Rosetta mengungkap air di Bumi bukan berasal dari komet. Ilmuwan pun melirik asteroid sebagai sumber air yang menggenangi samudera. Namun peneliti lain mengembangkan penjelasan alternatif yang juga berbasis data serupa.
Iklan
Sejak Agustus wahana antariksa Rosetta mengorbit komet 67P/Churyumow-Gerasimenko. Kini peneliti Badan Antariksa Eropa (ESA) itu memublikasikan data pertama hasil analisa terhadap air yang terperangkap di tubuh komet.
Hasilnya, air yang membeku di komet Chury berbeda dengan air yang terdapat di permukaan Bumi, tulis tim ilmuwan yang dipimpin oleh Kathrin Altwegg dari Universitas Bern di jurnal ilmiah, Science. Temuan tersebut mengesampingkan komet sebagai sumber air di Bumi.
Dalam analisanya, Atlwegg dan timnya meneliti rasio Hidrogen berat dan Hidrogen ringan yang membentuk air jika digabungkan dengan Oksigen. Ketika inti atom Hidrogen ringan cuma memiliki satu Proton, Hidrogen berat alias Deutrium memiliki tambahan Neutron pada inti atomnya.
Studi mengungkap, jejak Hidrogen Berat pada Chury berjumlah tiga kali lebih banyak ketimbang di samudera Bumi.
Pentingnya Air Bagi Kehidupan
Hingga kini, lebih dari 750 juta manusia masih belum memiliki akses ke air bersih. Padahal air bersih sangatlah penting untuk kelangsungan hidup seseorang.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
Air Banyak Tapi Air Minum Kurang
Mahluk hidup tergantung pada air. Tapi meskipun 70% bumi ditutupi air, itu bukan berarti jumlah yang bisa diminum selalu berlimpah ruah. Dari 1,4 milyar kubik meter air di bumi, hanya sekitar seperempatnya yabf bisa diminum. Dan dari seluruh persediaan air minum, hanya 0,3 persen bisa diperoleh dengan mudah dari air dan danau.
Foto: AFP/Getty Images
Manusia Bertambah, Keperluan Air Bertambah
Sejak 1950 keperluan air minum di seluruh dunia bertambah sekitar 40%. Karena jumlah manusia terus bertambah, jumlah keperluan akan bertambah juga. Karena sering digunakan dan tercemar polusi, persediaan air dunia semakin berkurang. Terutama negara-negara di selatan khatulistiwa menderita kekurangan air.
Foto: Reuters/P. Bulawayo
Tidak Ada Air Walaupun Ada Hutan Rimba
Di negara-negara seperti Brasil air juga kurang. Padahal di Brasil mengalir sungai Amazon dan jadi sumber air tawar terbesar di dunia. Pembalakan liar yang terus terjadi di hutan rimba Amazon mengubah situasi iklim di bagian selatan benua Amerika. Akibatnya di bagian lain kawasan itu hujan semakin jarang turun.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Brandt
Kekeringan Paling Parah
Tahun 2015, hujan yang tidak kunjung turun di Brasil menyebabkan kekeringan paling parah dalam 80 tahun terakhir. Sepanjang musim panas hampir tidak turun hujan sama sekali. Sumur-sumur kering, di kota São Paulo aliran air bahkan kadang dimatikan. Sementara pemilik perkebunan besar tetap mendapat air.
Foto: picture-alliance/dpa/Aaron Cadena Ovalle
Bahan Pangan Yang Perlu Banyak Air
Di Eropa, tanaman pangan yang perlu banyak air jadi masalah. Terutama Spanyol hadapi masalah besar, karena sekitar 30.000 hektar kawasannya jadi ladang buah dan sayuran untuk dijual ke seluruh Eropa. Karena perlu air, kadang orang mencuri air dari sumur. Akibatnya sumur kering atau kadar garamnya meningkat. Sementara ongkos pembersihan sumber air tanah sangat tinggi dan perlu subsidi.
Foto: picture-alliance/dpa/B.Marks
Sekilo Daging Perlu 15.400 Liter Air
Produksi daging sapi perlu lebih banyak air lagi. Untuk sekilo daging diperlukan 15.400 liter. Semakin tingginya standar hidup di negara seperti Cina diperkirakan keperluan daging akan meningkat. Dengan demikian, kebutuhan air juga akan meningkat dalam tahun-tahun mendatang.
Jalan Air Melewati Separuh Cina
Cina juga bermasalah dengan air. Di sejumlah provinsi Cina Utara, tiap orang mendapat lebih sedikir air minum daripada di kawasan Timur Tengah. Oleh sebab itu pemerintah berupaya mengalirkan air dari bagian Selatan dengan kanal-kanal raksasa. Di samping itu sekitar 80% persediaan air tanah tercemar.
Foto: picture alliance/AP Images/Ma jian
Perubahan Iklim Pertajam Masalah Air
Menurut perkiraan, akibat perubahan iklim jumlah orang yang menderita kekurangan air akan bertambah sekitar 40%, dibanding jika perubahan iklim tidak terjadi. Demikian hasil perhitungan Institut Penelitian Iklim di Potsdam (PIK). Terutama di Cina Selatan, di bagian selatan Amerika Serikat, Timur Tengah dan kawasan Laut Tengah, kekurangan air akan sangat terasa.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
8 foto1 | 8
Air di Bumi Berasal dari Asteroid
Data yang dikirim wahana peneliti Rosetta dari komet Churyumov-Gerasimenko mengindikasikan, air di Bumi kemungkinan besar berasal dari asteroid. Bukan dari komet seperti dugaan selama ini.
Foto: DLR
Asteroid Pembawa Air ke Bumi
Air di Bumi diduga keras berasal dari asteroid yang jatuh ke permukaan Bumi sekitar 4 milyar tahun lalu. Peneliti Eropa menyatakan, dugaan semula bahwa air di bumi berasal dari komet terbukti salah. Air dari komet umurnya jauh lebih tua dan lebih berat ketimbang air yang eksis saat ini. Sementara kandungan isotop hidrogen pada air di asteroid mirip dengan levelnya pada air bumi saat ini.
Foto: picture alliance/dpa
Data dari Philae dan Rosetta
Indikasi bahwa air di Bumi berasal dari asteroid bukannya dari komet dikirimkan wahana peneliti antariksa Rosetta dan robot pendarat Philae yang berhasil didaratkan di permukaan komet Churyumov-Gerasimenko. Komet terbentuk di awal kelahiran tata surya, sementara asteroid terbentuk jauh setelah itu. Air di bumi diketahui berasal dari zaman yang lebih muda dari umur tata surya.
Foto: ESA via Getty Images
Air Purba Masih Tersembunyi
Para pakar astrofisika Eropa memperkirakan, volume air yang dibawa asteroid saat menghujani bumi yang masih muda, jauh lebih banyak ketimbang volume air yang kasat mata saat ini. Diduga, sebagian air purba itu masih tersedimen di dalam lapisan batuan atau di es abadi kedua kutub bumi.
Foto: picture-alliance/dpa
Elang Laut Memburu Air di Asteoid
Untuk makin menegaskan indikasi, bahwa asteroid adalah pembawa air yang memicu kehidupan di Bumi, badan antariksa Jepang meluncurkan wahana penelitian Hayabusa2 atau Elang Laut yang dilengkapi pendarat asteroid MASCOT (Mobile Asteroid Surface Scout) tanggal 30 November 2014 dari Tanegashima Space Centre. Program penerbangan ke asteroid bernama 1999 JU3 akan memakan waktu hingga 4 tahun.
Foto: Akihiro Ikeshita
Kapsul Riset Permukaan Asteroid
Kapsul pendarat MASCOT dilengkapi empat instrumen untuk meneliti permukaan asteroid. Robot pendarat akan mengukur temperatur dan medan magnet asteroid, menganalisa komposisi material serta melacak kandungan mineral dan komponen lain yang terkandung di permukaan asteroid. Sebuah kamera khusus akan mengambil gambar kontur dan bentuk permukaan benda langit itu.
Foto: DLR
Instrumen Riset Presisi Tinggi
Para insinyur dan peneliti di pusat antariksa Jerman-DLR mengecek tahap akhir semua perlengkapan MASCOT berupa instrumen penelitian canggih dengan presisi tinggi menjelang peluncuran ke asteroid. Sebuah kapsul lain akan membawa sampel batuan dari asteroid kembali ke bumi.
Foto: DLR
Asteroid Yang Mengandung Air
Sejumlah asteroid menunjukkan indikasi adanya air. Seperti ilustrasi asteroid 24 Themis yang terbentuk akibat tabrakan dua benda langit sekitar dua milyar tahun lalu. Kebanyakan asteroid bersifat statis tapi sejumlah lainnya memiliki ekor seperti komet yang berasal dari sublimasi air dalam bentuk es pada permukaaannya.
Foto: picture-alliance/dpa
Asteroid Dekat Bumi
Kelompok asteroid dekat bumi termasuk 1999 JU3 yang akan diteliti Hayabusa2 terbentuk sekitar empat milyar tahun lalu dari debu dan gas di dalam tata surya. Obyek kosmis ini terjebak diantara orbit Yupiter dan Mars dan kemudian membentuk sabuk asteroid di wilayah langit tersebut. Dengan meneliti asteroid diharapkan bisa dilacak asal-usul air dan kehidupan di bumi.
Foto: NASA/JPL/JHUAPL
Komet Bisa Memicu Kehidupan
Walau diduga air di bumi berasal dari asteroid, komet yang merupakan benda langit purba seumur tata surya, diduga juga memiliki kontribusi besar bagi munculnya kehidupan di bumi. Komet kaya kandungan unsur karbon yang bersama hidrogen dan oksigen bisa membentuk senyawa organik yang esensial bagi munculnya kehidupan.
Foto: picture-alliance/AP Photo
9 foto1 | 9
Penelitian serupa pada komet lain menemukan jumlah Hidrogen berat yang lebih sedikit. Altwegg mengatakan rasio Hidrogen berat berbeda-beda pada komet dengan jenis yang sama. Seperti misalnya pada komet Haley. Kedua komet terbentuk di Sabuk Kuiper.
Namun secara umum, hasil penelitian itu membuktikan bahwa air yang terperangkap di tubuh komet berbeda jauh dengan air di Bumi. Setidaknya air di Bumi tidak berasal dari keluarga komet Churyumov-Gerasimenko, begitu kesimpulan peneliti.
Dengan temuan ini dunia sains kembali melirik Asteroid sebagai sumber air di Bumi.
Asal usul air di Bumi sejauh ini belum bisa dijelaskan secara menyeluruh. Teori yang populer menyebut samudera di Bumi terbentuk berkat hantaman komet dan asteroid yang banyak terjadi pada awal pembentukan planet.
Penjelasan alternatif adalah bahwa Bumi sejak awal merupakan planet yang kaya air. Teori tersebut dipublikasikan di jurnal Science belum lama ini. Pada Asteoroid Vesta, para peneliti menemukan rasio Hidrogen berat dan Hidrogen ringan yang serupa dengan air di Bumi.
Analisa tersebut menyimpulkan air sudah terbentuk di lingkaran terdalam sistem tata surya muda dalam jumlah besar. Selama ini ilmuwan meyakini air di Bumi berasal dari sabuk Kuiper yang berada di lingkaran terluar.
Batuan Antariksa
Dengan memahami komposisi material penyusun bantuan antariksa, seperti komet, para peneliti berupaya memahami lebih banyak asal usul terbentuknya Bumi.
Foto: Reuters
Debu dan Gas
Bukan hanya partikel debu dari komet yang bisa jatuh ke bumi, tapi juga kometnya itu sendiri bisa menabrak bumi. Para ilmuwan menduga, komet merupakan material sisa dari pembentukan planet. Komposisinya bisa memberikan informasi mengenai awal pembentukan Tata Surya.
Foto: AP
Komet dan Bintang Berekor
Komet terdiri dari awan gas dan ekor panjang yang terdiri dari gas, batuan serta partikel debu. Jika ekor yang terdiri dari partikel dan batuan memasuki atmosfir bumi, gesekan memanaskannya hingga 3000 derajat Celsius. Inilah yang disebut sebagai bintang berekor.
Foto: picture-alliance/dpa
Hujan Komet
Jika komet melintas amat dekat ke bumi, sejumlah partikel bercahaya akan jatuh ke bumi layaknya hujan. Yang paling terkenal adalah hujan komet Perseid dan Leonidas. Setiap kali, hujan komet menjadi fenomena langit yang spektakuler.
Foto: AP
Meteorit
Debu komet yang jatuh ke bumi biasanya habis terbakar di atmosfir. Tapi pecahan yang lebih besar dari luar angkasa bisa tersisa dan jatuh ke permukaan bumi. Inilah meteorit. Kebanyakan ukurannya kecil dan tidak berbahaya. Jika cukup besar, bisa menimbulkan kerusakan hebat, seperti misalnya kawah meteorit Barringer di Arizona, AS dengan diameter 1000 meter.
Foto: cc-by/LarryBloom
Meteorit Raksasa
Meteorit raksasa yang jatuh 65 juta tahun lalu di semenanjung Yucatan, menimbulkan kawah Chicxulub yang berdiameter 300 km. Para ilmuwan memperkirakan tumbukan metorit ini memicu musnahnya dinosaurus.
Foto: NASA/Don Davis
Batu Hitam
Meteorit mirip dengan batuan bumi. Tapi kenampakannya seperti terbakar. Bopeng-bopeng ini tercipta saat meteorit memasuki atmosfir bumi dan permukaannya meleleh akibat gesekan yang menimbulkan suhu amat panas.
Foto: picture-alliance/ dpa/dpaweb
Pecahan Besar
Asteroid dalam jumlah amat banyak juga beterbangan di luar angkasa. Ukurannya ada yang lebih besar dari komet, dengan diameter hingga beberapa kilometer.
Foto: picture-alliance/ dpa
Mendekat ke Bumi
Februari 2013 asteroid seberat 130.000 ton bernama 2012 DA14 mendekat ke bumi hingga sejarak 27.000 kilometer. Ini lebih dekat dari kebanyakan satelit di orbit.
Foto: NASA/Science dpa
Lebih Aman
Badan antariksa Eropa (ESA) membangun sistem peringatan dini meteorit di Frascati Italia. Data dari teleskop seperti di Teneriffa (foto) akan dicatat di sana.
Foto: IQOQI Vienna
9 foto1 | 9
Membelokkan Asteroid, Menyelamatkan Bumi
Jumlah benda langit yang melintas dekat Bumi tidak terhitung. Dalam tujuh tahun Badan Antariksa ESA dan NASA ingin mengembangkan teknologi yang mampu mengubah arah terbang asteroid dan menyelamatkan Bumi dari kehancuran
Foto: ESA–Science Office
Asteroid Kembar
Tahun 2020 ESA akan mengirimkan wahana nirawak buat mengorbit asteorid Didymos. Benda langit berstruktur batuan itu memiliki diameter selebar 800 meter. Uniknya Didymos ditemani oleh sebuah bulan yang oleh ilmuwan dinamakan Didymoon.
Foto: ESA–Science Office
Pendaratan di Asteroid
Wahana Asteroid Impact Mission (AIM) direncanakan masuk ke orbit Didymos dan menurunkan robot pendarat - layaknya Rosetta dan Philae 2014 silam. Berbeda dengan misi Rosetta, wahana AIM akan mengirimkan data ke Bumi lewat laser. Ia juga membawa dua satelit mini yang akan mengorbit bulan Didymoon.
Foto: ESA–Science Office
Rendezvous dengan Didymoon
Pada 2022 atau dua tahun kemudian, asteroid kembar ini akan terbang melintasi Bumi dalam jarak sebelas juta kilometer. Jarak tersebut tergolong dekat. Pada saat itu pesawat antariksa NASA akan menyambangi bulan Didymoon
Foto: ESA–Science Office
Membentur Bulan
NASA berencana mengirimkan wahana yang menghantam Didymoon layaknya komet. Dengan cara itu lintasan Didymoon dan Didymos akan sedikit bergeser. Wahana AIM dan wahana pendaratnya akan menganalisa dampak benturan tersebut. Misi ini bertujuan mencari tahu apakah teknologi yang ada sanggup mengubah arah terbang asteroid yang mengancam Bumi.
Foto: ESA–Science Office
Batu Raksasa
Tidak terhitung jumlah asteorid yang saat ini malang melintang di sistem tata surya. Kebanyakan memiliki diameter selebar beberapa kilometer. Ilmuwan memantau dengan seksama, kendati tidak menemukan benda langit yang berpotensi akan menghantam Bumi dalam waktu beberapa ratus tahun ke depan
Foto: picture-alliance/ dpa
Serangan dari Langit
Meteor adalah asteroid atau benda langit lain yang menghantam Bumi dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan kebinasaan. Pakar geologi mencatat, Bumi telah berulangkali mendapat serangan dari langit yang kemudian mengubah wajah planet.
Foto: cc-by/LarryBloom
Nyaris Binasa
Februari 2013 lalu sebuah asteroid seberat 130.000 ton bernama 2012 DA14 terbang terlalu dekat dengan Bumi. Benda langit itu melintas dalam jarak 27.000 kilometer, yang jauh lebih dekat daripada orbit sebagian satelit.
Foto: NASA/Science dpa
Peringatan Dini
Badan Antariksa Eropa, ESA, membangun sistem peringatan dini untuk serangan meteor di kota Frascati, Italia. Data dari berbagai teleskop di Bumi dialihkan ke Frascati untuk dianalisa. Dengan cara ini ilmuwan bisa membuat perkiraan, kapan sebuah asteroid akan terbang melintasi Bumi.
Foto: IQOQI Vienna
8 foto1 | 8
Namun studi yang lain mengungkap, sebagian air di Bumi berusia lebih tua dari sistem matahari. Agustus silam peneliti dari Carnegie Institution for Science di Washington mengklaim, air di Bumi berawal sebagai awan molekuler di ruang antarbintang yang kemudian membentuk matahari dan planet.
rzn/vlz
Tradisi Unik Rusia: Berenang dalam Air Es
Anda tidak suka mandi air dingin? Bayangkan berenang di suhu bawah nol derajat. Di Rusia ada ribuan orang yang tergabung dalam klub renang es. Menurut mereka yang penting adalah persiapan mental.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Kryazhev
Hanya Bercelana Renang di Salju
Pada suhu -30 derajat Celsius, ketiga pria ini tampak antusias bisa berenang sungai Yenisei yang membeku di Siberia. Mereka menyambut dimulainya musim renang air es di Rusia.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Anak-anak Berani
Alisa (2 tahun) dan Liza (7 tahun) mulai dibiasakan untuk mengikuti tradisi berenang di musim dingin. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 30.000 orang berenang dalam air es di Moskow.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Rileks di Air Dingin
Pria ini tidak sedang berendam dalam air hangat. Tapi ia tampak sangat rileks. Sementara orang lain khawatir akan terkena serangan jantung karena syok, atau terkena sakit flu, penggemar renang es yakin akan khasiatnya untuk meremajakan tubuh.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Kryazhev
'Anjing Laut' Rusia
Perenang es Rusia menyebut diri mereka "morzhi", artinya anjing laut. Mereka bertemu setiap minggu untuk berenang dalam air es tanpa pelindung dingin, hanya dengan celana renang biasa.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Kryazhev
Seperti Ditusuk Ribuan Jarum
Di Novosibirsk, mereka berenang dalam perenang tempat penampungan air. Seorang perenang perempuan mengatakan: "Seperti ditusuk ribuan jarum sekaligus."
Foto: picture-alliance/dpa/A. Kryazhev
Pembaptisan dalam Es
Lubang berbentuk salib dibentuk dalam es. Umat Kristen Ortodoks merayakan hari raya Epifani tanggal 19 Januari. Menurut tradisi mereka, air menjadi suci di hari tersebut. Sehingga dengan berendam dalam air, dosa-dosa bisa dibersihkan.
Foto: Reuters
Tradisi Pasca Soviet
Sebelum Revolusi Oktober 1917, hanya segelintir orang yang berenang secara ruitin dalam air es. Jumlah perenang es baru menjadi banyak setelah era Uni Soviet. Tradisi ini menjadi populer. Tradisi ini kerap dikaitkan dengan agama, namun tidak diakui secra resmi oleh Gereja Ortodoks.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Kryazhev
Hobi Berbahaya
Berenang dalam air es bisa sangat berbahasa kecuali Anda sudah berpengalaman. Suhu tubuh bisa berkurang 25 kali lebih cepat dalam air. Berendam lebih dari tiga menit dalam air es bia menyebabkan kehilangan kesadaran dan bahkan membahayakan nyawa. (Nadine Berghausen/vlz, hp)