Wakil Presiden AS Mike Pence berupaya meredakan ketegangan dengan Eropa menyusul komentar nyinyir Presiden Donald Trump ihwal NATO dan UE. Namun kehadiran Pence di Brussels gagal mengusir kecurigaan terhadap Washington.
Iklan
Wakil Presiden AS, Mike Pence, menemui pemimpin NATO dan Uni Eropa pada Senin (20/2), buat memastikan dukungan Presiden Donald Trump. Selain Komisaris Luar Negeri UE, Federica Mogherini, Pence juga akan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg.
Kunjungannya ke Brussels, Belgia, dilakukan seusai menghadiri Konferensi Keamanan München. Di sana Pence menegaskan "Amerika Serikat akan tetap menjadi sekutu terbesar Anda."
"Presiden Trump dan bangsa Amerika Serikat tetap setia pada ikatan transatlantik."
Sebelumnya sikap kritis Trump terhadap NATO dan dukungannya pada hasil referendum Inggris untuk keluar dari Uni Eropa sempat memicu kekhawatiran di Brussels. Kini Pence bertugas meredakan ketegangan hubungan antara AS dan sekutunya di Eropa.
NATO Bersiap Perang Hadapi Rusia
Ketegangan di Ukraina ikut menyeret NATO. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu pun bersiap menghadapi skenario terburuk, yakni perang dengan Rusia, dengan membentuk satuan cepat dan menggelar latihan militer di Polandia
Perang Gerilya Melawan Rusia
Skenario perang yang dipilih NATO tidak jauh dari konflik Ukraina. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu mempersiapkan pasukannya untuk terlibat dalam perang geriliya, melawan pasukan pemberontak yang disokong jiran Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Unjuk Gigi di Polandia
Untuk itu NATO memilih Polandia, negara anggotanya yang berada paling dekat dengan Rusia. Di Zagan, NATO menurunkan helikopter tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan elit dari berbagai negara. Salah satu yang dilibatkan adalah tank Leopard 2 teranyar milik militer Polandia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Manuver Terbesar
Manuver di Zagan, Polandia, adalah latihan militer terbesar yang pernah digelar NATO. Untuk memindahkan 2100 serdadu dari sembilan negara beserta puluhan alat tempur dan amunisi, NATO membutuhkan 17 pesawat kargo, sembilan kereta barang dan sebuah konvoi berisikan 30 truk.
Foto: DW/B. Wesel
Speerspitze buat Eropa Timur
Buat menangkal ancaman Rusia, NATO membentuk satuan elit gabungan bernama "Speerspitze" alias ujung tombak, yang berisikan 5000 serdadu dengan berbagai alat tempur termutakhir. Pasukan gerak cepat ini khusus dilatih untuk melindungi negara-negara di timur Eropa dari tentara pemberontak sokongan Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Hujan Duit
Untuk membiayai satuan elit terbaru itu NATO telah mempersiapkan dana sekitar 20 Miliar Euro atau sekitar Rp. 300 trilyun hingga tahun 2025. Dana tersebut akan dipakai buat membeli tank tempur, pengangkut personel lapis baja, artileri, helikopter dan berbagai perlengkapan serdadu. Sebagai perbandingan, anggaran pertahanan TNI tahun ini tercatat sebesar 84,5 Triliyun Rupiah.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Tanpa Serdadu
NATO juga menyambut usulan Amerika Serikat untuk menempatkan lebih banyak alat tempur di Eropa Timur. Saat ini NATO tidak bisa menempatkan serdadu di perbatasan timur secara permanen. Penyebabnya adalah perjanjian damai dengan Rusia yang diratifikasi tahun 1997.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Menghalau Ancaman di Langit
Salah satu sistem alutista yang ingin ditempatkan NATO di perbatasan timur adalah MEADS, alias Medium Extended Air Defense System. Sistem pertahanan udara teranyar itu tidak cuma mampu menghalau rudal atau obyek terbang di berbagai ketinggian, tapi juga dapat berpindah tempat secara fleksibel.
7 foto1 | 7
Pence misalnya menegaskan pihaknya akan terus menekan Rusia untuk menghormati perjanjian gencatan senjata di Ukraina. Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rex Tillerson juga mengatakan Washington hanya akan bekerjasama dengan Moskow jika menguntungkan untuk rakyat AS.
Namun Menlu Perancis Jean-Marc Ayrault mengaku merasa "terpukul" ketika Pence menghindar membahas Uni Eropa. Perancis sebelumnya mengecam Washington setelah Trump menyatakan dukungan bagi Brexit dan berharap negara Uni Eropa lain mengikuti langkah London.
Komisaris Luar Negeri Mogherini sempat mewanti-wanti Trump untuk tidak "mencampuri" urusan Eropa ketika berkunjung ke Washington dua pekan silam. Kunjungan Pence sendiri dinilainya sebagai "isyarat politik yang sangat penting."
Ketika Tentara AS Terlalu Gendut Untuk Berperang
Militer Amerika Serikat sedang dirundung masalah kegemukan. Tidak cuma kekurangan calon tentara, setiap tahun Pentagon juga harus memecat ribuan serdadu berbadan gemuk yang tidak lagi mampu mengemban tugas di lapangan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Singer
Lemak Menghambat
Sejak lama Amerika Serikat dibekap masalah tingginya angka penduduk yang menderita penyakit kegemukan. Diperkirakan sepertiga penduduk AS, sekitar 78,6 juta, tercatat mengalami obesitas. Kini masalah itu turut menghinggapi militer AS yang kini serius memerangi kegemukan di antara pasukannya.
Foto: Colourbox
Obesitas Berlipatganda
Antara 1998 hingga 2010 jumlah personil aktif militer AS yang menderita kegemukan bertambah tiga kali lipat. Diperkirakan sekitar 5,6% jumlah serdadu pernah didiagnosa mengalami obesitas. Jumlahnya mencapai 86.000 tentara.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Singer
Dipecat Karena Tidak Bugar
Setiap tahun Pentagon terpaksa memecat ribuan serdadu karena dinilai kegemukan dan tidak cukup bugar untuk mengemban tugas di lapangan. Tahun 2012 silam jumlahnya hampir mencapai 2000 orang. Rekor pemecatan akibat obesitas di militer AS terjadi tahun 1991 dengan angka 3000 orang.
Foto: Shah Marai/AFP/GettyImages
Petaka di Usia Muda
Militer tidak cuma kewalahan memerangi obesitas di antara serdadu, tetapi juga kesulitan mencari calon tentara yang cakap. Permasalahan terbesar terletak pada tingginya tingkat obesitas di kalangan remaja AS. Data tahun 2012 menyebut sekitar 21% remaja AS di rentang usia 12 hingga 19 tahun mengalami kegemukan. Tren serupa bisa disimak pada kelompok usia 6-12 tahun.
Masa Depan Terancam
Dalam sebuah laporan yang dilansir mingguan Economist, militer AS gagal memenuhi target perekrutan serdadu muda untuk ketiga matra, yakni darat, laut dan udara. Pada tahun fiskal yang telah lewat, Pentagon berniat merekrut 177.000 tentara baru yang berasal dari penduduk di rentang usia 17 hingga 21 tahun yang jumlahnya mencapai 21 juta orang. Jumlah yang berhasil direkrut tidak sampai setengahnya
Foto: Reuters/M. J. Martinez
Gagal Sejak Awal
Data teranyar menyebut dari 195.000 penduduk yang mendaftar untuk karir di militer, cuma 75.000 yang dinilai memenuhi kualifikasi. Sebagian gagal karena masalah catatan kriminal atau memiliki tato di tubuhnya, tapi sekitar 10% gagal masuk karena menderita kegemukan. Jumlahnya diyakini akan terus bertambah.
Foto: Reuters
Menyusut Karena Gemuk
Akibat masalah obesitas, jumlah serdadu AS diperkirakan akan berkurang drastis dari 570.000 personil menjadi 490.000 tahun 2017. Tren ini diyakini akan terus berlanjut selama masalah obesitas masih mendekap kaum remaja Amerika.