Jalanan dipenuhi sosok-sosok gentayangan pada malam 31 Oktober. Itulah malam Halloween, yang sekarang juga ramai dirayakan di Indonesia. Tapi dari mana asal-usul hari Halloween?
Iklan
Banyak orang cenderung berpikir bahwa Halloween adalah acara perayaan komersial saja yang datang dari Amerika Serikat. Memang benar, komersialisasi hari perayaaan seringnya muncul di AS.
Seperti perayaan Hari Valentine, misalnya, dipopulerkan terutama oleh pembuat kartu ucapan, Hallmark Card Company, dan menginspirasi orang-orang membeli bunga dan hadiah buat orang -orang terkasih pada 14 Februari. Juga figur Santa pada perayaan Natal dengan kostum merahnya, yang dipopulerkan oleh pabrik minuman bersoda Coca Cola.
Tetapi di balik komersialisme ini memang ada tradisi asal. Lalu bagaimana dengan Halloween, dari mana asal usulnya? Halloween berkaitan dengan perayaan lain, yaitu All Saints Day (Hari Orang Suci) pada 1 November. Ini adalah perayaan gereja yang mendominasi budaya Eropa pada abad pertengahan. Perayaan ini adalah untuk mendoakan dan mengenang orang-orang yang telah meninggal.
Halloween berasal dari "All Hallows Eve", yang artinya malam sebelum Hari Orang Suci. Ada kepercayaan, jika orang berbuat baik pada hari ini, perbuatan baik itu bisa membantu membersihkan dosa-dosa sehingga kita atau orang yang kita doakan bisa masuk ke surga, dan tidak mendarat di kengerian api neraka. Pembersihan ini sering juga disebut proses api penyucian, karena dibayangkan jiwa-jiwa dibersihkan lewat api.
"Ini adalah keyakinan yang ditemukan hampir dalam semua agama: kita dapat memengaruhi dunia akhirat dan sebaliknya, jadi kita berdoa, melakukan perbuatan baik dan memberikan sedekah, yang diyakini memiliki efek langsung pada jiwa-jiwa di api penyucian," kata Dagmar Hänel, pakar antropologi budaya di Bonn kepada DW. Orang yang sudah mati sering digambarkan sebagai arwah gentayangan yang sedang dipanggang api. Dari sanalah muncul tradisi kostum-kostum "horor" Halloween yang kita kenal saat ini.
Misteri Lokasi Angker dan Perayaan "Kematian"
Awalnya Halloween (31 Oktober) adalah tradisi tua Irlandia. Sekarang menyebar ke seluruh dunia dan kerap digabung perayaan lain. Saat merayakannya, orang kadang juga mengingat cerita dan pergi ke lokasi angker.
Foto: picture alliance/dpa/O. Spata
Istana Kronborg, Denmark
Lokasi angker ini sudah jadi inspirasi bagi pujangga William Shakespeare, untuk drama Hamlet. Hampir 600 tahun tak terdengar "suara" apapun di istana itu. Ketika 2005 restoran dibuka di sana, stafnya menceritakan peristiwa botol-botol jatuh tanpa sebab dari rak, juga lilin menyala sendiri. Mereka juga tiba-tiba mencium bau mayat. Katanya hantunya kini sudah diusir pawang. Untuk selamanya?
Foto: Imago/R. Balzerek
Katakombe di Paris
Di lorong-lorong bekas tambang, tersembunyi tulang hampir tujuh juta orang. Akibat wabah penyakit dan kelaparan di abad ke-18, kuburan Paris penuh sesak. Bau kematian menyebar ke mana-mana, oleh sebab itu jenasah dipindahkan ke bawah tanah. Untuk wisatawan kini ada tur di sana. Di ujungnya ada pemeriksaan tas. Tidak ada tulang yang boleh meninggalkan katakombe.
Foto: picture-alliance/dpa
Biara Mortemer, Perancis
Di reruntuhan biara Mortemer dekat Rouen, Perancis, ada sosok perempuan aristokrat yang memakai baju putih kerap terlihat. Ia disebut Dame Blache atau White Lady. Katanya ia adalah anak perempuan Henry I dari Inggris, yang juga jadi pewaris tahta. Ia dikurung di sana oleh ayahnya sendiri.
Foto: picture-alliance/H. Champollion/akg-images
Kuburan Orang Tak Bernama di Wina, Austria
Dibawa aliran Donau, lokasi tersembunyi tak jauh dari pelabuhan, kerap tiba mayat. 1840 untuk pertama kalinya jenasah tak bernama dimakamkan di sini. Sekarang jumlahnya 478. Sampai sekarang lokasi diwarnai misteri karena penyebab kematian dan identitas mereka tak terungkap. Tiap hari Minggu pertama November, nelayan melepas rakit yang dihias lilin di sungai, dengan tulisan: "Bagi korban Donau".
Foto: picture alliance/IMAGNO/U. Schweitzer
Istana Bran, Romania
Istana ini diliputi suasana misterius. Inilah istana yang jadi istana bangsawan Dracula dalam roman karya Bram Stoker, yang terbit 1897. Di istana ini ada 57 kamar tidur, tapi tidak ada air mengalir. Istana ini katanya akan dijual. Siapa tertarik?
Foto: Ddaniel Mihailescu/AFP/Getty Images
Pulau Boneka, Meksiko
Di tempat boneka-boneka ini ada anak yang mati. Menurut legenda, di dekat pulau itu seorang anak perempuan tenggelam. Don Julián kemudian mulai mengumpulkan boneka tua dan digantung di pohon-pohon. Roh anak itu katanya terus-menerus minta boneka. Kini ratusan boneka bergantungan di Isla de las Muñecas. Katanya, si pengumpul boneka mati tepat di lokasi tempat anak perempuan itu tenggelam.
Foto: cc-by-sa/Troels Myrup
Puri Frankenstein, Jerman
Puri didirikan abad 13 oleh bangsawan Baron von Frankenstein di tepi hutan Odenwald. Monster Dr. Frankenstein adalah hasil imajinasi pengarang Inggris Mary Shelley. Roman itu jadi sumber inspirasi film, dan purinya jadi "puri monster". Masa-masa Halloween dirayakan di sini dengan pertunjukan dan santapan malam.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
Malam Horor
Halloween yang jatuh tanggal 31 Oktober jadi hari raya bagi hantu, nenek sihir dan vampir. Di berbagai tempat, misalnya di taman ria, orang-orang yang mengenakan kostum mengerikan berpesta. Biasanya pesta dimulai setelah matahari terbenam.
Foto: Europa-Park
Halloween dan Hari Orang Mati
Dia de los Muertos (hari orang mati) adalah perayaan tradisional Meksiko, yang dikenal di banyak negara. Kini perayaan ini bercampur dengan Halloween, dan dirayakan dengan cara tidak konvensional. Misalnya dengan berdansa di arena LANXESS di Köln. "Mahluk-mahluk malam" memperingati kematian dengan pesta menyenangkan.
Foto: 2016 Deutschlands größte Halloweenparty | #behorror | DEITERS
Senyuman Labu Raksasa
Di taman ria Europa Park di Rust, Jerman, orang-orang yang berani naik "Pumpkin Coaster". Roller Coaster di dalam ruangan besar itu, didekorasi spesial untuk masa Halloween. Bagian taman itu dihiasi 180.000 kurbis. Vampir, trol, kerangka, iluminasi menakutkan dan sarang laba-laba menambah suasana misterius di malam hari.
Foto: picture-alliance/Eibner-Pressefoto
10 foto1 | 10
Tradisi minta sedekah di Eropa
Pada Abad Pertengahan, pada malam sebelum All Saints Day, jadi pada All Hallows Eve, orang-orang miskin atau yang merasa kekurangan pergi dari pintu ke pintu untuk meminta sedekah. Di beberapa daerah pedesaan di Jerman, kebiasaan itu masih dipraktikkan sampai sekarang – ada orang pergi dari desa ke desa, berdoa, bernyanyi, memberkati orang dan meminta sedekah.
Iklan
"Ketika pengaruh masa pencerahan makin kuat terhadap agama pada abad ke -18 dan ke -19, Gereja di Eropa menjadi semakin skeptis terhadap kebiasaan-kebiasaan lama, dan bahkan melarang prakteiknya," kata Dagmar Hänel lebih lanjut. Lalu dalam proses industrialisasi, banyak oprganisasi sosial muncul dan komunitas berubah, sehingga kebiasaan meminta sedekah makin hilang. Selain itu, di banyak negara mulai diperkenalkan undang-undang bahwa negara menjamin bantuan untuk orang miskin.
Sekalipun pernah dilarang oleh gereja, kebiasaan All Hallows Eve tidak mati. Imigran Irlandia membawa tradisi ini ke AS pada abad ke -19. "Oleh karena itu, Halloween awalnya terutama dirayakan di lingkungan di kota -kota besar di mana imigran Irlandia tinggal," kata Lars Winterberg, antropolog di Universitas Bonn.
Badut Neraka Meneror Dunia
Mendadak Dunia dipenuhi manusia iseng berkostum badut pembunuh. Mereka tidak cuma menebar takut, tapi juga tak jarang menyerang korban. Perbuatan iseng seperti itu merugikan badut profesional
Foto: picture-alliance/dpa/Warner Bros. and RatPac-Dune Entertainment/M. Grob
Seringai Iblis
Saban tahun warga Amerika Serikat bertukar baju dengan kostum hantu untuk merayakan hari Halloween. Tapi kali ini mendadak ribuan orang memilih kostum serupa, yakni badut pembunuh. Dengan wajah iblis dan tidak jarang membawa senjata tumpul, badut-badut tersebut menakut-nakuti pejalan kaki dan meneror penduduk kota.
Foto: Imago/Vibrant Pictures
Korban Berjatuhan
Sayangnya fenomena unik itu dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menyerang dan bahkan merampok. Tidak jarang korban menderita luka-luka atau harus dilarikan ke rumah sakit lantaran terkena serangan jantung, akibat kaget atau ketakutan.
Foto: picture-alliance/dpa/E. S. Lesser
Menyebar ke Seluruh Dunia
Tidak cuma di Amerika Serikat, fenomena badut pembunuh kini mulai merambah Eropa. Di Jerman saja polisi sudah mencatat belasan insiden yang tidak jarang menyebabkan korban luka. Hal serupa terjadi di Inggris, Perancis dan Belanda.
Foto: Getty Images/AFP/A. Nimani
Bersenjata dan Berbahaya
Senjata pilihan badut neraka itu bisa sangat bervariasi. Laporan yang masuk ke kepolisian AS misalnya mencakup berbagai jenis senjata seperti tongkat Baseball, pisau, parang hingga gergaji mesin. Dalam beberapa kasus polisi bahkan mencatat penggunaan senjata api.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Badut Tanpa Tawa
Fenomena tersebut dikeluhkan badut profesional. Asosiasi Badut Dunia (WCA) misalnya menilai ulah badut pembunuh merusak reputasi profesi badut. "Kami seharusnya membawa senyum dan kebahagian di dunia," ujar Randy Christensen, Presiden WCA kepada harian Boston Globe.
Foto: picture-alliance/United Archives/IFTN
Gurauan Maut
Sejumlah politisi kini mendesak agar polisi ikut menindak badut-badut tersebut. Kepolisian AS misalnya menghimbau penduduk untuk tidak mengenakan kostum badut pembunuh karena bisa menjadi korban serangan pejalan kaki yang marah. Hal ini berulangkali terjadi, termasuk ketika seorang badut ditabrak mobil hingga hampir tewas di Australia.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/M. Oesterle
6 foto1 | 6
Populer di Amerika, Halloween kembali ke Eropa
Begitulah tradisi Halloween menyebar ke seluruh AS. Tradisi itu kemudian dirayakan oleh orang tua dan muda sebagai pesta kostum, dengan dekorasi yang sesuai, yaitu kostum tentang orang mati atau kematian.
Selama Perang Dunia II, tentara AS yang ditempatkan di Eropa membawa tradisi ini kembali ke benua asalnya. Ironisnya, Halloween sekarang dirayakan dengan cara Amerika, bahkan di juga di negara asalnya, Irlandia.
Jerman juga sudah lama dijangkiti demam Halloween. Dekorasi dengan labu sekarang ramai ditampilkan di jendela toko, dan banyak bar mengadakan pesta Halloween pada 31 Oktober. Penggemar utama Halloween adalah orang-orang muda dan anak -anak.
"Popularitas Halloween mulai mendapatkan momentum di Jerman pada tahun 1990-an," kata Jörg Fuchs, antropolog dari Universitas Würzburg. Menurut dia, industri karnaval yang sudah mapan di Jerman berusaha mencari perayaan baru, untuk menjual lebih banyak kostum. Jadi sejak 1990-an, Halloween makin populer didukung dengan promosi besar-besaran dari industri karnaval.