Demi Kedaulatan, Vietnam Dorong Militerisasi Armada Nelayan
28 Februari 2019
Insiden di sekitar perairan Natuna menyisakan ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam. Demi melindungi klaimnya atas Laut Cina Selatan, Hanoi meniru strategi Cina mengerahkan armada nelayan di garda terdepan
Iklan
Ketegangan diplomatik belum mereda menyusul upaya Vietnam menghadang operasi penangkapan oleh TNI Angkatan Laut terhadap empat kapal nelayannya di perairan Natuna akhir pekan silam. Menteri Perikananan Susi Pudjiastuti mendesak pemerintah di Hanoi meminta maaf dan mengakui kedaulatan Indonesia.
Desakan itu ditindaklanjuti Kementerian Luar Negeri. "Kita prihatin dengan adanya beberapa kejadian yang halangi upaya penegakan hukum di perairan Indonesia oleh kapal Vietnam", kata Jurubicara Kemenlu, Armanatha Natsir, saat dihubungi DW melalui pesan singkat.
"Kemlu telah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait termasuk kementerian perikanan dan kelautan, untuk mengatasi masalah ini dengan Vietnam, termasuk melakukan komunikasi ke pihak Vietnam."
Insiden di perairan Natuna Utara bukan tanpa perencanaan. Adalah Badan Pengawasan Sumber Daya Perikanan (VFRS) - sebuah lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Pertanian dan Permbangunan Daerah Tertinggal - yang bertugas melindungi aktivitas nelayan Vietnam di Laut Lepas. VRFS terlibat menghalangi operasi pengamanan TNI AL akhir pekan lalu.
Budidaya Udang Ekologis di Vietnam
06:52
Padahal lembaga yang beroperasi serupa pasukan penjaga pantai atau Coastguard itu didirikan pada 2014 silam menyusul agresi Cina di perbatasan laut antara kedua negara. VFRS antara lain bertugas melindungi nelayan yang sering mengeluhkan serangan oleh kapal penjaga pantai asing, antara lain memotong jaring atau merusak kapal sehingga tidak bisa beroperasi.
Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti mengklaim VFRS berkoordinasi dengan militer Vietnam selama bertugas dan diperkuat dengan 100 buah kapal patroli. Dia mengatakan lembaga ini sudah pernah mencoba menghalangi upaya pengamanan TNI AL di Natuna pada 19 Februari silam, kisahnya seperti dilansir oleh Mongabay.
Vietnam belakangan dikabarkan mulai bersikap agresif dalam menjalankan praktik penangkapan ikan. Biasanya nelayan Vietnam melaut di empat koridor perikanan yang membentang antara Teluk Tonkin di perbatasan dengan Cina, hingga Teluk Thailand. Namun sejak pertengahan 2000an nelayan Vietnam mulai merangsek hingga ke perairan Natuna buat mencari ikan.
Saat ini sektor perikanan menyumbang 7% pada Produk Domestik Brutto. Keberhasilan kebijakan perikanan Vietnam turut memicu ledakan produksi sebesar sepuluh kali lipat antara tahun 2000 hingga 2011, dengan fokus pada jenis tangkapan berharga mahal seperti ikan tuna. Pada 2014 silam Vietnam mengekspor produk perikanan senilai hampir USD 500 juta ke 97 negara.
Adu Kekuatan Militer di Laut Cina Selatan
Sengketa wilayah di Laut Cina Selatan picu adu kekuatan militer di wilayah. Anggaran militer sejumlah negara naik drastis. Cina anggarkan pembelian senjata besar-besaran. Yang dilirik pedagang senjata Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Drake
Kapal Induk Kebanggaan Cina
Tentara rakyat Cina mengoperasikan kapal induk Liaoning sejak 2012. Kapal buatan Uni Sovyet tahun 1985 ini dibeli tahun 1998 dari Ukraina. Setelah dirombak dan direnovasi, dilanjutkan dengan pelatihan marinir Cina, sejak 2016 kapal induk ini dinyatakan siap tempur.
Foto: imago/Xinhua
Indonesia Andalkan Kapal Eropa
Indonesia juga melakukan modernisasi alat utama sistem pertahanan laut dengan membeli kapal perang baru. Korvette KRI Sultan Hasanuddin buatan 2007 sdibuat di Belanda. Jerman sejak lama juga menyuplai senjata ke Indonesia dan negara jiran di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Foto: picture alliance/dpa/A. Ibrahim
Vietnam Jagokan Lubang Hitam
Vietnam tak mau ketinggalan, dan tahun silam membeli enam kapal selam pemburu buatan Rusia. Angkatan laut AS dan menjulukinya "lubang hitam" karena kapal selam ini sulit dilcak radar dan nyaris tak berbunyi saat dioperasikan. Zona jelajahnya di kawasan perairan dangkal dan kapal selam ini tangguh menangkal kapal perang maupun kapal selam musuh.
Foto: Vietnam News Agency/AFP/Getty Images
Filipina Andalkan Kapal Buatan AS
Angkatan laut Filpina andalkan kapal perang BRP Gregorio del Pilar dalam sengketa kawasan laut itu. Ini juga bukan kapal baru, melainkan kapal bekas penjaga pantai AS buatan tahun 1967. Setelah dimodernisasi, kapal perang ini diiproklamirkan siap tempur pada 2012. Kawasan operasinya sekitar kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Favila
Singapura Kerahkan Kapal Siluman
Singapura negara terkecil di Asia Tenggara mengandalkan kapal perang berteknologi tinggi. Kapal siluman kelas Formidable buatan Perancis ini dioperasikan negara pulau itu sejak 2007.
Foto: Imago/China Foto Press
AS Tetap Dominasi Kawasan
Amerika Serikat tetap dominasi kekuatan militer di kawasan. Armada ke 7 Pasifik di Asia berkekuatan hingga 60 kapal perang, 350 pesawat tempur dan 60.000 serdadu. Kapal induk USS Ronald Reagan adalah satu-satunya yang dioperasikan terus menerus di luar perairan AS. Pangkalan kapal induk ini adalah basis AL di Yokosuka, Jepang. Penulis. Rodion Ebbighausen (as/ap)
Foto: AP
6 foto1 | 6
Asosiasi Eksportir dan Produser Makanan Laut Vietnam (VASEP) melaporkan saat ini negeri komunis itu memiliki 110.000 kapal nelayan, 33.000 di antaranya merupakan kapal jelajah jauh yang mampu mencapai perairan Indonesia dan bahkan Filipina.
Dalam proses ekspansi perikanan Vietnam menggunakan strategi serupa Cina. Sejak 2009 pemerintah di Hanoi mendorong nelayan untuk lebih sering melaut ke kawasan yang diperebutkan dengan melegalkan "milisi perikanan" yang diperkuat dengan 8.000 kapal dan 1,22% dari tenaga kerja perikanan Vietnam.
Milisi laut itu antara lain terlibat membantu militer Vietnam mengepung anjungan minyak lepas pantai milik Cina yang beroperasi di wilayah perbatasan pada 2014 silam. Saat itu Presiden Truong Tan Sang diakabarkan mengirimkan surat yang mendorong nelayan Vietnam untuk terlibat dalam penegakan kedaulatan di Laut.
Akibat kejadian itu, pemerintah Vietnam mengeluarkan Dekrit 67 yang mendorong modernisasi armada nelayan Vietnam dengan menyediakan jaminan kredit untuk membangun kapal yang lebih besar. Kebijakan itu diharapkan bisa memperkuat klaim Vietnam atas Laut Cina Selatan yang juga mencakup kawasan utara Natuna.
rzn/hp (dari berbagai sumber)
Nelayan Tumpuan Negara
Sektor perikanan memegang peranan penting bagi Vietnam. Tetapi sektor ini sekarang menghadapi masalah besar akibat adanya pertikaian wilayah laut dengan Cina.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Negara Nelayan
Pagi hari, pelabuhan kota Danang di Vietnam tengah mulai aktif. Sektor perikanan sejak dulu pegang peranan penting dalam perekonomian negara tersebut.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perusahaan Keluarga
Sebagian besar sektor perikanan merupakan bisnis keluarga. Awak kapal penangkap ikan ini baru saja menurunkan hasil tangkapan. Baru beberapa tahun belakangan ini industri penangkapan ikan berkembang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pasar Ikan
Dengan bantuan perahu kecil, hasil tangkapan dibawa ke darat dan diterima pedagang. Banyak pedagang membeli untuk restoran atau hotel besar di Danang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pedagang Besar
Pedagang besar, yang menerima tangkapan ikan dan mengangkutnya dengan truk besar tidak banyak di Danang. Tapi ekspor meningkat, misalnya ekspor makanan laut ke Uni Eropa.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Di Daratan
Di daratan, seperti di pelabuhan Sa Ky (foto) pedagang kecil menjual ikan dan udang terutama bagi warga setempat. Ketika pria melanjutkan pekerjaan di kapal, kaum perempuan kerap mengambil alih penjualan. Sebuah kapal bisa memberi makan bagi 15 keluarga.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Kerja Keras
Badan statistik Vietnam mencatat adanya 30.000 kapal nelayan. Di tiap kapal bekerja 10 sampai 15 pria, yang berada di laut sampai sebulan. Mereka hidup berdesak-desakan. Sebuah kamar besarnya hanya sekitar 15 meter persegi.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perbaikan
Dalam pekerjaan berupa perbaikan peralatan yang sangat diperlukan, misalnya memperbaiki jala, biasaya seluruh keluarga diikutsertakan. Tanpa kerja sama sumber mata pencaharian tidak mungkin terjamin.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Cekcok Teritorial
Penempatan anjungan pengeboran lepas pantai HD981 oleh Cina di daerah perairan yang dipersengketakan, jelas memperburuk situasi nelayan. Kapal Cina dan Vietnam semakin sering bentrok.
Foto: picture-alliance/dpa
Korbannya
Di dok pelabuhan Danang ditambat kapal Vietnam berkode 90152. Kapal itu ditenggelamkan tanggal 27 Mei 2014 ketika bertabrakan dengan kapal pengawas pantai Cina. Pemerintah Vietnam membelinya dari pemilik kapal sebagai bukti agresi Cina di wilayah mereka.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Patriotisme
Di daerah pantai Vietnam propaganda bisa dijumpai di mana-mana. Spanduk ini bertujuan jadi peringatan, bahwa pulau ini, yang berlokasi di dekat pantai Vietnam, adalah milik negara Vietnam. Akhir pertikaian sejauh ini belum terlihat.