Dari Pameran Buku Menjadi Pameran Media
13 Oktober 2009Pameran Buku Frankfurt termasuk yang terbesar dan terpenting di antara 60 lebih pameran buku internasional di seluruh dunia. Pameran yang berlangsung pada musim gugur setiap tahunnya ini dikenal dengan prestasinya mengumpulkan begitu banyak peserta pameran internasional di satu tempat. Lebih banyak daripada di pameran lain. Berpusat di Jerman, Pameran Buku Frankfurt juga memiliki perwakilan di Beijing, Moskow, Bukarest, New York dan New Delhi.
Tahun 2009 ini pameran berlangsung Rabu (13/10) hingga 18 Oktober mendatang. Diikuti sekitar 7000 peserta dari 100 negara, berkurang 440 penerbit dibanding tahun lalu. Krisis global meninggalkan jejak yang nyata dalam industri perbukuan. Banyak penerbit Amerika yang mengurangi luas stand, sementara jumlah peserta dari Eropa Timur berkurang. Absen paling nyata dicatat oleh pasar buku berbahasa Inggris.
Direktur Pameran Buku Frankfurt Jürgen Boos mencoba menjelaskan: "Di Inggris, sistem pemasarannya ambruk. Hampir tak ada lagi toko buku independen, tinggal dua atau tiga jaringan besar. Sama dengan di Amerika. Ada Barnes & Nobles, Borders, itu jaringan besar dan persoalannya juga besar, karena mereka memusatkan perhatian untuk saling berperang dan bukan menjual buku. Amazon eksis di pasar, Google juga memasuki pasar yang sama. Semua menawarkan buku elektronik lewat jalan lain. Inilah yang terjadi di pasaran buku.“
Perubahan terbesar tengah dialami industri perbukuan di seluruh dunia lewat digitalisasi. Apa yang beberapa tahun lalu hanya berupa visi, kini semakin banyak ditemui dalam produk penerbitan sehari-hari. Novel yang bisa dibaca dari ponsel atau karya sastra yang difilmkan dan bisa ditonton lewat smart phone.
Internet mengubah sepenuhnya produksi dan pemasaran buku. Pameran buku internasional Frankfurt juga bereaksi terhadap digitalisasi. Konferensi dengan tamu bintang penerbit Amerika Serikat, Tim O´Reilly, tentang format e-book dan I-phone terbaru akan menjadi salah satu puncak Pameran Buku Frankfurt ke-61.
Tahun 2018, kurang dari satu dekade, digital akan menyusul cetak. Demikian pendapat 400 lebih pakar industri perbukuan dalam survey yang dilakukan penyelenggara pameran. Era digitalisasi bukan hanya mempengaruhi perilaku pembaca tapi juga tampilan Pameran Buku Frankfurt. Semakin banyak produk yang hanya bisa dinikmati lewat media elektronik. Pameran di Frankfurt ingin menjadi pionir di sektor ini, dan tempat di mana gagasan dan model bisnis baru diperkenalkan. Dari pameran buku menjadi pameran media yang juga menampilkan industri kreatif lain seperti gambar, permainan dan desain.
Di samping dunia media baru, perhatian tak kurang diberikan terhadap buku-buku klasik. Terutama karya pengarang terkenal yang tetap memikat perhatian publik. Pengarang Jerman Günter Grass akan membacakan romannya "Die Blechtrommel", Genderang Kaleng, yang tepat 50 tahun silam diluncurkan di Pameran Buku Frankfurt.
Gabriela Schaaf/Ruthard Stäblein/Renata Permadi
Editor: Yuniman Farid