mereka mungkin hanya ingin menjadi perokok sosial, tapi tidak berhasil, mereka pun merokok 20 batang sehari atau lebih. Dengan alkohol, yang terjadi adalah sebaliknya. Sekitar 10 dari 100 orang yang akan kecanduan dan tidak dapat berhenti. Sementara 90 orang dapat mengelolanya sampai batas tertentu dan hanya minum sesekali."
Psikolog tersebut menekankan bahwa ia tidak bermaksud mengabaikan alkohol, tapi ingin menggambarkan tingginya potensi kecanduan tembakau. "Ini tidak lagi ada hubungannya dengan keinginan untuk bebas atau kesenangan. Dalam banyak kasus, ini adalah gangguan kecanduan yang sulit untuk dihilangkan."
Rokok Elektronik - Modern dan Mematikan
Produsen mendaulat produknya itu tidak berbau dan lebih sehat ketimbang rokok konvensional. Benarkah? DW memperkenalkan rokok elektronik lebih dekat
Foto: picture-alliance/dpa
Kepulan Modern Asap Rokok
Rokok elektronik sebagai alternatif masih menjadi kontroversi. Rokok elektronik diyakini bisa membantu perokok untuk berhenti, tidak berbau dan tidak memaksa orang di sekitar untuk menjadi perokok pasif.
Foto: picture-alliance/dpa
Konstruksi Rokok Elektronik
Rokok elektronik tersusun atas baterai yang bisa diisi ulang, sebuah pemanas dan tabung yang berisi nikotin cair. Dengan menghisap, perokok mengaktifkan pemanas yang kemudian menguapkan nikotin cair. Uap itulah yang kemudian dihisap oleh sang perokok.
Lusinan Rasa Perkuat Dahaga
Produsen rokok elektronik menawarkan berbagai rasa yang terkandung di dalam nikotin cair. Yang paling digemari tentunya rasa menthol, kemudian strawberry dan apel. Kritikus mengecam, rasa pada rokok memperkuat ketergantungan dan mempermudah anak-anak di bawah umur untuk menghisap rokok.
Foto: picture alliance/Fredrik von Erichsen
Buat Berbagi Jenis Perokok
Selain rokok elektronik, produsen juga menawarkan sigaret dan pipa elektronik. Selain itu juga tersedia sigaret elektronik dalam bentuk mini. Dan buat perokok yang cuma menghisap sesekali, produsen menyediakan rokok elektronik sekali pakai.
Foto: picture-alliance/dpa
Berbeda dengan Tembakau
Merokok didefinisikan sebagai berikut: "dengan sengaja menghisap asap dari suatu jenis tanaman yang dibakar dan menghirupnya hingga ke rongga mulut atau sampai ke rongga pernafasan dan paru-paru." Menurut definisi tersebut, rokok elektronik yang tidak membakar tembakau jelas berbeda. Dengan begitu perokok bisa mengelabui larangan merokok di sebuah tempat.
Foto: picture-alliance/dpa
Gonjang Ganjing UU Anti Rokok
Badan Pengawasan Obat dan Makanan mewanti-wanti agar konsumen berhati-hati menggunakan rokok elektronik. BPOM berdalih, rokok elektronik bisa menghasilkan nitrosamine yang ditengarai menyebabkan kanker. Secara umum pembatasan rokok atau rokok elektronik di Indonesia baru sebatas peraturan daerah dan imbauan BPOM, belum menjadi aturan yang mengikat secara nasional.
Foto: picture-alliance/dpa
Kandungan yang Meragukan
Rincian kandungan di dalam nikotin cair hingga kini masih teka-teki. Propylenglycol misalnya termasuk senyawa yang terkandung di dalam rokok elektronik. Senyawa ini biasanya dipakai untuk membuat kabut di panggung atau produk higienis seperti krim kulit dan pasta gigi. Belum jelas efek samping apa yang ditimbulkan rokok elektronik dalam jangka panjang.
Foto: picture-alliance/dpa
Pendapat Terbelah
Jika ditanya apakah seorang perokok sebaiknya menghisap rokok elektronik atau konvensional, pakar kesehatan sepakat, varian elektrik jelas lebih sedikit merugikan kesehatan. Namun secara umum pandangan pakar kesehatan terbagi dua karena minimnya studi jangka panjang dampak rokok elektronik terhadap kesehatan manusia.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Secara keseluruhan, bagi Vitzthum, merokok merupakan masalah sosial yang sangat besar dan adalah masalah kesehatan yang mahal. Karena itulah ia berpendapat bahwa undang-undang seperti yang berlaku di Inggris Raya dapat dibenarkan.
"Persyaratan untuk mengenakan sabuk pengaman, yang dianggap tidak masuk akal oleh banyak orang ketika diperkenalkan pada tahun 1970-an, saat ini tidak lagi dipertanyakan," menurut Vitzthum.
Pembatasan tembakau di berbagai negara
Selain larangan mutlak untuk generasi. Sejumlah negara juga menerapkan serangkaian tindakan untuk membuat merokok menjadi kurang menarik. Di Meksiko, misalnya, sejak pertengahan Januari 2023 terdapat larangan ketat terhadap merokok di seluruh tempat umum, termasuk taman, pantai, restoran, dan hotel.
Kanada juga menerapkan strategi nasional untuk mengurangi konsumsi tembakau di negaranya. Hal ini mencakup, antara lain, lebih banyak tawaran bantuan bagi para pecandu, kampanye pendidikan khusus untuk anak-anak dan remaja, serta peraturan yang lebih ketat terhadap produk tembakau. Langkah-langkah ini terbukti efektif dan tidak terlalu mengganggu hak dasar warga negara atas kebebasan bertindak.
Di Jerman, jumlah perokok dewasa muda jauh lebih sedikit dibandingkan dekade-dekade sebelumnya. Hal ini juga disebabkan oleh kebijakan-kebijakan seperti kenaikan harga, larangan penjualan kepada anak di bawah umur, dan pembatasan iklan. Namun belakangan, jumlah perokok di Jerman sedikit meningkat setelah wabah COVID-19 dan krisis yang terjadi. (ae/hp)