Dari Irak Hingga UEA, Pangkalan Militer AS di Sekitar Iran
27 Juni 2025
Lebih dari 40.000 tentara AS saat ini dikerahkan di Timur Tengah, banyak dari mereka juga berada di kapal perang, menurut lembaga pemikir AS, Council on Foreign Relations (CFR). Pada tahun-tahun sebelumnya jumlah tentara yang dikerahkan di kawasan itu sedikit lebih rendah, yaitu sekitar 30.000 tentara.
Menurut tinjauan terkini oleh CFR, AS memiliki fasilitas dan pasukan militer yang tersebar antara lain di Bahrain, Mesir, Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Suriah, dan Uni Emirat Arab (UEA). Pasukan AS juga menggunakan pangkalan besar yang secara resmi dioperasikan oleh sekutu, seperti di Jibuti, di Afrika Timur, dan di Turki.
Kehadiran Angkatan Udara AS yang terbesar adalah di pangkalan udara Al Udeid di Qatar, yang baru-baru ini menjadi sasaran serangan rudal Iran, tapi semua berhasil dicegat oleh pertahanan udara Qatar. Lapangan udara Al Udeid juga digunakan oleh angkatan udara Inggris dan Australia.
Jika semua lokasi digabungkan, angkatan bersenjata AS ditempatkan sementara atau permanen di hampir 30 pangkalan militer yang tersebar di Timur Tengah.
Alasan keamanan dan intervensi konflik
Kehadiran pasukan AS di wilayah tersebut, sering dikaitkan dengan penempatan pasukan sebelumnya atas alasan keamanan atau untuk intervensi. Amerika Serikat telah mengoperasikan beberapa pangkalan di Kuwait sejak Perang Teluk pada awal 1990-an, ketika Irak menyerang Kuwait dan berhasil dipukul mundur dengan bantuan pasukan AS.
Setelah perang Irak kedua pada tahun 2003, Amerika Serikat mempertahankan kehadirannya di dua lokasi, sebagian untuk melindungi penduduk Kurdi dan Yazidi di wilayah utara Irbil.
Pasukan AS juga masih dapat ditempatkan di Irak dan Suriah, yaitu di kawasan yang dikuasai kaum Kurdi. Pada tahun 2015, selama perang saudara di Suriah, Amerika Serikat mulai mengerahkan pasukan khusus ke wilayah Rojava, yang sebagian besar dihuni suku Kurdi Suriah. Selama perang saudara, warga Kurdi menghadapi penganiayaan ekstrem dari organisasi teror ISIS.
Iran tidak mengancam kehadiran pasukan AS di Timur Tengah
Sejauh ini, Iran hanya membatasi dirinya pada serangan simbolis ke pangkalan militer Al Udeid, sebagai balasan atas serangan AS ke instalasi nuklir Iran. Tidak ada korban jiwa dalam serangan ke Al Udeid, karena Iran sebelumnya memberi tahu Qatar dan Amerika Serikat tentang serangan yang akan dilakukan.
"Hingga saat ini, tidak ada lagi serangan yang dilancarkan Iran ke posisi pasukan AS di wilayah itu, dan kelihatannya Teheran juga tidak mempertimbangkan serangan rudal baru," kata pakar rudal dan drone Fabian Hinz kepada DW.
Fabian Hinz, yang melakukan penelitian bagi Institut Internasional untuk Studi Strategis IISS, merujuk pada laporan dari Amerika Serikat bahwa Iran dapat memproduksi 50 rudal balistik setiap bulan.
"Meskipun ini adalah tingkat produksi yang cukup besar, namun masih belum cukup untuk mempertahankan laju serangan Iran saat ini," katanya. Serangan ke Israel sejak pertengahan Juni juga dengan cepat menyusutkan stok rudal Iran.
Artikel ini dirilis pertama kali dalam bahasa bahasa Jerman
Diadaptasi oleh: Hendra Pasuhuk
Editor: Agus Setiawan