Mulai dari media sosial sampai di warung-warung, diskusi tentang Ahok dan Donald Trump jadi santapan sehari-hari. Bagaimana menyikapinya? Berikut opini Andibachtiar Yusuf.
Iklan
"Saya ke pasar pakai perempuan atau saya ke pasar perempuan?” tanya saya pada seorang kawan yang terus memberi ilustrasi perbedaan sebuah kata jika diberi imbuhan—mana ada imbuhan berbentuk kata—‘pakai' dengan tanpa kata itu. Ia cengengesan mendengar pilihan contoh kalimat saya, padahal saya sangat serius bertanya padanya tentang mana yang lebih sesuai ‘pasar pakai perempuan' atau ‘pasar perempuan'?
Inilah obrolan mutakhir yang bersliweran di jalanan sampai media sosial di tanah air saya. Semua orang mendadak menjadi ahli bahasa dan selalu mendiskusikan makna dari kalimat yang diucapkan Gubernur Jakarta saat ini, Basuki Purnama alias Ahok yang kini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama.
Kalimat yang diawali dengan seruan Ahok untuk warga Kepulauan Seribu agar tidak khawatir jika nanti ia tak lagi menjabat menjadi Gubernur Jakarta nyatanya kemudian berbuntut panjang. Singgungan kalimatnya pada surat Al Maidah ayat 51 yang berasal dari Al Qur'an berbuntut dirinya tak hanya menjadi sasaran amarah beberapa kalangan, tetapi menjadi bahasan panas dalam beberapa minggu.
Orang tak lagi sekedar membahas kepantasan pak gubernur menyebut Al Maidah ayat 51 dalam sebuah forum, tetapi melangkah lebih jauh lagi dengan segala spekulasi ala agen rahasia CIA di film-film Hollywood, apakah ucapan di video itu telah diedit sedemikian rupa atau tidak. Kini sang pengedit video, Buni Yani pun telah ditetapkan sebagai tersangka.
Bahasan melintasi segala semesta, mulai dari kepantasan seorang pemimpin propinsi yang selalu berapi-api, etnisnya yang di negeri ini pernah "dikucilkan” oleh sebuah rezim mematikan pada suatu masa, sampai tata bahasa struktur kalimat, anak kalimat sampai kosakata terkini.
Wara Wiri Gubernur Petahana
Meski segudang prestasi, gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta banyak mendulang kontroversi. Ini sejumlah skandal yang digunakan musuh politiknya untuk menohok bekas Bupati Belitung Timur tersebut
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Pro dan Kontra
Gayanya yang blak-blakan dan terbuka kerap memicu perang mulut dengan sejumlah politisi atau pejabat di Jakarta. Ahok yang mengincar kursi DKI 1 pada Pilkada 2017 harus menghadapi sejumlah skandal untuk bisa melanjutkan masa jabatannya. Mampukah musuh-musuh politiknya menjungkalkan Ahok?
Foto: picture-alliance/epa/B. Indahono
Singkat Kata Penistaan Agama
Berawal dari pidatonya di Pulau Seribu ihwal politisasi surat Al-Maidah 51, Ahok kini berseteru dengan kelompok Islam konservatif yang digalang FPI buat mencari keadilan di depan meja hijau. Polemik penistaan agama menjadi bola liar pada pilkada, lantaran dampaknya pada elektabilitas yang dinamis dan sulit diukur. Sidang kasus penodaan agama menjadi batu sandungan terbesar ahok menuju kursi DKI 1
Foto: Reuters/B. Indahono/Pool
Reklamasi Sarat Kontroversi
Simpang siur soal kewenangan pemberian izin reklamasi pantai utara Jakarta adalah batu sandungan terbesar buat Ahok jelang Pilkada 2017. Sang gubernur diyakini menyalahi aturan soal pemberian izin. Proyek raksasa tersebut akhirnya ditunda setelah pemerintah turun tangan. KPK menangkap anggota DPRD DKI Sanusi dan Direktur Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja, atas dugaan kasus suap reklamasi.
Foto: Fotolia/aseph
Sumber Waras Tanah Bertulah
Berawal dari audit Badan Pemeriksa Keuangan, pembelian lahan di rumah sakit Sumber Waras memicu kontroversi karena diindikasikan sarat korupsi. Kasusnya hingga ditangani KPK. Negara ditengarai merugi sekitar 191 miliar Rupiah lantaran pembengkakan harga tanah. Tapi pemerintah daerah DKI meragukan keabsahan audit BPK karena dinilai menghitung harga tanah di jalan yang salah.
Foto: Gacad/AFP/Getty Images
Tumbang Luar Batang
Dengan rencana menata kampung Luar Batang dan Pasar Ikan di Jakarta Utara untuk dijadikan Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa, Ahok menggusur rumah penduduk yang berdiri di atas tanah ilegal. Penggusuran itu mendulang kritik karena dinilai merugikan kaum miskin. Pemda DKI berkilah telah menyediakan rumah susun yang lebih layak untuk penduduk Luar Batang.
Foto: Reuters/Beawiharta
Darah Kurban di Jalur Hijau
Menjelang hari raya Idul Adha ratusan massa Front Pembela Islam menyantroni Gedung DPRD DKI Jakarta. Mereka mengecam Ahok karena telah melarang penyembelihan dan penjualan hewan kurban. Pemda DKI sebaliknya mengatakan cuma menjalankan peraturan daerah yang melarang penjualan hewan kurban di jalur hijau.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Geger Kalijodo
Selama berpuluh tahun Kalijodo dibiarkan menjadi sarang prostitusi gelap. Ahok nekad menggusur kawasan tersebut untuk dijadikan jalur hijau. Langkah pemda DKI disambut gugatan di PTUN oleh sejumlah tokoh masyarakat Kalijodo. Ahok juga dikritik lantaran menyertakan 1000 tentara dan polisi untuk mengawal penggusuran. Kisruh langsung mereda setelah penggusuran berakhir.
Foto: Imago/Xinhua
Kisruh Bantar Gebang
Berawal dari keluhan DPRD Bekasi soal sampah Jakarta, kisruh seputar TPS Bantar Gebang kembali bergulir. Ahok sebaliknya menuding pengelola TPS, PT. Godang Tua wanprestasi. Hasilnya truk-truk sampah DKI dihadang massa tak dikenal. Ahok pun bentrok dengan DPRD. Kisruh berakhir setelah Presiden Joko Widodo turun tangan.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Anggaran Siluman
Akhir 2014 Ahok murka lantaran menemukan dana siluman sebesar 8,8 trilyun dalam rancangan APBD 2015 yang telah digodok DPRD DKI. Setelah coret sana-sini, APBD kembali diserahkan kepada parlemen untuk dibahas. Namun DPRD memilih berpolemik karena merasa tudingan Ahok soal adanya indikasi mafia anggaran tidak berdasar. APBD DKI akhirnya baru disahkan bulan Februari dengan menggunakan pagu ABPD 2014.
Foto: Imago
9 foto1 | 9
Banyak kata dipakai dengan salah kaprah
Mendadak semua orang jadi ahli bahasa. Padahal membedakan mana lebih benar ‘mengubah' atau ‘berubah', ‘mengkonsumsi' atau ‘mengonsumsi' saja masih terus terbolak-balik. Mendadak bangsa saya yang besar ini jadi ahli agama semua dan seolah percaya bahwa negara ini adalah negara berdasarkan agama dan pemimpinnya haruslah sesuai dengan agama mayoritas.
Diskusi tingkat dewa terjadi dimanapun, mulai dari kabin supir taksi, warung kopi sampai pemutusan hubungan pertemanan di laman-laman media sosial. Semua karena satu hal: karena Ahok memakai kata ‘pakai' atau tidak? Apakah Ahok menistakan agama orang atau tidak? Apakah seseorang layak berbicara tentang agama lain yang mungkin hanya ia pahami kulit luarnya.
Situasi intelek ini pun semakin berkembang saat Donald Trump secara meyakinkan mampu memenangkan pemilihan presiden di Amerika Serikat. Indonesia terhentak saat orang yang mereka anggap sebagai musuh kaum minoritas di negeri Paman Sam ini ternyata bisa terpilih sebagai presiden di negara adidaya tersebut. Padahal apa lebihnya kemenangan si orang kaya keturunan imigran Jerman ini?
Sejak masih di tingkat partainya, ia terus mampu memenangkan pilihan demi pilihan. Lalu ketika ia berhadapan satu lawan satu dengan Hillary Clinton, bagi saya tak ada yang istimewa dari kemenangannya. Yang ada, kita terlalu merasa bahwa apa yang kita pikirkan sama dengan yang dipikirkan bangsa Amerika sana.
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Pengusaha real estate, penulis buku, bintang televisi, dan kini presiden AS ke-45. Berikut langkah kehidupan sosok yang dianggap banyak orang sebagai konyol.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersama Keluarga
Diapit oleh keluarga yang menjadi pendukung terberatnya: Donald Trump bersama istri, Melania, kedua putrinya, Ivanka dan Tiffany, putranya Eric dan Donald Junior, serta cucunya Kai dan Donald Junior III. Tiga anak Trump merupakan "Senior Vice President" dalam "Trump Organization".
Foto: picture-alliance/dpa
1984
Foto ini diambil saat Trump meresmikan kasino Harrah's di Trump Plaza, Atlantic City. Selain warisan yang diterimanya, kasino ke-5 yang dibuka di AS setelah dilegalkannya judi ini merupakan salah satu dari sekian banyak investasi Donald Trump yang membawanya menjadi miliarder.
Foto: picture-alliance/AP Images/M. Lederhandler
Sang Ayah: Frederick Junior
Modal untuk memulai bisnis sebesar satu juta US Dollar diperoleh Trump dari ayahnya, Frederick. Setelah kematiannya pada 1999, Frederick mewariskan kekayaan sebesar 400 juta US Dollar kepada Donlad Trump dan tiga saudaranya, Maryanne, Elizabeth dan Robert.
Foto: imago/ZUMA Press
Miliarder dengan Namanya
Keagresifannya dalam berinvestasi membawa Trump pada banyak kegagalan, namun juga membawa keberhasilan jangka panjang misalnya Trump Tower di New York City. Kekayaannya saat ini dikatakan sebesar 10 miliar US Dollar. Tapi para pakar menaksir, hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang dikantongi Donald Trump.
Foto: Getty Images/D. Angerer
"Very good, very smart"
"Sangat baik, sangat cerdas" - demikian Trump menggambarkan dirinya. Dikatakannya, ia kuliah di universitas elit, Whartin di Philadelphia, dan menggondol gelar sarjana pada tahun 1968..
Foto: picture-alliance/AP Photo/B.J. Harpaz
Pendidikan Militer
Sebelumnya, saat Trump berusia 13 tahun, ayahnya mengirimkan dia ke sekolah militer di Cornwall-on-Hudson untuk belajar disiplin. Ia menyelesaikan pendidikannya di sini bahkan dengan mendapat peringkat perwira. Trump pernah mengatakan bahwa di sana ia lebih banyak mengambil manfaat pelatihan militer daripada di dinas militer sendiri.
Foto: picture-alliance/AP Photo/
Lolos dari Perang Vietnam
Walau genggam pendidikan militer, namun Donald Trump bisa menghindar dikirim ke Vietnam. Bermasalah pada tumit menjadi alasan kenapa ia tidak bisa di kirim ke medan perang.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Istri Pertama: Ivana
Pada tahun 1977, Trump menikah dengan model asal Ceko, Ivana Zelníčková. Pernikahan, yang kerap digoyang rumor perselingkuhan, ini membuahkan tiga anak. Ivana lah yang mempopulerkan panggilan bagi Trump: "The Donald".
Foto: Getty Images/AFP/Swerzey
Keluarga Nomor 2
Tahun 1990 Donald Trump menceraikan istrinya Ivana. Ia kemudian menikahi Marla. Dari pernikahan dengan istrinya yang berusia 17 tahun lebih muda ini, Trump dikaruniai seorang putri, Tiffany.
Foto: picture alliance/AP Photo/J. Minchillo
Selalu Tampil dengan Gadis
Trump senang tampil di muka umum. Ia kerap menghadiri kontes kecantikan dan berpose dengan model muda belia, Dari tahun 1996 sampai 2015, acara kontes kecantikan Miss Universe ada di tangannya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Lemm
The Art of the Deal
Bagaimana meraup jutaan Dollar dengan cepat? Buku Trump berjudul The Art of Deal berisi otobiografi serta panduan bagi pengusaha ambisius, Bukunya ini tidak saja terjual laris, tapi juga melejitkan nama Trump.
Foto: Getty Images/AFP/M. Schwalm
Arena bagi Trump
Sepertinya tidak ada orang lain seperti Trump yang mampu mengalihkan semua lensa kamera ke arahnya, seperti misalnya di arena wrestling seperti tampak dalam foto. Ia juga sempat memandu "The Apprentice", acara realitas TV. Lewat program ini, Trump terkenal dengan perkataan favoritnya: "You're fired!" "Anda dipecat!"
Foto: Getty Images/B. Pugliano
Trump di Panggung Politik
Sebenarnya Trump hampr sama sekali tidak punya pengalaman politik. Namun pada 16 Juni 2015 ia mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik. Slogannya: "Make America Great Again". Kampanyenya yang kerap dengan pernyataan menentang imigran, Muslim, perempuan serta lawannya telah mengundang amarah banyak pihak.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane
Jabatan Terhormat
Tidak banyak yang bisa membayangkan bahwa sosok populis, yang mengundang banyak cemoohan ini, bisa memimpin AS dan ikut membawa dunia menjadi lebih baik. Namun jalan hidupnya juga menunjukkan: Donald J. Trump memiliki kemampuan untuk berubah bagaikan bunglon.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
14 foto1 | 14
Bangsa saya mungkin terlalu besar, sampai lupa bahwa di Amerika Serikat orang tak pernah setia pada pilihannya sendiri. Mereka bisa bosan pada Partai Demokrat lalu akan pindah ke Partai Republik di pemilihan selanjutnya. Tak akan ada wajah mantan presiden mereka dari era silam terpajang lengkap dengan tulisan "Eisenhower, The Son of A Dawn” (Eisenhower, Putera Sang Fajar) misalnya. Atau "Bill Clinton, Voice of The Nation” (Bill Clinton, Penyambung Lidah Rakyat) Kesetiaan di sana berhenti pada kebijakan, kala Demokrat harus "menyerahkan” komando tertinggi negara pada satu-satunya lawan di tahun ini, berarti lebih banyak orang kecewa pada Obama ketimbang yang suka.
Jelas saya coba abaikan teori banyaknya orang tak memilih di negeri itu, tetapi di negeri dengan level demokrasi yang tinggi, tidak menggunakan hak pilih adalah juga hak azasi manusia, bukan justru dianggap sebagai warga yang tak bertanggung jawab.
Isu Donald Trump dan Ahok pun dengan cepat berhasil diunifikasikan oleh orang Indonesia. Mulai dari skenario jatuhnya peradaban Amerika Serikat di beberapa grup whatsapp yang saya ikuti, lengkap dengan kronologis pergerakan umat Muslim dan para imigran yang turun ke jalan menurunkan Trump, mematikan ekonomi dan menjatuhkan peradaban negeri itu, kemudian Indonesia pun muncul menggantikan keadidayaan Amerika Serikat seketika, seolah di Asia tak ada Jepang, Cina, Qatar atau di Eropa tak ada Jerman, Perancis atau Inggris.
Warga jadi rajin diskusi
Ahok dan Trump adalah dua sosok yang telah menaikkan harkat intelegensia bangsa Indonesia dengan serta merta. Dialog di warung kopi sampai media sosial tak lagi melulu soal sepakbola, perempuan atau duka lara kehidupan menjomblo. Dengan caranya masing-masing keduanya telah membantu bangsa ini untuk lebih rajin berdiskusi serta mencari literatur lebih banyak demi analisa dan argumen yang lebih baik.
Keduanya juga memberi gambaran yang sama tentang seperti apa mayoritas biasa memandang minoritas. Jika benar Trump sebegitu bencinya pada minoritas dan sebegitu menyebalkannya, saya kira mayoritas seperti saya dan teman-teman diskusi saya juga tak kalah menakutkannya di mata para minoritas di negeri ini. Bisa saja.
Penulis: Andibachtiar Yusuf(ap/vlz)
Filmmaker & Traveller
@andibachtiar
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis.
Trump Yang Mungkin Tidak Anda Ketahui
Tahukah Anda bahwa presiden AS ini sama sekali tidak minum alkohol dan pernah meraih piala Razzie sebagai peran pembantu terburuk dalam sebuah film? Simak fakta menarik lainnya pada galeri berikut!
Foto: Getty Images/AFP/W. McNamee
Tidak Harus Bekerja
Warisan uang dari ayah Trump sebenarnya akan lebih menguntungkan jika tidak dijadikan dana investasi ribuan bisnis Donald Trump dan hanya disimpan dalam bentuk reksadana yang kini nilainya sudah pasti berlipatganda.
Foto: picture-alliance/AA
Remaja Nakal
Saat remaja Trump bermasalah di sekolahnya di Queens. Orangtuanya lalu memutuskan untuk 'memberi hukuman' dengan memindahkan Trump ke sekolah militer di New York. Dari sana, Trump kuliah di Fordham University, lalu pindah ke University of Pennsylvania's Wharton School. Ia lulus tahun 1968.
Foto: picture alliance/landov
Tidak Minum Alkohol
Banyak yang tidak mengetahuinya. Tapi Trump sama sekali tidak minum alkohol. Mungkin ini ada hubungannya dengan kematian kakak laki-lakinya Fred yang kecanduan akohol. Tapi ironisnya, tahun 2006 ia mendirikan pabrik destilasi vodka dengan produk yang diberi nama Trump Vodka.
Foto: fotolia/Storm Flash
Tidak Pernah Gunakan ATM
Saat diwawancarai Conan O’Brien dalam acara televisi Late Night With Conan O’Brien,Donald Trump mengaku belum pernah menggunakan mesin ATM.
Foto: Fotolia/meryll
Makan Pizza dengan Garpu dan Pisau
Tidak seperti kebanyakan orang, Trump hanya menyantap pizza dengan menggunakan pisau dan garpu. Alasannya, karena lebih nyaman dan agar ia tidak kotor.
Foto: Colourbox
Germaphobia
Trump menderita fobia yang disebut germaphobe. Ia terobsesi dengan kebersihan dan takut terkena kuman jika bersentuhan dengan orang lain. Sulit bagi seorang calon presiden. Tapi sebisa mungkin, Trump selalu menghindari untuk bersentuhan dengan orang lain.
Foto: Reuters/L. Jackson
The Game
Papan mainan ini dirilis Milton Bradley tahun 1989 menyusul kesuksesan Trump di dunia real estate. Pada "The Game", pemainnya bisa mencoba dan mengikuti cara Trump menjadi kaya atau kehilangan semuanya. Permainan ini gagal total di pasaran.
Foto: Getty Images/S. Platt
Razzie Award
Trump sudah sering tampil sebagai cameo di banyak film. Tapi perannya yang terburuk adalah di film Ghosts Can’t Do It. Film ini meraih piala Razzie sebagai film terburuk di tahun 1990 dan Trump 'menang' sebagai pemeran pembantu pria terburuk.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/a75
Walk of Fame
Trump memiliki bintang di Hollywood Walk of Fame tahun 2007 berkat kepopuleran show televisinya The Apprentice. Juli 2016, orang tak dikenal memasang tembok disekeliling bintang Trump, lengkap dengan kawat berduri diatasnya dan stiker bertuliskan 'jangan masuk' dan 'berhenti membuat orang bodoh jadi terkenal'.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Stern
Tawarkan Gratis Main Golf Seumur Hidup Bagi Obama
Trump pernah menawarkan presiden AS Barack Obama untuk main golf secara gratis seumur hidup di salah satu lapangan golf miliknya. Syaratnya, Obama harus mengundurkan diri sebagai presiden.