1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demokrasi di Afrika Selatan Hadapi Tantangan

Ridwan, Asril23 September 2008

Pertarungan dalam tubuh Partai Kongres Afrika ANC, memaksa Presiden Tabo Mbeki mengundurkan diri.Demokrasi yang masih muda di Afrika Selatan terancam?. Media Internasional menyorotinya.

Thabo Mbeki yang terpaksa melepaskan jabatannya sebagai Presiden.Foto: AP



Harian Austria DER KURIER , menurunkan komentar berjudul " masa depan politik di Afrika Selatan dibayangi ketidakpastian".


Selanjutnya harian ini menulis,


"secara politis neraca kepemimpinan Thabo Mbeki yang mengundurkan diri,dinilai dengan sikap berbeda. Ia berhasil menjalankan makro ekonomi, dan juga berhasil membawa Afrika Selatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan dunia sepakbola tahun 2010 mendatang. Tapi rakyat awam, dapat dikatakan tidak memetik keuntungan dari keberhasilan itu. Angka penggangguran membengkak mencapai 40 persen. Juga Thabo Mbeki tidak berhasil meredam tindak kriminal. Sekarang, setelah masa transisi, Jacob Zuma akan memegang kendali di Afrika Selatan. Dan itupun bukannya tanpa ancaman bahaya. Zuma sebagai seorang politisi yang populis, ia juga dituduh terlibat skandal korupsi. Apakah Zuma , orang yang cocok untuk memimpin Afrika Selatan belum terbukti. Selama ini yang terbukti adalah kemampuannya melakukan intrik.


Harian Norwegia AFTENPOSTEN yang terbit di Oslo, dalam menanggapi mundurnya Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki menurunkan ulasan berjudul" pertarungan kekuasaan didalam tubuh Partai Kongres Nasional ANC, merupakan sesuatu yang tidak sehat bagi demokrasi di Afrika Selatan".


Harian ini menulis,


" dipaksa mundurnya Thabo Mbeki sebagai Presiden Afrika Selatan, merupakan pelecehan secara pribadi dan politik.Teman separtainya, memaksa Mbeki untuk mundur. Karena dua pertiga pemilih berdiri dibelakang Partai Kongres Nasional ANC, maka perdebatan dalam tubuh partai, jauh lebih penting ketimbang perdebatan diparlemen. Dalam jangka panjang, ini tidak sehat , bagi demokrasi yang masih muda di Afrika Selatan. Yang menjadi pertanyaan besar dan masih terbuka adalah,bagaimana Jacob Zuma yang kemungkinan akan menjadi Presiden mendatang, menggunakan kekuasaannya. Apakah ia akan berusaha memenuhi janjinya kepada para pemilih atau akan menenangkan kehidupan ekonomi dan investor asing?. Masa depan Afrika Selatan tergantung kepada apakah Jacob Zuma menemukan keseimbangan yang jauh lebih baik bagi keduanya , ketimbang pendahulunya.


Harian liberal kiri Inggris THE INDEPENDEN yang terbit di London berkomentar


,"pengunduran diri Thabo Mbeki datang terlambat. Ia semakin mengecewakan.Lengsernya dari jabatan Presiden, merupakan tanggung jawabnya sendiri.Ia mencegah bantuan bagi kelompok oposisi dalam memerangi penyakit AIDS, yang sangat dibutuhkan warganya. Pengunduran diri Mbeki secara paksa, juga merupakan isyarat persaingan ketat dalam tubuh partai ANC. Ekonomi kerakyatan yang dicanangkan Jacob Zuma sebagai Ketua baru Partai ANC, mungkin bukan merupakan resep yang terbaik bagi Afrika Selatan, Dengan kondisi seperti ini, sebaiknya diselenggarakan pemilihan umum baru.(ar)