Apa yang membuat Standy Christianto asal Purwokerto, Jawa Tengah meninggalkan kota kecilnya untuk melanjutkan kuliah master pertanian di Universitas Bonn, Jerman?
Iklan
Perbedaan cara pandang antara Jerman dan Indonesia mengenai pertanian menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Standy saat berkuliah di Jerman. Saat ini Standy, 29 tahun, sedang menempuh program master di Institute of Crop and Science Resource Conservation di Universitas Bonn. Mengapa berkuliah pertanian hingga jauh ke Jerman dan apa saja yang Standy rindukan dari kampung halamannya? Berikut kisah Standy seperti dituturkannya kepada DW.
DW: Mengapa ingin kuliah jurusan pertanian di Jerman?
Standy Christianto: Saya tertarik dengan jurusan ini karena awalnya saya bekerja di NGO (organisasi nonpemerintah) dan saya melihat bahwa pemerintah Jerman sangat memberikan perhatian terhadap pertanian berkelanjutan di Indonesia, dan saya berharap bisa menjadi jembatan antara pemerintah Indonesia dan Jerman.
Manfaat dari penelitian kamu di Jerman untuk masyarakat Indonesia nantinya apa?
Tesis saya berjudul "integrasi analisis sistem agroforestri di Indonesia". Jadi dengan ini kita bisa menghitung risiko keuntungan dan kerugian secara ekonomis dan ekologis jika kita ingin membuka lahan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat. Contoh aplikasinya bisa dilihat mulai dari hal-hal sederhana seperti petani hutan di Jawa ingin membuka hutan untuk diambil kayu-kayunya untuk membuat furnitur atau untuk perusahaan di Sumatera yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit misalnya, jadi bisa dihitung aspek ekologis dan sosialnya.
Cara Punya Banyak Teman di Jerman
Tinggal dan belajar di luar negeri memang sering membuat orang kesepian dan kangen rumah. Berikut kiat agar mendapatkan banyak teman dari salah satu mahasiswi Indonesia di Jerman, Putriana Hamka.
Foto: DW/A. Ekawati
Ikuti organisasi kegiatan positif
Salah satu cara agar punya banyak teman dan jaringan di luar negeri adalah dengan mengikuti berbagai organisasi yang positif. Putri misalnya, pernah aktif selama satu tahun di Bonn International Model of United Nation. Di sini, Putri yang sedang mendalami Ilmu Politik di Universitas Bonn mengaku banyak belajar dan bekerja sama secara profesional dengan mahasiswa asing dan mahasiswa Jerman.
Foto: DW/A. Ekawati
Berani memulai
Beberapa orang memang sangat pemalu. Tapi Putri menyarankan untuk mengatasi sifat ini dan berani mengambil inisiatif awal. Pertemanan bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti bertanya apakah boleh ikut di kegiatan sederhana seperti mengerjakan tugas kuliah bersama atau "boleh tidak ikut masak-masak bareng?" ujarnya mencontohkan.
Foto: DW/A. Ekawati
Tidak "terlalu diambil hati"
Dalam interaksi sehari-hari terkadang timbul kesalahpahaman akibat perbedaan budaya dan gaya berkomunikasi. Mahasiswi tingkat tiga ini menyarankan agar tidak terlalu serius memikirkan itu semua sehingga jadi beban. "Jangan terlalu diambil hati. Kadang orang tidak menyapa bukan karena sedang marah kepada kita. Bisa jadi karena capek atau sedang buru-buru."
Foto: DW/A. Ekawati
Ramah tapi hargai privasi
Sama seperti di Indonesia, salah satu hal yang bisa mengawali persahabatan adalah senyuman. Jadi saran Putri, bersikap ramah dan terbukalah kalau ingin punya banyak teman. Namun ia mengingatkan bahwa: "Yang khas di Jerman kita sangat menghargai privasi. Di sini contoh kecilnya kita tidak pernah mengunci pintu kamar. Tapi kalau ingin masuk ke kamar orang lain harus ketuk pintu dulu."
Foto: DW/A. Ekawati
Punya pendirian
Putri mengakui kalau hal yang paling berbeda dari pergaulannya di Jerman adalah mereka sering kumpul bersama di bar, minum bir atau anggur. "Tapi kita tidak harus ikut-ikutan minum alkohol kalau tidak mau. Pada dasarnya orang Jerman akan menghargai pendirian kita," kata mahasiswi asal Jakarta itu.
Foto: DW/A. Ekawati
5 foto1 | 5
Apa ada perbedaan belajar di Jerman dengan Indonesia?
Sebenarnya dalam sisi keilmuan sama, semua ilmu pertanian sama di seluruh dunia. Hanya kalau dari jurusan saya yang berbeda adalah pola pikirnya. Kalau di Indonesia, pertanian tujuannya adalah bagaimana agar bisa memberi makan rakyat sebanyak-banyaknya dari hasil pertanian itu. Sedangkan di Jerman, yang ditegaskan adalah bagaimana supaya anak-cucu dan generasi mendatang juga tetap bisa menikmati hasil pertanian.
Selain itu, mahasiswa di sini diberi ruang untuk aktivitas akademis dan nonakademis. Jadi Sabtu dan Minggu mahasiswa diberikan kebebasan untuk beraktualisasi di bidang non akademis, seperti bekerja paruh waktu, berorganisasi dan berlibur.
Selama tinggal di Jerman untuk kuliah, apa suka dan duka yang paling sering kamu alami?
Dukanya di Bonn tidak ada restoran Indonesia jadi saya gak bisa makan makanan Indonesia. Biasanya kangen sama masakan rumah. Kalau di sini kan harus belanja sendiri, masak sendiri dan saya tidak punya kemampuan masak yang baik. Terus saya kangen keluarga. Kalau pun telepon sering terkendala perbedaan waktu, misalnya di sini masih siang di sang di sana sudah pada tidur. Kalaupun nelepon pagi-pagi waktu rumah, mereka sedang sibuk-sibuknya. Tapi sukanya, di sini saya banyak waktu untuk aktualisasi diri. Saya senang bermain musik. Setiap minggu berlatih angklung di wilayah Sankt Augustin. Selain itu saya juga suka sekali mengunjungi Kebun Raya di Bonn.
Informasi Beasiswa di Jerman
Tak cukup uang untuk kuliah di Jerman yang terkenal dengan kualitas pendidikannya yang sangat baik? Sejumlah institusi di Jerman bisa mewujudkan impianmu.
Foto: Fotolia/Andres Rodriguez
Friedrich Ebert Stiftung (FES)
Beasiswa hanya diberikan kepada calon mahasiswa yang sudah diterima di universitas atau perguruan tinggi. Aplikasi diajukan ketika mahasiswa sudah berada di Jerman. Informasi selengkapnya: https://www.fes.de/studienfoerderung/ . Organisasi ini terkait erat dengan Partai Sosial Demokrat Jerman SPD. Kemampuan berbahasa Jerman menjadi prasyarat.
Foto: picture-alliance/ ZB
Friedrich Naumann Stiftung (FNS)
Yayasan yang terkait dengan Partai Liberal FDP ini menawarkan bantuan kepada mahasiswa asing yang terdaftar dalam program master dan doktoral di Jerman. Bantuan beasiswa buat prograam master sekitar 800 Euro/bulan, maksimum hingga dua tahun. Mereka yang memperoleh ilmu di Jerman diharapkan dapat meningkatkan kondisi di negara asal setelah kembali. Situsnya: http://bit.ly/1Qn7FU0
Lembaga ini terkait dengan Partai Hijau di Jerman dan fokus pada isu demokrasi, ekologi, solidaritas internasional dan anti kekerasan. Setiap tahun, ada dua kali kesempatan mengajukan aplikasi program beasiswa di yayasan ini, yakni awal Maret dan September. Cek infonya: https://www.boell.de/en/foundation/scholarships
Foto: picture alliance / dpa
Hanns Seidel Stiftung
Yayasan Hanns Seidel beralifiliasi dengan Partai Uni Sosial Kristen CSU. Yayasan ini mendukung pelamar berkualitas tinggi untuk mahasiswa pasca-sarjana (usia maksimal 32 tahun) , yang mempunyai nilai sangat baik, ketrampilan berbahasa Jerman dan catatan dalam keterlibatan sosial-politik. Info bisa diperoleh lebih jauh di: http://www.hss.de/english/scholarships.html
Foto: dapd
Konrad Adenauer Stiftung (KAS)
Bagi mahasiswa yang membutuhkan bantuan uang hidup selama studi di Jerman, bisa mengajukan permohonan bantuan ke orrganisasi yang berafiliasi dengan Uni Kristen Demokrat, CDU ini. Cek situsnya: http://www.kas.de/wf/en/42.8/ atau http://www.kas.de/wf/de/42.34/ Namun pelamar harus ada di Jerman saat mengajukan permohonan.
Foto: picture-alliance/dpa
Hans Böckler Stiftung
Yayasan ini dekat dengan Federasi Serikat Buruh Jerman. Salah satu tujuan program beasiswanya adalah mempromosikan pertukaran pengetahuan antara para sarjana, serikat pekerja dan pekerja. Yayasan ini mencari mahasiswa yang menunjukkan prestasi akademis tetapi terbentur biayai studi. Mereka yang sudah bekerja sebelumnya memiliki kesempatan yang lebih baik. Situs: http://www.boeckler.de/20.htm
Foto: Fotolia/apops
DAAD - Deutscher Akademischer Austauschdienst
Yang sangat banyak bergerak di bidang penyaluran beasiswa adalah DAAD, sebuah lembaga bersama dari institusi pendidikan tinggi dan asosiasi mahasiswa Jerman. Untuk informasi terkini mengenai program beasiswa DAAD secara umum, silakan mengunjungi situsnya: http://www.daadjkt.org/index.php?daad-scholarships . Di situs ini bisa dijumpai berbagai program yang sesuai dengan minat mahasiswa.
Foto: picture-alliance/dpa
Master International Media Studies DW Akademie
Deutsche Welle (DW) juga membuka kesempatan beasiswa untuk para jurnalis yang ingin meraih gelar master, lewat program International Media Studies. Perkuliahan 4 semester dilakukan dalam dua bahasa, Inggris dan Jerman. Info: https://www.dw.com/en/dw-akademie/about-us/s-9519
8 foto1 | 8
Tips bagi kawan-kawan yang ingin juga kuliah di Jerman seperti kamu?
Saya berkuliah di sini melalui jalur beasiswa LPDP. Bagi teman-teman yang ingin berkuliah master atau doktoral di Jerman melalui jalur beasiswa, kalian harus sudah punya letter of admission, yaitu tanda bukti bahwa kalian sudah diterima di tempat kuliah yang kalian inginkan. Dan informasi untuk bisa diterima di universitas di Jerman ada semua di Internet.
Apa rencana kamu setelah lulus?
Saya pasti pulang ke Indonesia. Saya sadar akan banyak tantangan sekembalinya ke Indonesia. Salah satu contohnya yaitu bagaimana caranya agar dapat mengaplikasikan ilmu di Indonesia sesuai dengan aspek sosial dan budaya masyarakat petani Indonesia. Ini jelas tantangan yang besar karena sistem pertanian dan pengelolaan hutan di Jerman berbeda, tapi kita harus bisa menerjemahkan ilmu yang kita miliki agar sesuai dengan budaya setempat. (as/ts)
*Simak serial khusus #DWKampus mengenai warga Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman dan Eropa di kanal Youtube DW Indonesia . Kisah putra-putri bangsa di perantauan kami hadirkan untuk menginspirasi Anda.