Deforestasi Hutan Amazon Meningkat dalam 15 Bulan Terakhir
8 Agustus 2024
Meski data menunjukkan deforestasi naik pada Juli 2024, angka deforestasi justru turun hampir 46% dalam setahun terakhir, dibanding periode serupa pada tahun sebelumnya.
Iklan
Deforestasi di hutan hujan AmazonBrasil meningkat pada Juli 2024 untuk pertama kalinya dalam 15 bulan terakhir. Data ini mematahkan rekor penurunan deforestasi yang diungkap oleh pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Peningkatan deforestasi ini terjadi di tengah aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para pekerja lingkungan.
Sekitar 666 kilometer persegi lahan hutan Amazon dipangkas pada Juli 2024. Itu berarti, angkanya 33% lebih tinggi dari total 500 kilometer persegi lahan yang dibuka tahun lalu, ungkap data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Ilmu Pengetahuan.
10 Kekayaan Alam Yang Terancam Musnah
Dari hutan di Amazon hingga Laut Mati, banyak harta karun alam berharga yang terancam musnah akibat perubahan iklim.
Foto: picture-alliance/JOKER/W. G. Allgöwer
Hutan hujan Amazon: Paru-paru dunia
Hutan hujan tropis paling berharga yang membentang di sembilan negara di Amerika Selatan ini merupakan penyerap karbon dunia dan rumah bagi beragam tanaman dan hewan langka. Namun pada tahun 2020, tingkat deforestasinya mencapai titik tertinggi karena banyak lahan yang dibuka untuk peternakan, pertanian, dan pertambangan, yang juga menyebabkan jumlah curah hujan di sana menurun seperempatnya.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Arrevad
Great Barrier Reef: Kurang dari 80 tahun lagi
Great Barrier Reef di lepas pantai timur laut Australia telah menjadi rumah bagi 400 jenis karang, 500 spesies ikan dan lebih dari 4000 jenis moluska, seperti penyu. Sayangnya, akibat meningkatnya suhu air laut global sebesar 1,5 derajat Celsius, setengah dari terumbu karang itu telah hilang. Diperkirakan, terumbu karang terbesar di dunia ini akan lenyap pada tahun 2100.
Foto: University of Exeter/Tim Gordon
Surga Darwin yang terancam punah
Kepulauan Galapagos Ekuador yang terletak 1.000 km di lepas pantai barat Amerika Selatan adalah situs Warisan Dunia atas berbagai macam fauna dan flora yang hidup di kepulauan vulkaniknya. Meskipun banyak spesies unik berevolusi di kepulauan ini dan menginspirasi Charles Darwin, surga alam yang langka ini terancam hilang akibat invasi spesiesnya, polusi, hingga penangkapan yang berlebihan.
Foto: imago/Westend61
Himalaya: Gletser mencair, sampah menggunung
Pada tahun 1980, Reinhold Messner berhasil melakukan pendakian solo pertama Gunung Everest tanpa oksigen tambahan. Beberapa dekade kemudian, gunung tertinggi di dunia ini telah didaki lebih dari 10.000 kali. Puncak gunungnya telah menarik banyak pendaki yang justru meninggalkan lebih banyak sampah. Pegunungan Himalaya juga mengalami pencairan gletser yang cukup tinggi akibat pemanasan global.
Foto: AFP/Project Possible
Taman Nasional Pohon Joshua tanpa pohonnya
Akhir abad ini, pohon Joshua yang menjadi nama taman nasional di California, terancam lenyap akibat kenaikan suhu global. Bibit tumbuhan gurun yucca ini tengah berjuang melawan kekeringan. Walaupun banyak yang tumbuh di ketinggian yang lebih sejuk, serangga yang membantu penyerbukan jumlahnya sangat sedikit. Pertumbuhan hama justru lebih banyak di daerah tersebut dan meningkatkan risiko kebakaran.
Foto: picture-alliance/United-Archives
Salju menghilang di Kilimanjaro
Gunung terbesar di benua Afrika ini terdiri dari tiga "kubah" vulkaniknya, salah satu yang tertinggi mencapai 5.895 meter di atas permukaan laut bernama "Kibo". Sekitar 85% salju putih di puncaknya telah menghilang perlahan dari tahun 1912 hingga 2009. Para peneliti menduga bahwa pemanasan global menjadi alasan berkurangnya lapisan salju di warisan Tanzania tersebut.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Machu Picchu: Jejak lingkungan pariwisata
Lebih dari 1,5 juta wisatawan per tahun, telah mengunjungi peninggalan bersejarah suku Inca di Andes, Peru. UNESCO meminta agar jumlah pengunjung dikurangi, dengan alasan bahwa jejak dari jutaan langkah kaki itu dapat membuat struktur kuno ini tidak stabil. Banyaknya turis juga berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.
Foto: picture-alliance/C. Wojtkowski
Maladewa: Menghilang ke lautan
Ingin berlibur ke Maladewa? Coba pikirkan kembali. Dampak negatif perjalanan udara terhadap iklim menjadi kontribusi besar menghilangnya Maladewa ke lautan. Seiring dengan meningkatnya pemanasan global, permukaan air laut dunia juga meningkat hingga 3,7 cm per tahunnya. Bagi Maladewa yang terletak hanya 1,5 meter di atas permukaan laut, setiap sentimeternya sangat lah berharga.
Foto: DW/R. Richter
Danau Nikaragua: Akhir dari keindahan dunia?
Bukan perahu dayung seperti yang diusulkan, melainkan kapal kontainer besar yang akan mulai berlayar melewati Terusan Nikaragua yang menghubungkan Laut Karibia dengan Samudra Pasifik tersebut. Para aktivis lingkungan khawatir hal itu akan berdampak negatif terhadap seluruh ekosistem danau air tawar yang merupakan rumah bagi hiu dan ikan todak, sekaligus pemasok air minum bagi penduduk lokalnya.
Foto: picture-alliance/AP
Kemusnahan Laut Mati
Terletak 420 meter di bawah permukaan laut, Laut Mati yang dikelilingi oleh daratan ini adalah lautan air terendah di bumi. Tetapi danau garam yang unik ini perlahan-lahan mulai mengering. Pengambilan air minum dari Sungai Yordan oleh pihak Israel dan Yordania telah menyebabkan tingkat volume airnya menurun sekitar satu meter setiap tahunnya. (kp/hp)
Foto: picture-alliance/JOKER/W. G. Allgöwer
10 foto1 | 10
Padahal, angka deforestasi ini sempat turun menjadi 46% dalam setahun terakhir jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Sekitar 4.300 kilometer persegi area hutan lenyap, yang setara lebih besar dari ukuran Tanjung Verde.
Presiden Lula da Silva bertekad untuk mengakhiri deforestasi hutan Amazon pada 2030.
Di Hutan Amazon, yang meliputi hampir 40% wilayah Amerika Selatan, deforestasi terjadi karena ekspansi pertanian dan pertambangan ilegal. Aktivitas keduanya meningkat secara drastis di bawah pendahulu Lula de Silva, Jair Bolsonaro.
Peningkatan pada Juli 2024 sebagian besar disebabkan karena aktivitas ilegal di hutan hujan Amazon pada Juli 2023 menurun tajam. Faktor lainnya juga termasuk kekeringan yang melanda Amazon, pemilihan umum yang diadakan tahun ini, dan aksi mogok kerja para buruh lingkungan pada Juni lalu, menurut Wakil Menteri Lingkungan Hidup Brasil Joao Capobianco.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Aksi mogok para pekerja lingkungan
Serikat pekerja lingkungan hidup Ascema, Wallace Lopes, mengatakan aksi mogok para pekerja lingkungan ini secara drastis menekan penegakan hukum.
"Aksi mogok kerja ini jelas berdampak pada peningkatan data (deforestasi)," kata Lopes. Ia menambahkan bahwa dampaknya terlihat jelas dalam jumlah penurunan denda yang dikeluarkan oleh Ibama untuk hal deforestasi dan kejahatan lainnya pada periode tersebut.
Para pekerja itu saat ini menuntut upah dan kondisi kerja yang jauh lebih baik kepada badan penegak lingkungan federal utama, Ibama, dan dinas taman nasional Icmbio.