1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Utara

Debat Pamungkas Trump dan Biden soal Corona hingga Rasisme

Wesley Rahn
23 Oktober 2020

Masalah pandemi, diskriminasi rasial, dan perawatan kesehatan menjadi pusat perhatian dalam debat pamungkas antara Donald Trump dan Joe Biden. Trump janjikan kesuksesan, sedangkan Biden janjikan kemuliaan dan kehormatan.

Debat final pilpres AS antara Donald Trump dan Joe Biden
Foto: Jim Bourg/AP Photo/picture-alliance

Presiden AS Donald Trump dan rivalnya dalam pilpres AS, Joe Biden, memperdebatkan sejumlah masalah kebijakan dalam debat pamungkas calon presiden untuk pilpres AS pada Kamis (22/10) malam waktu setempat atau Jumat (23/10) pagi waktu Indonesia. Trump menyebut Biden sebagai politisi karier yang tidak efektif, sementara Biden menyebut Trump sebagai "presiden paling rasis dalam sejarah modern."

Debat yang diselenggarakan di negara bagian selatan Tennessee dianggap lebih teratur dibandingkan dengan debat pertama Trump dan Biden, yang disebut sebagai "tabrakan kereta". Kini, setiap kandidat diberi waktu untuk menjelaskan poin-poin kebijakan dengan interupsi terbatas; mikrofon lawan dimatikan untuk memberikan kesempatan kepada kandidat yang dapat giliran bicara, memberikan pernyataan pembukaan yang lebh panjang di setiap topik.

Debat dibuka dengan masing-masing kandidat mengajukan pertanyaan tentang pandemi corona, sebelum beralih ke topik keamanan nasional, campur tangan pemilu, Korea Utara, perawatan kesehatan, stimulus ekonomi, imigrasi, rasisme, iklim dan lingkungan, dan diakhiri dengan pernyataan penutup tentang kepemimpinan.

AS 'bersungguh-sungguh' pada COVID-19

Dalam pernyataan pembukaan Trump tentang pandemi corona, ia berpendapat bahwa AS "bersungguh-sungguh" dan bahwa vaksin akan "dikirimkan dalam beberapa minggu." Trump juga menyebutkan kesembuhannya dari COVID-19, berpendapat bahwa dia sekarang "kebal".

Biden menuduh Trump tidak melakukan apa pun untuk melawan pandemi, dan secara keliru mengklaim bahwa pandemi akan segera berakhir. "Anda mengatakan orang-orang belajar untuk hidup dengan pandemi, orang-orang (malah) belajar untuk mati dengan itu," kata Biden menanggapi pernyataan Trump.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa lockdown menghancurkan perekonomian ASFoto: Mike Segar/Reuters

Kebijakan perawatan kesehatan

Trump menuduh Biden berencana menghentikan kebijakan perawatan kesehatan swasta. "Kami telah melakukan pekerjaan luar biasa pada perawatan kesehatan dan kami akan melakukannya lebih baik lagi," katanya.

Trump menambahkan bahwa rencana kebijakan perawatan kesehatannya akan lebih baik daripada Obamacare, tanpa menjelaskan spesifiknya secara detail, dan itu akan menjadi "perawatan kesehatan yang indah."

Biden membantah tuduhan Trump dengan mengatakan bahwa ia mendukung pengobatan yang disosialisasikan. "Setiap orang harus memiliki hak atas perawatan kesehatan yang terjangkau," kata Biden tentang rencana kebijakan perawatan kesehatan miliknya. "Ini adalah sesuatu yang akan menyelamatkan nyawa orang...Kami harus menyediakan asuransi kesehatan untuk orang-orang dengan harga yang terjangkau dan itulah yang akan saya lakukan."

Trump presiden 'paling rasis dalam sejarah modern'

Biden menjelaskan bahwa ia mengerti mengapa orang tua kulit hitam mengkhawatirkan anak-anak mereka, dan bahwa ada "rasisme institusional di Amerika." Trump mengatakan bahwa dia telah berbuat lebih banyak untuk komunitas kulit hitam di AS daripada presiden mana pun, "kecuali Abraham Lincoln."

Trump menuduh Biden merugikan komunitas kulit hitam pada tahun 1994 dengan mendukung RUU tindak kejahatan ketika Biden masih menjadi senator.

Ketika ditanya tentang gerakan Black Lives Matter, Trump mengatakan dia adalah "orang paling tidak rasis di ruangan itu."

Biden dengan mimik ketidakpercayaannya, mengatakan kepada lawannya: "Abraham Lincoln di sini (Trump) adalah presiden paling rasis yang pernah kami miliki dalam sejarah modern."

Joe Biden mengatakan bahwa Trump mengambil keuntungan dari diskriminasi rasial di ASFoto: Mike Segar/Reuters

Biden ingin 'transisi dari migas'

Trump mengklaim bahwa AS memiliki "tingkat emisi karbon terendah." "Lihat Cina, betapa kotornya itu. Lihat India. Kotor. Udaranya kotor," katanya. Trump mengatakan dia tidak akan mengorbankan industri AS demi kesepakatan iklim Paris. Dia juga mengatakan kincir angin (PLTA) "membunuh semua burung" dan memproduksinya menyebabkan polusi.

Biden mengatakan dia ingin beralih dari industri migas untuk mempromosikan energi terbarukan.

Trump menuduh Biden mencoba "menghancurkan industri minyak." Biden mengatakan AS perlu bergerak menuju nol emisi dan akan bergabung kembali dengan kesepakatan iklim Paris.

Apa yang akan mereka katakan kepada orang-orang yang tidak memilih mereka?

Dalam pernyataan penutupnya, Trump mengatakan bahwa "kita harus membuat negara kita benar-benar sukses, seperti sebelum wabah datang dari Cina." Ia menambahkan bahwa "kesuksesan akan menyatukan kita; kita sedang menuju kesuksesan."

Sementara Biden berkata "saya adalah presiden Amerika dan saya mewakili Anda semua, dan saya akan memberi Anda kesempatan besar untuk membuat segalanya menjadi lebih baik." Dia berjanji untuk membawa "kesopanan, kemuliaan dan rasa hormat - dan itu adalah sesuatu yang belum pernah Anda miliki selama empat tahun terakhir."

Debat ini merupakan kampanye terakhir kedua pasang calon. Pemungutan suara pemilihan presiden AS akan digelar pada tanggal 3 November mendatang.

rap/as

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait