1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Darurat Kekeringan, Cina Berupaya Selamatkan Hasil Panen

19 Agustus 2022

Cina untuk pertamakalinya menerbitkan peringatan darurat kekeringan, ketika aparat berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan menyelamatkan hasil panen dari suhu panas di sepanjang basin Sungai Yangtse.

Kekeringan di Sungai Yangtse
Kekeringan di Sungai YangtseFoto: Chinatopix/AP/picture alliance

Peringatan tersebut diterbitkan pada Kamis (18/08) malam oleh otoritas Beijing, menyusul kekeringan ekstrem yang melanda wilayah Sichuan di Delta Yangtse sejak beberapa pekan terakhir. Pemerintah mengindikasikan perubahan iklimsebagai faktor utama penyebab kemarau panjang di Cina. "Alarm kuning" nasional yang dikeluarkan pemerintah merupakan tanda bahaya level ketiga.

Saat ini level air di salah satu danau penampungan terbesar di Cina di Provinsi Jiangxi, dikabarkan sudah menyusut menjadi tinggal sepertiganya, lapor kantor berita Xinhua. Sebanyak 66 sungai di Chongqing, barat daya Cina, juga telah mengering sepenuhnya, lapor CCTV.

Curah hujan di Chongqing tahun ini berkurang sebanyak 60 persen dibandingkan masa normal. Kondisi tanah di sejumlah distrik saat ini sedemikian kering, sehingga tidak lagi layak tanam.

Selasa (16/8) lalu, Distrik Beibei di utara Chongqing dilanda gelombang panas dengan suhu udara mencapai 45 derajat Celcius. Chongqing, yang dikenal berhawa panas, mencatat enam dari 10 temperatur udara tertinggi, Jumat (12/08) silam, ketika suhu mencapai 39 derajat Celcius. Pada saat yang sama, kota Shanghai dilanda suhu 37 derajat Celcius.

Level air di Sungai Yangtse berkurang drastisFoto: CHINA DAILY/REUTERS

Pemerintah Chongqing dikabarkan kewalahan menghadapi kebakaran hutan yang mengamuk di berbagai tempat. Adapun suhu udara yang tinggi menimbulkan banyak korban sengatan panas.

Sementara itu, penduduk di Distrik Fuling mendapat kabar akan dikenakan pemadaman bergilir lantaran "bahaya keamanan serius" jika melanjutkan produksi dalam kapasitas normal. Biro Pertanian Chongqing menugaskan tim pakar untuk melindungi hasil panen dan berniat memajukan musim tanam untuk mengimbangi kerusakan panen.

Ancaman ketahanan pangan di Cina

Kementerian Sumber Daya Air saat ini sudah memerintahkan kawasan pertanian untuk menyusun rencana pembagian air yang lebih efisien. Menurut data Kementerian Darurat Cina, suhu panas selama bulan Juli menimbulkan kerugian ekonomi senilai USD 400 juta, yang berdampak terhadap 5,5 juta orang.

Cara Bercocok Tanam Yang Cocok bagi Kawasan Kering

04:16

This browser does not support the video element.

Pada Jumat (19/8), Pusat Meteorologi Nasional Cina (NMC) kembali menerbitkan peringatan bahaya suhu panas, setelah sebelumnya mengeluarkan peringatan serupa 30 hari selama berturut-turut. Menurut prediksi pemerintah, gelombang panas baru akan mereda pada 26 Agustus mendatang.

Lembaga meteorologi Cina melaporkan kawasan seluas 4,5 juta kilometer persegi dilanda temperatur udara di atas 35 derajat Celcius selama sebulan terakhir. Jumlah tersebut mewakili separuh dari wilayah teritorial Cina.

Menguasai sumber air sejak lama merupakan tugas terbesar pemerintah Cina untuk mengamankan suplai pangan. Padi dan jenis tanaman basah lain saat ini sedang memasuki "periode kritis" terkait irigasi, kata Liu Weiping, Wakil Menteri Sumber Daya Air Cina, Kamis (18/8).

Dia mengatakan sekitar 820.000 hektar lahan pertanian di basin Sungai Yangtse, sudah mengalami kerusakan. Kondisi ini berdampak pada ketahanan pangan 830.000 penduduk dan kelangsungan hidup sekitar 160.000 hewan ternak.

rzn/hp (rtr,afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya