Apakah bahan bakar bisa dihasilkan dari kulit buah, biji-bijian, jerami atau limbah kayu? Harapannya, produk limbah pertanian dan kehutanan yang berlimpah, di masa depan dapat menggantikan minyak bumi.
Iklan
Biomassa sebenarnya tersedia di setiap sudut jalan. Potongan dahan bisa diolah menjadi 'pelet' bahan bakar. Dedaunan yang gugur diproses menjadi pupuk. Tapi di seluruh dunia berton-ton sampah organik dibuang begitu saja. Contohnya ampas kelapa sawit setelah minyaknya dipress keluar.
"Hanya bijinya yang dimanfaatkan. Lainnya dibuang. Dan setiap 5 tahun seluruh pohon kelapa sawit dibuang," ujar Stefan Schöll, manajer pabrik perusahaan termokimia PYTEC di Hamburg.
"Sungguh disayangkan," lanjutnya. Limbah produk pertanian dan kehutanan itu padahal dapat dipress melalui proses khusus. Hasilnya minyak pirolisis, yang dapat diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar.
Pemisahan dan Pengelolaan Sampah di Jerman
Tempat penyimpanan sampah warna-warni di rumah-rumah Jerman menandakan bahwa mereka mengumpulkan berbagai jenis sampah. Orang-orang Jerman dikenal cukup serius soal pemilahan sampahnya.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Wolf
Apa yang salah di tempat sampah ini?
Di Jerman, kaca dipisahkan dalam tiga tempat sampah yang berbeda: putih, coklat dan hijau. Botol berwarna biru atau kuning bisa masuk ke hijau. Tapi gelas minuman yang rusak sebaiknya tidak dilemparkan ke tempat sampah botol. Gelas terbuat dari jenis kaca yang berbeda dan akan mengganggu proses daur ulang.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Tempat sampah umum
Jika tidak ada tempat sampah di rumah, atau jika tidak cukup besar, Anda juga bisa menggunakan salah tempat sampah umum ini. Tapi Anda diharapkan tidak membuat kebisingan selama "masa tenang", yang di Jerman mulai pukul 13:00 sampai 15:00 dan setelah pukul 20:00 pada hari kerja. Hari Minggu dan hari libur berlaku masa tenang sepanjang hari.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Pengembalian botol
Botol dengan jaminan ("Pfandflaschen") tidak dibuang di sampah, tetapi dibawa ke pos pengembalian botol yang biasanya ada di supermarket. Lalu uang jaminan akan dikembalikan, untuk botol kaca biasanya 8 sen per botol, untuk botol plastik 10 sen. Karena banyak orang Jerman minum air yang dibeli, botol yang harus dikembalikan bisa menjadi tugas mingguan yang rutin.
Foto: picture-alliance/Rainer Hackenberg
Cara lain membuang botol
Di daerah perkotaan, Anda bisa juga membawa botol ke dekat tempat sampah umum dan membiarkannya di luar tempat sampah. Ini akan menyenangkan para "kolektor" botol. Mereka mengumpulkan botol itu dan membawanya ke supermarket lalu mendapat uang jaminannya. Di kota Karlsruhe, disediakan cincin pintar khusus untuk menaruh botol kosong. Ini memudahkan kerja para "kolektor" botol.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck/
Warna biru untuk kertas dan karton
Orang Jerman sudah tahu bahwa tempat sampah biru untuk kertas dan kardus, tapi banyak yang tidak menyadari bahwa kotak pizza dan piring kertas untuk kentang goreng tidak termasuk di dalamnya. Makanan sisa bisa membuat masalah dalam proses daur ulang. Kertas daur ulang adalah tradisi lama di Jerman. Ditemukan oleh seorang pengacara bernama Justus Claproth pada tahun 1774.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Kuning untuk segala macam kemasan
Beragam produk kemasan dimasukkan ke tempat sampah warna kuning, misalnya dari aluminium, plastik, polystyrene, kaleng dan Tetra Paks. Bahan terbaik akan dikumpulkan untuk didaur ulang dan sisanya dibakar untuk menghasilkan energi.
Foto: Imago
Hitam untuk sisanya
Sampah yang lain ("Restmüll") dimasukkan ke kotak sampah hitam atau abu-abu. Termasuk di sini, mulai dari popok sampai puntung rokok atau barang-barang lainnya. Tetapi limbah berbahaya, seperti sisa cat, insektisida, baterai, produk korosif atau yang mengandung fluorescent perlu dikumpulkan secara terpisah atau dibawa ke tempat pembuangan sampah khusus.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/G. Czepluch
Sampah berbahaya
Banyak supermarket yang mengumpulkan baterai bekas. Setiap kota juga punya sistem pengumpulan sampah sendiri, termasuk sampah berbahaya, kadang-kadang dengan tanggal yang dijadwalkan. Lalu truk sampah akan mengambil semuanya. Barang-barang ini dibuang secara khusus, karena kalau dibakar bisa mengeluarkan gas beracun.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hitij
Tempat sampah khusus untuk pakaian dan sepatu bekas
Pakaian dan sepatu bekas tidak perlu dibuang di tempat sampah. Ada tempat-tempat khusus pengumpulan baju dan sepatu bekas di setiap kota. Pakaian yang terkumpul akan dijual atau didaur ulang. Sayangnya, ada juga orang-orang yang punya kebiasaan tidak memasukkan sampah ke tempat yang disediakan, tetapi di luarnya. Ini meninggalkan pemandangan yang kurang sedap.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Jangan mengisi kotak sampah berlebihan
Kalau kotak sampah diisi terlalu berlebihan, petugas pengumpul sampah bisa saja menolak mengosongkannya. Di banyak perumahan, kotak-kotak sampah sering terkunci. Ini untuk mencegah orang luar membuang sampah di tempat yang bukan miliknya. Karena layanan pengumpulan sampah yang dibayar setiap rumah tangga juga tidak murah. Penulis: Elizabeth Grenier (hp/ml)
Kini perusahaan di Hamburg itu tengah menyempurnakan cara untuk menggunakan minyak pirolisis secara langsung di instalasi pembangkit listrik dan energi panas, atau di lokasi yang tak memiliki biomassa.
Bersama pabrik mesin Amerika, Caterpillar, para peneliti mengembangkan mesin berbahan bakar minyak pirolisis tadi.
Masa Depan Tanpa Energi Fosil
Energi fosil membawa kemakmuran. Namun jenis energi itu menyebabkan perubahan iklim dan mengancam peradaban manusia. Hingga pertengahan abad ini, dunia sudah harus terbebas dari energi fosil.
Foto: picture-alliance/dpa/Julian Stratenschulte
Musuh Terbesar Iklim
CO2 yang berjumlah 65 persen dari semua gas rumah kaca, diproduksi selama proses pembakaran batu bara, minyak dan gas. Sebelas persen melalui penebangan hutan dan pembukaan lahan. Sementara Methana yang bertanggungjawab atas 16 persen gas rumah kaca, berasal dari peternakan sapi dan pengolahan gas. Adapun Dinitrogen oksida yang berjumlah enam persen, tercipta melalui penggunaan pupuk kimia.
Foto: Reuters
Perubahan Drastis
Jika situasinya tidak berubah, iklim di Bumi akan meningkat sebanyak 3,7 hingga 4,8 derajat Celcius hingga akhir tahun 2100, kata Dewan Iklim Dunia (IPCC). Namun begitu ambisi PBB membatasi pemanasan global menjadi maksimal dua derajat masih bisa tercapai. Untuk itu dunia harus meninggalkan energi fosil, maksimal sebelum tahun 2050, menurut pengamat iklim.
Foto: pommes.fritz123/flickr cc-by-sa 2.0
Hijau Berkat Energi Matahari
Energi surya saat ini adalah sumber energi terbarukan yang paling murah, terutama di negara-negara kaya matahari. Melalui pengembangan teknologi baru dan produksi masal, harga panel surya di pasar internasional terus menurun. Sekitar sepertiga kebutuhan energi dunia bisa dipenuhi oleh energi surya hingga tahun 2050.
Foto: BELECTRIC.com
Semakin Besar dan Efisien
Satu kincir angin ini mampu mengaliri listrik untuk 1900 rumah tangga di Jerman. Energi angin saat ini menutupi kebutuhan energi Jerman sebesar sembilan persen, di Cina tiga persen dan di Denmark 40 persen. Terutama Cina sedang getol menggenjot pembangunan kincir angin dan berambisi menggandakan produksi energi anginnya dalam waktu lima tahun kedepan.
Foto: Jan Oelker
Rumah Tanpa Energi Fosil
Rumah yang memiliki insulasi panas atau dingin tidak terlalu banyak menyedot listrik. Terlebih atap yang dipenuhi panel surya mampu memproduksi energi yang lebih dari cukup untuk peralatan elektronik rumah tangga atau sekedar menghangatkan air.
Foto: Rolf Disch Solararchitektur
Efisiensi Menghemat CO2 dan Uang
Efisiensi energi adalah faktor terbesar yang menjamin berhasilnya perlindungan iklim. Lampu LED yang bagus cuma membutuhkan sepertiga jumlah energi ketimbang bohlam biasa. Teknologi itu tidak cuma menghemat biaya listrik, tetapi juga CO2.
Foto: DW/Gero Rueter
Mobilitas Tanpa Minyak
Sistem transportasi saat ini masih berbasis minyak bumi. Namun teknologi penggerak berbahan bakar alternatif mulai bermunculan. Di kota Köln, Jerman, pemerintah mulai mengujicoba bus umum yang digerakkan oleh bahan bakar Hidrogen. Dengan aliran listrik, Elektrolisis dapat memproduksi Hidrogen dari air.
Foto: RVK
Bahan Bakar dari Kotoran dan Sampah
Bus yang melaju di Bristol, Inggris, ini berbahan bakar Bio-Metana, yang diproduksi dari kotoran manusia dan sampah makanan. Untuk menempuh jarak 300 kilometer, bus ini cuma membutuhkan kotoran dan sisa makanan yang diproduksi oleh lima orang dalam waktu satu tahun. Menurut perkiraan, bahan bakar Bio-Metana bisa menutupi sepuluh persen kebutuhan energi Inggris.
Foto: Wessex Water
Mobil Hidrogen Pertama dari Toyota
Toyota menjadi produsen pertama yang mengusung kendaraan berbahan bakar hidrogen ke pasar otomotif dunia. Mobil ini bisa menepuh jarak 650 kilometer dengan sekali isi. Pengamat meyakini masa depan otomotif terletak pada teknologi bahan bakar hidrogen dan baterai listrik.
Foto: AFP/Getty Images/Y. Tsuno
9 foto1 | 9
"Kami baru mampu mengembangkan mesin berdaya kerja 1000 jam. Dalam satu tahun, sistem injeksi bahan bakar harus diganti 8 kali. Kami ingin menemukan materi baru yang tahan lama seperti pada operasi mesin diesel normal," ungkap Schöll.
Pengolahan berskala besar
Dari sampah menjadi bahan bakar masa depan. Ini juga yang menjadi salah satu fokus penelitian Universitas Ilmu Terapan HAW Hamburg.
Jelantah, plastik, minyak berat - semua diproses jadi bahan bakar minyak di laboratorium. Banyak bahan, yang dapat menggantikan minyak bumi sebagai bahan bakar berkelanjutan untuk jangka panjang.
Sungai Gangga Antara Sampah dan Mayat Manusia
Sungai Gangga adalah nadi kehidupan warga India. Namun sungai berjuluk "ibu" itu kian sekarat oleh sampah plastik, limbah pabrik dan jenazah manusia yang dibuang ke sana.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Sampah Mengalir di Sungai Gangga
Setiap tahun 115.000 ton sampah plastik mengotori sungai Gangga di India. Padahal sungai yang mengalir dari pegunungan Himalaya hingga ke Teluk Bengal itu menghidupi 450 juta orang. Bukan hanya sampah, polusi limbah pabrik dan rumah tangga mempercepat kematian sungai suci yang sering dijuluki "ibu" oleh warga setempat itu.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Nadi Kehidupan India
Sungai Gangga lahir dari curahan air gletser di Himalaya. Namun seiring mendekati laut, sungai sepanjang 2620 kilometer yang melewati 29 kota dengan populasi lebih dari 100.000 orang dan 23 kota lain yang berpopulasi di atas 50.000 penduduk itu mulai dicemari sampah dan limbah manusia. Padahal Gangga memainkan peranan besar dalam ritual keagamaan Hindu dan sudah membumi sejak ratusan tahun silam.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kesucian Membawa Perkara
Umat Hindu meyakini sungai Gangga sebagai titisan tuhan yang mengalir dari surga buat membersihkan Bumi. Maka membasuh diri dengan menggunakan air sungai Gangga diyakini akan menyucikan manusia dari semua dosa-dosanya. Tidak heran jika setiap hari ribuan peziarah menyemuti bantaran sungai untuk mandi dan berdoa.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kuburan Buat Kaum Penyembah
Bantaran sungai Gangga juga digunakan umat Hindu sebagai tempat kremasi atau pembakaran jenazah. Tradisi yang dipercaya akan membebaskan manusia dari lingkaran hidup dan mati itu setiap tahun menghasilkan upacara pembakaran 32.000 jenazah dan menyisakan 300 ton potongan tubuh manusia di sungai Gangga.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kutukan Sungai Gangga
Kesucian sungai Gangga turut mengundang jutaan peziarah setiap tahunnya. Pada sebuah hari suci agama Hindu yang cuma dirayakan selama 12 tahun sekali, jumlah pengunjung bahkan menembus angka 12 juta orang. Sebab itu pula polusi di sungai Gangga kini dianggap sebagai penyebab utama tingginya angka kematian bayi dan gangguan kesehatan buat penduduk di sekitar.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Ambisi Besar New Delhi
Kondisi tersebut memaksa Perdana Menteri Narendra Modi buat bertindak. Ia menjanjikan pembangunan pusat pemurnian air dan memindahkan 400 pabrik pengolahan kulit dari bantaran sungai. Namun proyek lingkungan senilai 3 milyar Dollar AS itu belum banyak terwujud. Hingga kini hanya sepertiga dari 4.800 juta liter limbah yang disuling sebelum dibuang ke sungai.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Ujian Bagi India
Untuk proyek ambisius tersebut Bank Dunia bahkan bersedia meminjamkan dana senilai 1 milyar Dollar AS. Tapi upaya pemerintah di New Delhi membersihkan sungai Gangga dianggap menjadi ujian terhadap kemampuan India memodernisasi struktur pemerintahan, mengentaskan korupsi dan membenahi manajemen limbah.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
7 foto1 | 7
"Secara global, kebutuhan bahan bakar mencapai 100 Exajoule," ujar Thomas Willner, dosen HAW Hamburg. "Kalau angka ini bisa dipertahankan dan tidak meningkat di negara-negara seperti India dan Cina, kita punya kesempatan dengan biomassa berkelanjutan, untuk memenuhi kebutuhan ini."
Masih diperlukan solusi untuk mengatasi membengkaknya permintaan negara berkembang. Metode baru sebenarnya punya potensi besar. Tinggal menunggu pengembangan instalasi yang bisa mengolah biomassa secara efisien dalam skala besar.
Taman Al-Azhar Mengubah Wajah Kairo
Taman al-Azhar yang dibangun di atas tempat pembuangan sampah berusia 500 tahun adalah proyek ambisius untuk menghijaukan wajah kota Kairo. Keberadaan taman itu berhasil mentransformasi kawasan kumuh di tepi kota.
Foto: Aga Khan Trust for Culture/Gary Otte
Kairo Mencari Kawasan Hijau
Dengan populasi 23 juta orang, Kairo adalah kota terpadat di Afrika. Kota metropolitan berusia ribuan tahun tersebut saat ini telah menampung seperempat populasi Mesir. Tahun ini penduduk Kairo diprediksi akan bertambah hingga 500.000 orang. Dikelilingi gurun dan laut, penduduk kota mencoba memanfaatkan kawasan hijau sebisanya.
Foto: Reuters
Petak Terlantar di Jantung Kota
Pada tahun 1984 yayasan Aga Khan berniat membangun taman di jantung Kairo. Tapi satu-satunya lahan yang tersisa adalah tempat pembuangan sampah berusia 500 tahun seluas 33 hektar yang selama ini ditelantarkan dan terletak di Darb al-Ahmar, kawasan miskin Kairo.
Foto: Aga Khan Trust for Culture/Stefano Bianca
Lima Tahun Memindahkan Limbah
Setelah proses perencanaan selama bertahun-tahun, pihak yayasan dan pemerintah kota akhirnya sepakat mulai membangun taman pada 1996. Selama lima tahun sebanyak 80.000 truk memindahkan limbah dan sampah dari Darb al Ahmar. Selain itu dua unit tangki air berukuran raksasa ditanam di dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan air taman.
Foto: Aga Khan Trust for Culture/Stefano Bianca
Paru-paru Hijau
Dua puluh tahun setelah direncanakan, taman Al-Azhar akhirnya diresmikan pada 2005. Proyek senilai 30 juta Dollar AS itu dihibahkan oleh yayasan Aga Khan kepada kota Kairo untuk mengenang peran Kekhalifahan Fatimiyah dalam memodernisasi kota sekitar seribu tahun silam.
Foto: Aga Khan Trust for Culture/Gary Otte
Pemandangan Baru Kairo
Selain air mancur, restoran dan danau buatan, taman al-Azhar juga menyimpan 650.000 tanaman. Meski secara resmi dimiliki pemerintah kota, taman ini diurus oleh Yayasan Aga Khan untuk menjaga dan merawat taman.
Foto: Aga Khan Trust for Culture/Gary Otte
Meminjam Nama Masjid
Taman ini diberi nama al-Azhar untuk menghormati masjid kuno yang hanya terletak beberapa meter dari bibir taman. Masjid al-Azhar yang dibangun oleh dinasti Fatimiyah sebagai masjid pertama di Kairo hingga kini masih dianggap sebagai salah satu bangunan paling penting bagi umat Sunni Mesir.
Foto: Aga Khan Trust for Culture/Gary Otte
Sarat Peninggalan Masa Lalu
Selama penggalian taman, pekerja konstruksi banyak menemukan struktur dan bangunan kuno. Peninggalan sejarah itu pun direstorasi dan digabungkan dengan desain taman. Gambar ini menampilkan salah satu sudut Tembok Ayyubiyah yang kemudian menjadi atraksi wisata paling digemari di taman Al-Azhar.
Foto: Aga Khan Trust for Culture/Gary Otte
Proyek Restorasi di Sekitar Taman
Termasuk bagian dari proyek pembangunan taman adalah restorasi bangunan dan sekolah di sekitar. Pada gambar ini terlihat pekerja konstruksi sedang merawat langit-langit masjid Amir Aslam. Uniknya keberhasilan taman Al-Azhar mendorong Yayasan Aga Khan untuk mempersiapkan proyek serupa di Mali, Zanzibar dan Afghanistan.
Ed: Timothy Rooks (rzn/ap)