Demi Cina, Hong Kong Tangkapi Aktivis Pro Demokrasi
27 Maret 2017
Terpilihnya kandidat pilihan Cina sebagai ketua eksekutif Hong Kong menambah ketegangan di negeri kepulauan tersebut. Carrie Lam mengaku ingin mengubur jurang politik, namun mendukung penangkapan aktivis pro demokrasi.
Iklan
Hong Kong bersiap menghadapi ketegangan sosial menyusul terpilihnya kandidat pilihan Cina, Carrie Lam, sebagai ketua eksekutif. Lam mendapat mayoritas suara komite pemilihan yang berjumlah 1.200 orang. Dalam pidato kemenangannya Lam berjanji akan menyatukan negeri yang terbelah antara kelompok pro demokrasi dan pro Cina.
Namun hanya dua hari setelah kemenangan Lam, kepolisian Hong Kong menangkap sembilan aktivis yang menggalang aksi demonstrasi pro demokrasi 2014 silam. Profesor Sosiologi Chan Kin-Man, termasuk yang diseret ke pengadilan dengan dakwaan berlapis, antara lain bertanggungjawab atas "gangguan publik."
"Saya secara mental sudah siap," kata Chan kepada Reuters. "Tapi saya mengkhawatirkan masa depan Hong Kong."
Pemerintah Hong Kong belakangan mulai giat meredam gelombang protes kelompok pro demokrasi. Pasalnya Presiden Cina Xi Jinping dijadwalkan bakal melawat ke kota kepulauan tersebut pada 1 Juli buat merayakan peringatan ke20 kembalinya Hong Kong dari Inggris.
Ketika ditanya soal momentum penangkapan, Lam cuma mengklaim dirinya tidak bisa mengintervensi proses penyidikan yang digelar oleh pendahulunya. Ia banyak mendulang curiga dari penduduk Hong Kong lantaran bekerja erat dengan Beijing. "Ia terpilih hanya karena dukungan Cina," kata pengamat politik Ma Ngok. "Jadi dia punya banyak utang yang harus dibayar kepada pendukungnya di Beijing."
Suara senada diungkapkan aktivis mahasiswa Joshua Wong, yang memimpin "gerakan payung" selama aksi protes massal 2014. "Secara teoritis Ketua Eksekutif adalah jembatan antara pemerintah pusat dan penduduk Hong Kong," ujarnya. "Tapi Lam adalah jembatan yang miring. Ia hanya akan melakukan apa yang diinginkan Beijing dan tidak akan merefleksikan keinginan rakyat pada rejim Komunis."
Demonstrasi di Hong Kong
Pengadilan tinggi Cina memutuskan, pusat kota Hong Kong harus dibersihkan paling lambat Kamis (11/122/14). Demonstrasi yang berlangsung sejak akhir September lalu segera berakhir. Namun tuntutan kebebasan masih nyaring.
Foto: Reuters/Carlos Barria
Gas air mata melawan demonstran
Dengan gas air mata dan semprotan merica atau pepper spray serta pentungan polisi membubarkan para demonstran. Walau aparat keamanan tidak jarang bertindak brutal, dalam demostrasi yang berlangsung selama hampir tiga bulan ini tidak dilaporkan adanya korban jiwa.
Foto: Getty Images/C. McGrath
Lalu lintas lumpuh
Selama aksi demonstrasi dengan pendudukan, banyak jalan protokol di Hong Kong – seperti di kawasan perbankan dalam gambar di atas – lumpuh diblokir oleh demonstran. Kekacauan lalu lintas terjadi di seluruh kawasan ramai di Hong Kong. Bus umum dan jaringan trem juga terhenti.
Foto: Reuters/Carlos Barria
Sekolah libur, toko-toko ditutup
Sekolah-sekolah terpaksa diliburkan dan toko-toko di sepanjang jalan utama distrik pusat bisnis sebagian besar ditutup selama beberapa hari. Bank-bank besar sebelumnya sudah mempersiapkan diri, dan tetap beroperasi dengan jadwal darurat.
Foto: Reuters/Carlos Barria
Protes Berkepanjangan
Demonstrasi berawal dengan digelarnya aksi mogok mahasiswa yang kemudian terus meluas. Gerakan pro-demokrasi Occupy Central lalu bergabung dengan aksi mahasiswa, menuntut pencalonan terbuka dan pemilihan langsung kepala pemerintahan Hong Kong.
Foto: Reuters
Tuntutan demonstran
Para demonstran memrotes keputusan pimpinan komunis Cina di Beijing. Dalam pemilu lokal Hong Kong tahun 2017 mendatang, pemerintah Cina hanya mengijinkan kandidat yang mereka ajukan sendiri. Jadi, bukan calon yang didukung oleh rakyat Hong Kong.
Foto: XAUME OLLEROS/AFP/Getty Images
Satu negara, dua sistem
Sejak Hong Kong dikembalikan pada Cina tahun 1997, pulau bekas jajahan Inggris itu punya status istimewa. Di Hong Kong ada kebebasan pers dan kebebasan berorganisasi, berbeda dengan situasi di Cina daratan. Aksi protes saat ini diikuti dengan penuh perhatian di Cina daratan.
Foto: Reuters
Reaksi pemerintah di Beijing
Pemerintah Cina menyebut aksi demonstrasi di Hong Kong sebagai "kegiatan ilegal". Taktik pemerintah Hong Kong yang mengulur waktu, serta tidak mengabulkan tuntutan para demosntran, membuahkan hasil. Pengadilan tinggi di Cina megeluarkan keputusan pembersihan lokasi demonstrasi. Keputusan yang akan mengakhiri aksi protes pemuda Hong Kong.